Zulnas.com, Deliserdang –Pasokan listrik salah satu kebutuhan dasar bagi rakyat jelata. Bagaimana tidak, ketika daerah yang tidak dialirkan listrik bak seperti hidup dizaman batu. Hidup dizaman merdeka tentu berbeda dengan teknologi serba ada. Tetapi tidak dialami oleh desa terpencil di Kabupaten Serdang Bedage Sumatera Utara.
Dilansir dimedia Sinar Indonesia Baru (sib), Warga Dusun IV Batu Obot Desa Pertambatan Kecamatan Dolokmasihul Kabupaten Sergai, yang merasa hidup seperti di zaman penjajahan karena belum dialiri listrik, Minggu (28/7/2019).
Sejumlah warga di Dusun IV Batu Obot Desa Pertambatan Kecamatan Dolokmasihul Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), merasa hidup seperti di zaman penjajahan. Hal itu diakibatkan di kawasan tersebut belum pernah dialiri listrik sama sekali. Sehingga suasana perkampungan di daerah itu ketika malam hari terlihat gelap gulita.
Pantauan SIB di lokasi, Minggu (28/7/2019), akses jalan menuju perkampungan di perbatasan Sergai-Simalungun itu juga terlihat memprihatinkan karena banyak dipenuhi lubang yang menganga. Untuk kendaraan roda empat atau lebih, dipastikan tidak dapat memasuki perkampungan tersebut dikarenakan akses jalan yang sempit.
Tetua masyarakat setempat bernama Marisa Br Barus (73) didampingi warga lainnya Barita Simbolon (36) dan Derita Br Simbolon saat diwawancarai SIB di lokasi menjelaskan bahwa saat ini kampungnya hanya dihuni 7 Kepala Keluarga (KK) saja.
Dulunya, lanjut dia, banyak masyarakat yang bermukim di kawasan itu hingga mencapai sekitar 30 KK. “Namun, karena tak ada listrik itu, banyak masyarakat yang mengungsi (pindah) ke daerah lain,” ujarnya.
Pihaknya juga mengaku sudah berulangkali menyampaikan persoalan tersebut ke pemerintah setempat ataupun PT PLN. Namun, PT PLN berdalih listrik bisa masuk ke kampung itu jika minimal dihuni 20 KK. Selain itu, pihak PT PLN juga, kata dia, mematok harga sebesar Rp5 juta sebagai harga pemasangan meteran awal.
“Mau uang dari mana kami memasang listrik di sini. Sedangkan kami sehari-hari hanya bekerja serabutan. Untuk makan saja sudah sulit,” keluhnya sembari menyebut bahwa anak-anak mereka juga selalu mengeluh kegelapan ketika mengulang pelajaran di rumah pada malam hari.
Atas situasi tersebut, pihaknya meminta pemerintah setempat maupun PT PLN dapat mencari solusi terbaik terhadap persoalan tersebut. “Di zaman yang sudah merdeka ini kami merasa seperti dianaktirikan. Tolonglah Pak Bupati, bantu kami,” harap warga berkaca-kaca.
Terpisah, Manager PT PLN Rayon Dolokmasihul Erwin Siagian saat dihubungi SIB via telepon selulernya, Senin (29/7/2019) mengatakan bahwa masyarakat yang belum teraliri listrik itu sudah datang melaporkan keadaan itu kepada pihaknya.
Atas laporan tersebut, pihaknya menyarankan masyarakat untuk membuat surat resmi agar diajukan ke PT PLN Area Pematangsiantar untuk diteruskan ke PT PLN Medan.
Menurutnya, terealisasi atau tidaknya permintaan masyarakat itu bukan domain (ranah) pihaknya. Pihaknya mengaku hanya bisa membantu mengantarkan surat permohonan saja. *** (T09/q/zn)