Batubara,zulnas.com –Bupati Batubara Ir Zahir M.Ap mengharapkan Baju Khas Melayu Tenun Songket Asal Batubara dapat menjadi Icon dalam pameran PRSU Sumatera Utara. Dengan desainer yang baik, tenun songket dapat ditonjolkan menjadi Icon Batubara.
Hal itu dikemukakan Bupati Batubara Zahir pada saat pembukaan PRSU di Medan, belum lama ini.
Pemerintah Kabupaten (pemkab) Batu Bara, katanya, terus berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat dengan melakukan pembinaan terhadap industri kecil menengah.
Terutama terhadap para pengrajin tradisional yang mampu memberikan ciri khas etnik bagi songket asli kabupaten Batu Bara.
Kemudia ia juga menjelaskan bahwa, Pemkab Batu Bara Berupaya Berikan Pelayanan Terbaik Bagi Pengerajin Tradisional
Guna untuk mendukung perkembangan pakaian sejarah para leluhur itu, Pemerintah kabupaten Batu Bara akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaiknya dalam melakukam pelatihan dan bantuan peralatan kepada para pengerajin.
Salah satunya terhadap para pengrajin tenun tradisional yang mampu menghasilkan songket dipasar lokal maupun gelobal.
Tampilan Songket Tradisonal di Batu Bara Masih Monoton dan Membosankan.
Bupati Batu Bara, Ir Zahir mengatakan, selama ini Pengerajin songket di Kabupaten Batu Bara masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) atau dikenal sebagai warisan luhur nenek moyang terdahulu, sehingga selain membutuhkan proses dan waktu yang lama, kadang kala, pembuatanya sampai delapan hingga sepuluh hari dengan tampilan yang terkesan masih monoton.
“Tradisi inilah yang coba akan kita pelajari dan kita kembangkan kembali, agar corak produk tenunan etnik yang sudah ada, kita kembangkan lagi agar tidak terlihat monoton dan membosankan” Kata Zahir
Membangun Kesadaran Bagi Para Penenun Untuk Berinovasi, Dengan Harapan Identitas Lokal Tidak Memudar
Oleh karena itu, Bupati Zahir menegaskan perlunya membangun kesadaran bagi para penenun songket asli kabupaten Batu Bara, agar para penenun terus dapat berinovasi dengan menghadirkan songket yang lebih modren dan kekinian, namun tetap mewakili etnik daerah asalnya dengan beragam corak yang ditampilkan.
hal tersebut diharapkan Bupati Zahir, agar identitas dan kecintaan songket dalam kehidupan modern tidak mudah memudar dan ditelantarkan oleh perkembangan zaman. ***Red
