Zulnas.com, Batubara –Sejumlah petani didesa Suka Ramai Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Sumatera Utara mengaku kesulitan dalam menjalankan aktivitas sawah milik mereka. Setiap mendekati jadwal panen, para petani terpaksa harus berhadapan dengan air, karena ‘diserang’ banjir kiriman.
Selain itu, mereka juga terpaksa menggunakan bahu jalan untuk melakukan aktifitas memanen (mengomben padi), karena lahan mereka banjir, sehingga mereka kesulitan untuk memanen diladang sawah.
“Kesulitan kami ya saat panen begini, jika musim banjir, kami terpaksa harus memanen padi dengan menggunakan palansa (plastik) agar padinya tidak terendam banjir”, ujar salah seorang petani Nababan didesa setempat, rabu (06/10/2019).
Dia juga menjelaskan, untuk mendukung keberlangsungan panen padi masyarakat, para petani membutuhkan sirkulasi air, dimana kondisi air sangat mempengaruhi keberhasilan petani padi di Desa Suka Ramai.
“Ya, memang serba salah, gak ada air, kita juga membutuhkannya, tapi jika banjir air, kita juga kesulitan,” Terangnya.
Ta hanya Nababan, petani lain juga mengaku demikian, seperti yang diutarakan Selamat Riady, ia mengaku kesulitan dalam melakukan aktivitas pertanian sawah miliknya, selain harus mengkhawatirkan serangan hama tanaman, ia juga merasa kesulitan dengan kondisi air yang membanjiri tanaman padi miliknya.
“Yang selalu menjadi persoalan petani itu adalah banjir. Kalau sudah banjir, petani akan kejar-kejaran saat panen”, ujar Selamat Riady di Suka Ramai, Rabu (06/10/2019).
Selamat mengaku mempunyai lahan sawah seluas satu hektar didesa setempat, selama menekuni sawah miliknya, ia selalu kejar-kejaran dengan kondisi banjir kiriman. Kadang-kadang ia terpaksa memanen sawah dengan menggunakan plastik agar padinya tidak basah.
Biasanya, kata Selamat, panen petani di desa itu dua kali dalam setahun, dengan mengandalkan pola tanam tadah hujan, petani akan mengontrol kondisi air agar tidak banjir diladang saat pola tanam berlangsung.
“Mulai dari bulan nopember atau (bulan sebelas), sampai bulan desember, kami sudah mulai membajak tanah dan meratakannya, nanti pada bulan enam atau Juni petani sudah bisa memanen padinya,” Tutur Selamat. ****Zn