Zulnas.com, Batubara — Deru kapal memecah keheningan malam, menciptakan simfoni khas yang berpadu dengan tarikan arus laut. Gelapnya permukaan air, yang memantulkan kilauan bintang di angkasa, seakan menjadi panggung bagi alam untuk menunjukkan keagungannya.
Di kejauhan, Pulau Pandan berdiri sunyi namun megah, sebuah dunia kecil yang menyimpan cerita bagi kami petualangan mancing yang bersedia melawan ombak dan angin kencang.
Saya dan kawan-kawan, Hasanuddin alias karnes, Jefri Sitorus, Iwan Has, Faisal dan kawan-kawan lainnya merayakan tahun baru 2025 sambil memancing di dua Pulau Salah nama dan Pulau Pandang.
Di malam pergantian tahun, Pulau Pandan menjelma menjadi ruang kontemplasi yang menenangkan jiwa. Angin laut berembus lembut, membawa aroma garam yang menyegarkan napas. Ombak kecil mengusap batu-batu karang, seolah menyanyikan doa bagi para penghuni laut.
Malam itu, keheningan ditemani suara tawa kecil dari teman-teman seperjalanan. Kami menyiapkan peralatan pancing, bukan sekadar untuk mendapatkan ikan, tetapi untuk menyatu dengan semesta alam. Setiap kail yang dilempar ke dalam laut adalah undangan bagi penghuni kedalaman untuk berbagi cerita.
Arus deras menjadi arena bermain ikan-ikan karang yang tak terlihat mata. Tarikan pertama terasa, tubuh kecil seekor kakap muncul dari permukaan, seolah menjadi simbol sambutan dari penghuni Pulau Pandan. Dalam gelapnya malam, kami bertahan, mengulur waktu, menikmati keajaiban hidup di sela kesunyian.
Langit di atas Pulau Pandan adalah sebuah kanvas tak bertepi. Jutaan bintang berkedip seakan merayakan pergantian tahun bersama kami. Sesekali, sebuah meteor melintas, memercikkan cahaya yang hanya dapat dilihat oleh mereka yang sabar menunggu.
Malam semakin larut, namun Pulau Pandan terus bercerita. Angin yang berbisik, ombak yang bergulung, dan ikan yang menari di kedalaman adalah bahasa alam yang jarang kita dengar dalam hiruk pikuk kota.
Ketika fajar mulai menjelang, Pulau Pandan memeluk kami dengan kehangatan. Langit berangsur terang, mengubah malam menjadi harapan baru.
Di sinilah kami menyadari bahwa tahun baru bukan hanya tentang perayaan, melainkan tentang keberanian untuk memulai, menikmati proses, dan menghargai setiap detik yang telah berlalu.
Pulau Pandan adalah sebuah pelukan alam, sebuah jeda dari kehidupan yang penuh rutinitas. Malam itu akan selalu dikenang, sebagai saat ketika kami benar-benar hidup, dalam keheningan, dalam kebersamaan, dan dalam harmoni dengan semesta. ****Zn