Zulnas.com, Batubara, — Sebuah langkah besar diambil Kabupaten Batubara untuk mendukung petani lokal. Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Cabai resmi diluncurkan di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Limapuluh Pesisir diresmikan .
Peresmian ini dilakukan oleh Wakil Menteri UMKM, Helvi Y. Moraza, bersama Bupati dan Wakil Bupati Batubara terpilih, H. Baharuddin Siagian dan Syafrizal, serta jajaran Forkompinda Batubara.
RPB hadir sebagai solusi strategis untuk mengatasi berbagai permasalahan yang selama ini membelenggu petani cabai. Dari harga yang tidak stabil hingga kesulitan akses pasar, semuanya mulai terurai dengan adanya fasilitas ini.
Baca : Harga Cabai Hari Ini Tak ‘Sepedas’ Kemarin
Baca : Gubsu Edy : “Beritau saya, Apa Yang Petani Cabai Butuhkan, Saya Pastikan Saya Bantu”
“Kami ingin memastikan petani Batubara tidak hanya bertahan, tapi melangkah maju. Dengan RPB ini, petani bisa menghasilkan produk bernilai tambah dan mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik,” ujar Helvi Y. Moraza dengan penuh optimisme.
Hilirisasi Cabai: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang
Sebagai salah satu komoditas strategis Indonesia, cabai memegang peran penting dalam ketahanan pangan nasional. Kini, berkat RPB, petani Batubara tak hanya mengandalkan penjualan cabai mentah, tetapi juga bisa mengolahnya menjadi produk berkualitas tinggi, seperti pasta cabai pasteurisasi, bumbu masak, hingga camilan berbahan cabai.
“Ini adalah bagian dari program hilirisasi Presiden Prabowo, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk lokal. Dengan inovasi ini, cabai Batubara bisa bersaing di pasar nasional hingga internasional,” tambah Helvi.
Baca : Guna Stabilkan Harga, Zahir Akan Bangun Rumah Produksi Bersama Cabai Merah
Baca : Harga Cabai Tak Lagi ‘Pedas’ di Batubara
Dukungan Besar dari Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Batubara menunjukkan dukungan luar biasa. Pada tahun 2024, dana lebih dari Rp2,7 miliar telah dialokasikan untuk mendukung operasional RPB, termasuk pembangunan fasilitas laboratorium, drainase, dan penerangan.
“Tujuan kami jelas, menciptakan petani mandiri yang tidak lagi bergantung pada tengkulak. Stabilitas harga cabai saat panen raya juga akan terjaga, sehingga inflasi di Batubara bisa ditekan,” ungkap Bambang Hadi Suprapto, Asisten II Pemkab Batubara.
Potensi Besar Batubara sebagai Sentra Cabai
Kabupaten Batubara dikenal sebagai penghasil cabai terbesar ketiga di Sumatra Utara, dengan produksi mencapai 13 ribu ton per tahun dari lahan seluas 655,26 hektare. Potensi ini kini semakin maksimal berkat kehadiran RPB.
Baca : Harga Cabai di Batubara Anjlok, Kadis Pertanian ‘Salahkan Pasar’
Baca : Hancur Mina, Harga Cabai di Batubara 4000 Ribu, Jasmi Minta Solusi Pemerintah
“RPB ini adalah jawaban atas kebutuhan petani dan peluang besar untuk mengangkat nama Batubara sebagai sentra hilirisasi cabai,” ujar Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok, Ali Alkatiri.
Baca : PD Pasar Medan Siap Tampung Cabai Batubara 10 Ton Seminggu
Mewujudkan Impian Petani Makmur
Melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan penuh dari para petani, RPB Komoditas Cabai di Batubara diharapkan mampu menciptakan lompatan besar dalam sektor pertanian.
“Kami ingin melihat petani Batubara hidup lebih baik. Mari kita bersama-sama menjaga fasilitas ini, meningkatkan kualitas cabai, dan menjadikan RPB sebagai pusat inovasi,” pungkas Helvi.
Dengan hadirnya RPB, masa depan cerah pertanian Batubara kini bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang bisa dirasakan oleh petani dan masyarakat setempat. ****Zn