Zulnas.com, Sumedang — Andri Reginaldi (29) adalah pembina dari salah satu komunitas pecinta reptil di Kabupaten Sumedang bernama Komunitas Bangke Laut. Ia pun cukup berpengalaman dalam memahami karakteristik berbagai jenis ular.
Meski begitu, ada pengalaman yang tidak bisa dilupakan hingga nyaris merenggut nyawanya. Yakni, saat terkena gigitan ular jenis king kobra pada 2010.
“Saat itu saya tidak sadarkan diri selama 3 hari,” ungkapnya kepada detikJabar belum lama ini.
Insiden itu terjadi saat Andri sedang memindahkan ular king kobra sepanjang 3,5 meter ke kandang lainnya. Entah bagaimana ular tersebut bisa menggigit salah satu jari tangannya.
“Saat itu pengetahuan saya memang masih kurang tentang king kobra ini. Gigitannya padahal saat itu hanya sedikit di ujung salah satu jari tengah tangan saya,” ujarnya.
Andri mengaku bagian tangan yang terkena gigitan seketika mulai terasa panas. Lantaran khawatir anggota keluarganya panik maka, dia pun tidak menghiraukan gejala sakitnya.
“Saya malah sempat main ke warnet sekitar 2 jam lamanya,” terangnya.
Baru kemudian sepulang ke rumah, Andri mulai tidak kuat menahan efek dari bisa king kobra di dalam tubuhnya hingga akhirnya jatuh pingsan.
“Pas sampai rumah baru terasa pandangan sudah mulai kabur, ngomong sudah tidak jelas atau ngelantur dan akhirnya saya pun pingsan,” ujarnya.
Andri langsung dilarikan ke RSUD Sumedang ketika itu. Di sana, dia mendapatkan perawatan selama satu hari dan dirujuk ke rumah sakit Hasan Sadikin Bandung.
“Saat itu saya katanya menerima 5 ampul serum anti bisa ular. Satu ampul di RSUD Sumedang, sisanya di rumah sakit Hasan Sadikin,” terangnya.
Beruntung, Andri bisa luput dari maut hingga mulai siuman pada hari keempat pascakejadian.
“Saya tidak sadar sama sekali, pas bangun tahu-tahu sudah berada di rumah sakit,” ujarnya.
Dalam dunia pecinta ular, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa setelah terkena gigitan ular berbisa maka akan kebal terhadap gigitan ular lainnya.
Menurutnya, pandangan seperti itu salah dan membahayakan keselamatan. Semestinya, orang yang pernah terkena gigitan ular harus lebih meningkatkan kewaspadaannya. Sebab, serum khusus untuk menangani bisa king kobra belum tersedia di Indonesia.
“Bisa king kobra itu terdiri dari sitotoksin, neurotoksin serta kardiotoksik. Nah serum untuk kardiotoksiknya ini yang belum ada di kita, jadi saya juga dikasihnya serum polivalen yang di dalamnya hanya terkandung serum untuk kekebalan terhadap bisa ular yang bersifat neurotoksik dan hemotoksik atau untuk jenis ular selain king kobra tapi Alhamdulillah saya selamat,” katanya.
Sejak kejadian itu, Andri mulai memiliki seorang pembimbing yang dianggapnya sebagai guru dalam menggeluti dunia ular. Andri kini cukup memiliki pengalaman dalam menangani berbagai jenis ular.
“Dulu mah masih awal-awal belum punya guru tapi sejak kejadian itu saya punya pembimbing untuk menangani ular king kobra dan ada cara pertolongan pertama saat terkena gigitannya, meski lebih efektif ke rumah sakit,” ujarnya.
“Selama berkecimpung dalam dunia ular, saya udah pernah digigit king cobra sebanyak empat kali dan Alhamdulillah sekarang itu tidak sampai masuk ke rumah sakit,” ia menambahkan.
Bersama Komunitas Bangke Laut yang berdiri sejak 2009, Andri kini masih aktif dalam memberikan edukasi kepada pelajar dan masyarakat umum terkait manfaat keberadaan ular, cara menanganinya serta bahaya dari gigitan ular demi menjaga keseimbangan ekosistem. ***detik.com