Akibat Banjir, Petani Suka Ramai, Ngomben Panen Di Bahu Jalan

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 6 November 2019 - 20:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara –Sejumlah petani didesa Suka Ramai Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Sumatera Utara mengaku kesulitan dalam menjalankan aktivitas sawah milik mereka. Setiap mendekati jadwal panen, para petani terpaksa harus berhadapan dengan air, karena ‘diserang’ banjir kiriman.

Selain itu, mereka juga terpaksa menggunakan bahu jalan untuk melakukan aktifitas memanen (mengomben padi), karena lahan mereka banjir, sehingga mereka kesulitan untuk memanen diladang sawah.

“Kesulitan kami ya saat panen begini, jika musim banjir, kami terpaksa harus memanen padi dengan menggunakan palansa (plastik) agar padinya tidak terendam banjir”, ujar salah seorang petani Nababan didesa setempat, rabu (06/10/2019).

Dia juga menjelaskan, untuk mendukung keberlangsungan panen padi masyarakat, para petani membutuhkan sirkulasi air, dimana kondisi air sangat mempengaruhi keberhasilan petani padi di Desa Suka Ramai.

Baca Juga :  Gedung Megah Dekranasda Batubara Diresmikan, Bupati Harap UMKM Naik Kelas

“Ya, memang serba salah, gak ada air, kita juga membutuhkannya, tapi jika banjir air, kita juga kesulitan,” Terangnya.

Panen padi, para Petani terpaksa harus menggunakan bahu jalan di Desa Suka Ramai Kecamatan Air Putih

Ta hanya Nababan, petani lain juga mengaku demikian, seperti yang diutarakan Selamat Riady, ia mengaku kesulitan dalam melakukan aktivitas pertanian sawah miliknya, selain harus mengkhawatirkan serangan hama tanaman, ia juga merasa kesulitan dengan kondisi air yang membanjiri tanaman padi miliknya.

“Yang selalu menjadi persoalan petani itu adalah banjir. Kalau sudah banjir, petani akan kejar-kejaran saat panen”, ujar Selamat Riady di Suka Ramai, Rabu (06/10/2019).

Baca Juga :  Waw 2020, Jalan Tol Kalimantan Akan dibangun diatas Laut

Selamat mengaku mempunyai lahan sawah seluas satu hektar didesa setempat, selama menekuni sawah miliknya, ia selalu kejar-kejaran dengan kondisi banjir kiriman. Kadang-kadang ia terpaksa memanen sawah dengan menggunakan plastik agar padinya tidak basah.

Biasanya, kata Selamat, panen petani di desa itu dua kali dalam setahun, dengan mengandalkan pola tanam tadah hujan, petani akan mengontrol kondisi air agar tidak banjir diladang saat pola tanam berlangsung.

“Mulai dari bulan nopember atau (bulan sebelas), sampai bulan desember, kami sudah mulai membajak tanah dan meratakannya, nanti pada bulan enam atau Juni petani sudah bisa memanen padinya,” Tutur Selamat. ****Zn

Berita Terkait

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih
Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat
Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”
Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal
Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?
Bantu Pengusaha, Bank Sumut Lima Puluh Promosikan Produk KMSS
Kenaikan Harga Beras, Jangan Sampai Menyulitkan Petani Dapatkan Pupuk
PD Pasar Medan Siap Tampung Cabai Batubara 10 Ton Seminggu
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 00:38 WIB

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:05 WIB

Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:07 WIB

Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”

Sabtu, 21 Desember 2024 - 15:29 WIB

Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:45 WIB

Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?

Berita Terbaru

Asahan

Pemkab Asahan Sembelih 111 Hewan Kurban

Sabtu, 7 Jun 2025 - 13:45 WIB

Asahan

Bupati Asahan Ikuti Panen Raya Jagung Serentak

Jumat, 6 Jun 2025 - 20:09 WIB