Zulnas.com, Batubara — Setelah memasuki tahun baru 2021, harga cabai merah di kalangan petani lubuk cuik, Desa perupuk Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara mengalami penurunan harga secara drastis.
Bulan Desember lalu, harga cabai merah diperoleh petani Rp 45 ribu perkilo, dan setelah tahun baru harga terus menurun dan hari ini harga cabai merah turun hingga Rp23 ribu perkilo gram.
Baca Juga : Harga Cabai Tak ‘Sepedas’ Kemarin
Rahman, 30 petani cabai asal bulan bulan ditemui zulnas.com, Rabu, (13/1/2021) mengatakan harga cabai merah akan turun apabila memasuki tahun baru, dan tahun ini, harganya akan terus jatuh karena petani cabai merah Takengon Aceh panen raya.
Jika petani cabai Batubara terlambat panen dikhawatirkan petani akan merugi.
Alasannya, harga cabai Takengon Aceh bisa murah karena biaya pengolahan tak membutuhkan obat obatan, sementara disini biaya penanaman, pupuk dan pasca panen terbilang mahal.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, bila harga seperti hari ini, petani memang tidak merugi tapi tak mendapatkan untung lumayan.
* Petani Berharap Pemerintah Dapat Dirikan Pabrik Saos
Rahman menyebutkan didaerah lumbung cabai di Batubara dapat didirikan perusahaan pengolahan saos cabai.
Karena, 10 – 20 persen cabai hasil panen petani tidak laku terjual dikarenakan patah dan rusak di tengah. Jika harga anjlok petani kesulitan menjual hasil panennya.

“Beberapa bulan yang lalu berita tentang pabrik saos itu santer terdengar, tapi belakangan ini senyap saja,” ujar Rahman menyesalkan.
Kawasan lumbung cabai daerah bulan bulan sekitarnya saat ini sedang mencabut batang cabai diperkirakan pertengahan bulan Pebruari akan memulai aktivitas menanam cabai lagi.
“semoga panen depan harga cabai menguntungkan petani,” harapnya. ***Et