Berkunjung ke Batubara, ADK Bercerita dengan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

zulnas
zulnas

Zulnas.com, Batubara — Achmad Doli Kurnia Tanjung atau akrap disapa ADK menggelar silaturrahmi dengan tokoh-tokoh di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara, Propinsi Sumatera Utara, Kamis 7 Desember 2023.

Kedatangan Anggota DPR RI dari Partai Golkar itu disambut hangat oleh sejumlah Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat yang diantaranya H. Achmad Mansyur, H. Ramlan Is, Haji Jasni Ibka dan Haji Mhd Yunus.

Selain Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, ADK juga berlisaturrahmi dengan tokoh pejuang pemekaran Kabupaten Batubara yang diantaranya Khairul Muslim, Syarkowi Hamid, Ismari Khomri SS yang juga ketua Golkar Batubara, Buyung Morna, Nafiar, Mustafa Achyar, Zulkifli Nasution dan sejumlah tokoh pemekaran lainnya.

Hadir juga Kader Golkar Batubara Kharial S.Pd, Syahrizal Fahmi, Amran SH, Aidil Fitri, dan sejumlah kader Golkar ditingkat Kecamatan dan Desa.

Baca : ADK Kunjungi Batubara Cerita Perjuangan Pegawai Honor Jadi PPPK

Dalam silaturrahmi yang penuh keakraban itu dikemas dengan dialog ringan membahas sejumlah isu central baik Sosial, politik, Budaya dan hingga membicarakan tentang momentum Hari Ulang Tahun Kabupaten Batubara dan Mega Proyek Pembangunan Kantor Pemerintahan Batubara.

Dibidang Politik, ADK menjelaskan tentang rencana revisi UU Desa soal masa jabatan kepala desa yang semula 6 tahun dan akan direvisi penambahan menjadi 8 tahun. Begitu juga soal Penjabat Bupati Batubara yang akan mengisi jabatan Bupati Batubara melalui Kuputusan Mendagri yang sebentar lagi akan berakhir.

Isu dibidang sosial soal ketimpangan sosial dimana terdapat berbedaan yang signifikan dalam distribusi sumber daya, peluang, hak, dan keuntungan di antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Ketimpangan sosial merupakan bentuk ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat dalam status dan kedudukan.

Soal Budaya, Ketua Komisi II DPR RI itu menjelaskan bahwa Kabupaten Batubara adalah mayoritas tanah melayu, dimana mayoritas masyarakat pesisir pantai yang berprofesi sebagai nelayan.

Secara umum, kehidupan masyarakat pesisir pantai tergantung dari hasil tangkapan nelayan. Jika hasil tangkapan melimpah nelayan akan sejahtera, namun sebaliknya jika hasil tangkapan minim, masyarakat banyak mengutang ‘dikedai sampah’.

Selama dialog Tak terasa berjalan hampir dua jam dengan penuh keakraban, pertemuan yang dihiasi dengan hujan lebat itu terlihat lebih bermakna hingga meninggalkan kesan yang penuh kehangatan. ***Dan

Share this Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *