Zulnas.com, Batubara — Di bawah kepemimpinan baru Baharuddin Siagian dan Syafrizal, Kabupaten Batubara kini berdiri di persimpangan yang menentukan arah masa depannya lima tahun ke depan. Namun sampai awal April ini, belum ada tanda-tanda bahwa kerangka besar pembangunan, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), diajukan ke DPRD.
Ismar Khomri, Ketua Fraksi Karya Pembangunan Nasional (KPN) DPRD Batubara, menyerukan pentingnya dokumen tersebut segera disusun dan disampaikan.
“RPJMD ini bukan sekadar formalitas, ini peta jalan bagaimana janji ‘berkah-bahagia’ untuk rakyat bisa diwujudkan,” kata Ismar dalam satu perbincangan di Limapuluh.
Menurutnya, tanpa dokumen itu, sulit mengukur sejauh mana visi-misi kepala daerah diterjemahkan dalam kebijakan konkret. Terlebih lagi, APBD tahun 2025 masih menggunakan warisan dari pemerintahan sebelumnya, membuat evaluasi terhadap kinerja Bahar-Syafrizal menjadi kabur.
Namun, panggilan Ismar tak berhenti pada aspek administratif semata. Ia menyoroti potensi besar yang selama ini terlupakan: pesisir Batubara.
Kekayaan yang Terhampar di Pesisir
Membentang sepanjang 61 hingga 62 kilometer dari Serdang Bedagai hingga Asahan, kawasan pesisir Batubara bukan hanya garis pantai biasa. Ia menyimpan peluang ekonomi yang luar biasa, terutama dalam sektor perikanan dan kelautan.
“Potensinya besar, bukan hanya untuk konsumsi lokal tapi juga bisa sampai ekspor,” tutur Ismar yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD periode lalu.
Namun yang menjadi sorotan utamanya adalah keterlibatan masyarakat. Ismar mendorong Pemkab agar tak hanya membangun infrastruktur atau membuka keran investasi besar-besaran, tapi juga merancang strategi agar masyarakat lokal bisa menjadi pelaku utama dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut.
“Selama ini, banyak potensi yang hanya bisa dijamah kalangan swasta bermodal besar. Kalau rakyat hanya jadi penonton, untuk siapa pembangunan itu?” tanyanya retoris.
Menggandeng Rakyat, Merangkul Regulasi
Pembangunan kawasan pesisir tak bisa dilepaskan dari regulasi tingkat provinsi maupun pusat. Karenanya, Pemkab Batubara, menurut Ismar, harus cekatan membaca peluang dan memahami aturan. Ini menjadi penting, karena Batubara termasuk titik strategis dalam proyek nasional yang sedang didorong pemerintah pusat.
Ismar menyebut bahwa keikutsertaan masyarakat pesisir bukan hanya soal keadilan ekonomi, tapi juga kunci untuk menjaga keberlanjutan sumber daya. “Yang hidup di sana, tahu betul bagaimana menjaga laut, menjaga hasil tangkapan. Itu nilai yang tak bisa digantikan,” katanya.
Harapan untuk Sebuah Warisan
Seruan Ismar Khomri pada dasarnya adalah harapan: agar Baharuddin Siagian dan Syafrizal tak hanya meninggalkan jejak sebagai pasangan kepala daerah yang populer, tetapi sebagai pemimpin yang visioner—yang menyiapkan cetak biru pembangunan untuk masa depan, dan melibatkan rakyat sebagai fondasi utama.
RPJMD bukan sekadar dokumen. Ia adalah janji yang ditulis, strategi yang disepakati, dan kompas yang akan membimbing sebuah pemerintahan berjalan ke arah yang benar.
Kini, bola ada di tangan Pemkab. Apakah “berkah-bahagia” akan tetap jadi slogan, atau benar-benar terwujud dalam tindakan?, semoga kita mendapatkan berkah dan bahagia. (Khairul).