Genjot PAD Batubara, Ali Hatta Sarankan Strategi Ini Guna Optimalisasi Pendapatan Daerah

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 9 Oktober 2021 - 12:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara — Anggota DPRD Batubara Muhammad Ali Hatta mulai mengawatirkan plafon Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak dan retribusi tahun ini terasa stagnan diangka 110 milyar. Kelemahan pihak eksekutif setempat dalam meningkatkan instrumen PAD menurutnya perlu disikapi serius agar pendapatan pemerintah tidak turun drastis.

Memang, politikus partai Golkar Batubara itu memaklumi selama setahun terakhir penurunan pendapatan dipengaruhi oleh faktor pandemi. Namun jika kondisi demikian terus dibiarkan, Ali khawatir malah justru akan membatasi pemerintah dalam agenda belanja APBD Batubara untuk kepentingan masyarakat secara menyeluruh.

“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, kita akan tanyakan kepala daerah dan meminta komitmen para OPD agar serius dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Retribusi dan Pajak daerah,” tegas Ali Hatta kepada zulnas.com, di Kecamatan Tanjung Tiram Sabtu (9/10/2021).

Ali menerangkan, tahun 2022 objek pajak dari sektor PPJ sudah tidak dapat lagi dipungut, kebijakan lost yang merugikan daerah itu sudah diputuskan Mahkamah Konstitusi dan mulai diterapkan di tahun 2022 mendatang.

“Jadi, pengurang objek pungut itu, harus diimbangi dari aspek kinerja yang lebih optimal, terutama disektor retribusi, targetnya belum sesuai dengan realisasi, ini yang mau kita sepakati bersama dengan pemerintah daerah,” tegas Ketua Komisi II DPRD Batubara itu.

Baca Juga :  TP. PKK Batubara Raih Juara I Tingkat Sumut Kategori UP2K

Baca Juga : Ditengah Pandemi, Begini Jurus Rijali Tingkatkan PAD Batubara

Soal retribusi yang dikelola oleh sejumlah OPD, Ali mencermati, instrumen Pendapatan ini selalu tidak naik diangka 75 persen dari cuan yang ditargetkan. Sedangkan sektor pajak, seperti PPJ, PBB dan PPHTB yang selama ini lebih dominan mendulang pendapatan daerah.

Ketua Komisi II DPRD Batubara Muhammad Ali Hatta dan Kepala BPPRD Batubara Rijali

Selain dari itu, ia juga menyebutkan objek pajak lainnya, seperti APU/ABT dan PBB menjadi salah cermatan baginya untuk dapat ditingkatkan disektor korporasi.

Ali mencontohkan, beberapa terobosan dewan dalam peningkatan pendapatan pernah dilakukan berupa Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pelaku ekonomi, pada tahap itu, ia meminta laporan ulang terhadap wajib pajak, ternyata setelah direview, justo lebih baik dapat dipungut tagihan kepada wajib pajak.

“Laporan wajib pajak itu perlu direview secara berkala, kadang adakalanya pelaku usaha itu bersifat pasif, atau mungkin memang lupa, sehingga dengan mereview kembali kita tau, masih ada potensi angka pendapatan yang dapat dipungut lagi,” ujar Ali.

Baca Juga :  Dua Tahun Zahir Fokus Infrastruktur Jalan, Ekonomi Masyarakat Meningkat

Ali menyebutkan, biasanya, sifat pelaku usaha lebih cendrung dinamis, ia akan terus mengembangkan usahanya dengan melahirkan unit usaha baru dari usaha yang digelutinya.

Baca Juga : Pengembangan Kawasan Kuala Tanjung, Zahir Ajak Investor Masuk ke Batubara

Contoh misalnya, pelaku usaha yang selama ini kita catat hanya objek hotelnya saja, ternyata dilokasi itu, rupanya ada hiburan, ada rumah makan, ada objek wisata lainnya. “Nah, A1, A2, atau ada mungkin A8 ini yang belum dicatat, sehingga kita luput dari seluruh objek usahanya. Ini yang mungkin selalu terjadi,” paparnya.

Begitu juga disektor koperasi, Ali meminta kepada dinas BPPRD Batubara untuk mencermati kembali sejumlah objek pajak terhadap perusahaan besar seperti, PT Inalum, Domba Mas, Multi Nabati dan Wilmar, perlu dipantau ulang, jangan sampai kita kecolongan.

Bila perlu, katanya, ada semacam petugas kontrak-inteligen sehingga petugas yang mendata dilapangan dapat lebih terukur dan terarah. ***

Berita Terkait

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih
Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat
Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”
Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal
Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?
Bantu Pengusaha, Bank Sumut Lima Puluh Promosikan Produk KMSS
Kenaikan Harga Beras, Jangan Sampai Menyulitkan Petani Dapatkan Pupuk
PD Pasar Medan Siap Tampung Cabai Batubara 10 Ton Seminggu
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 00:38 WIB

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:05 WIB

Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:07 WIB

Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”

Sabtu, 21 Desember 2024 - 15:29 WIB

Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:45 WIB

Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?

Berita Terbaru