Zulnas.com, Labuhanbatu — Wakil Bupati Labuhanbatu Hj.Ellya Rosa Siregar membuka Diseminasi Penelitian Akseptasi QR Code Indonesia Standard (QRIS) Labuhanbatu Raya bersama Bank Indonesia cabang Pematang Siantar di Ballroom Suzuya Hotel Rantauprapat Jalan Ahmad Yani Kelurahan Kartini Kecamatan Rantau Selatan (Selasa 23/5/2022).
QRIS adalah cara pembayaran menggunakan sistem digital yang dinilai sangat mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran secara non tunai.
Sebagaimana arahan presiden Republik Indonesia untuk informasi digital di Indonesia, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk berkontribusi dalam percepatan dan perluasan digitalisasi diantaranya dengan mengembangkan pembayaran digital, selanjutnya dalam rangka memperluas akseptasi masyarakat terhadap pembayaran digital maka diperlukan strategi perluasan yang tepat dan terarah.
Hj.Ellya Rosa Siregar pada pidatonya menyampaikan, sebagaimana arahan presiden Jokowi pada rapat terbatas mengenai perencanaan transformasi digital pada senin 3 Agustus 2020 yang lalu pada poin kelima berkaitan dengan skema skema pendanaan dan pembiayaan tranformasi digital segera disiapkan secepat-cepatnya yang berkaitan dengan regulasi.
“Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu sangat mendukung kegiatan penelitian yang dilaksanakan Bank Indonesia bekerjasama dengan universitas Labuhanbatu dalam rangka mengkaji penerimaan masyarakat terhadap sistem pembayaran tanpa uang tunai,” ucap Wabup Labuhanbatu itu.
Dengan adanya kebijakan nontunai diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perekonomian Kabupaten Labuhanbatu, sosialisasi transaksi non tunai harus dilaksanakan secara simultan baik pada aparatur pemerintah pelaku usaha dan masyarakat, harapannya Bank Indonesia sebagai lembaga yang menggagas sistem pembayaran Indonesia 2025 dapat memberikan arah yang jelas guna memperoleh manfaat digitalisasi dalam sistem keuangan.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu sangat mendukung penerimaan QRIS di Kabupaten Labuhanbatu dengan harapan masyarakat terutama para pelaku dan UMKM memperoleh manfaat sebesar-besarnya seperti peningkatan penjualan karena pembayaran berbasis digital.
Lebih lanjut Hj.Ellya Rosa menuturkan, peningkatan penjualan pembayaran berbasis digital secara tidak langsung akan meningkatkan daya saing dan mengurangi biaya pengelolaan kas, terhindar dari uang palsu tidak perlu menyediakan uang kembalian, transaksi tercatat secara otomatis dan bisa dilihat secara real dan lain sebagainya. Tandas Wakil Bupati.
Dengan adanya diseminasi penelitian akseptasi masyarakat terhadap QRIS di Kabupaten Labuhanbatu ini, kita berharap sinergi dan kolaborasi antara pemerintah baik Bank Indonesia, para pelaku usaha dan masyarakat dalam pengembangan ekonomi digital sistem pembayaran non tunai dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu.
Lebih lanjut, dia menghimbau manfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga mampu meningkatkan pemahaman kita akan pentingnya cashlees payment- Qris dalam pembangunan Kabupaten labuhanbatu” tambah Hj. Ellya Rosa
Pada kesempatan tersebut Kepala perwakilan Bank Indonesia Cabang Pematang Siantar Teuku Munandar mengungkapkan, perkembangan jaman di era digital begitu pesat berkembangnya sehingga kita juga harus mengikuti perkembangan ini, jangan sampai kita tergilas karena kita tidak mengikuti perkembangan kita tergilas pada jaman kita.
“Contoh dampaknya sudah kalau dulu mungkin ada orang yang malas menggunakan smartphone karena repot segala macam tapi sekarang mau tidak mau kita harus menggunakannya” ungkap Kepala Perwakilan itu.
Dijelaskan Teuku, kehadiran QRIS pada dasarnya untuk membuat transaksi dengan istilahnya cemumu ah (cepat mudah, murah, aman handal) dengan QRIS ini bapak ibu sekalian bisa cukup membawa HP sudah bisa transaksi di mana saja. jelasnya.
Strategi tersebut didasarkan pada tingkat akseptasi masyarakat terhadap pembayaran digital. Identifikasi tingkat akseptasi masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu terhadap pembayaran digital telah dilaksanakan melalui penelitian bersama dengan akademisi universitas Labuhanbatu.
Tujuan penelitian tersebut, sebut Teuku, untuk mengukur tingkat pemahaman atau akseptasi QRIS, tetapi juga dia mengungkap sejauh mana implementasi QRIS diukur sebuah indeks terhadap indikator yang sudah ditentukan penelitian yakni harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh sosial, kondisi fasilitas tingkat kecemasan internet dan kebiasaan berpengaruh pada minat perilaku dan perilaku pengguna QRIS di Kabupaten Labuhanbatu Raya, Dengan harapan program ini bisa berkembang. sebut Teuku.
Acara yang diikuti pimpinan perbankan Kabupaten Labuhanbatu, Perwakilan Kepala OPD Kabupaten Labuhanbatu Raya, tim peneliti Universitas Labuhanbatu dan petinggi Bank Indonesia cabang Pematang Siantar tersebut diisi dengan penyampaian hasil penelitian diseminasi oleh UIKSPPUR- KPW cabang Pematang Siantar Ajhar, dan di akhiri acara, diisi dengan diskusi dan tanya jawab oleh Tim Peneliti Universitas. (BAF)