Zulnas.com, ACEH SINGKIL – Pernyataan kontroversial seorang penggiat budaya, Wanhar Lingga, dalam acara Festival Desa Budaya ke-4 di Desa Tanjung Mas, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, berbuntut panjang.
Ucapan yang dinilai merendahkan profesi wartawan tersebut memicu protes keras dari kalangan jurnalis dan berujung pada laporan resmi ke Polres Aceh Singkil.
Dalam pidato sambutannya, Wanhar Lingga secara terang-terangan menantang para wartawan untuk mengaudit penggunaan dana hibah acara senilai Rp 150 juta. Ia bahkan menyuruh awak media untuk “belajar lagi” dan menantang mereka adu kemampuan menulis.
“Ayo, silakan diaudit! Kami tantang teman-teman media. Kalau kalian merasa Rp 150 juta itu telan dana, waduh, terlalu kecil, Bung. Belajar lagi lah!” ujar Wanhar dengan nada yang dianggap meremehkan.
Pernyataan tersebut, yang terekam dalam sebuah video, dianggap oleh para jurnalis sebagai bentuk penghinaan terhadap profesionalisme insan pers di Aceh Singkil.
Media Bereaksi Keras
Ucapan tersebut sontak memantik reaksi dari para wartawan lokal, baik dari media cetak, online, radio, maupun televisi. Ramli Manik, salah satu jurnalis yang melaporkan kasus ini, mengaku tersinggung dengan narasi yang disampaikan Wanhar di depan umum.
“Jika Wanhar merasa lebih pintar dan mampu, itu hak dia. Tetapi, ucapannya telah melukai hati kami sebagai insan pers. Ini bukan hanya soal profesi, melainkan soal martabat dan integritas kami,” tegas Ramli, Senin (14/1/2024).
Ia menambahkan bahwa wartawan bekerja di bawah payung hukum, yakni Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Ramli meminta kepolisian mengusut kasus ini secara tuntas agar menjadi pelajaran bagi siapa pun yang meremehkan peran media.
Dukungan untuk Wartawan
Kasus ini juga mendapat perhatian luas dari masyarakat, termasuk rekan-rekan jurnalis di wilayah lain. Mereka mendukung langkah hukum yang diambil, mengingat pernyataan seperti itu dinilai dapat merusak kepercayaan publik terhadap pers sebagai pilar demokrasi.
“Media adalah pengawal informasi yang kredibel. Jangan sampai profesi ini direndahkan oleh ucapan yang tidak bertanggung jawab,” ujar seorang jurnalis senior di Aceh Singkil.
Menunggu Tindak Lanjut Polisi
Polres Aceh Singkil telah menerima laporan ini dan sedang memprosesnya. Diharapkan, tindakan tegas dari pihak kepolisian dapat menjadi solusi atas polemik ini dan memberikan keadilan bagi para jurnalis.
Sementara itu, Wanhar Lingga belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan tersebut. Festival Desa Budaya yang seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat persatuan budaya kini justru meninggalkan jejak kontroversi yang meresahkan. (Imam)