Zulnas.com, Batubara — Rencana pemerintah daerah dalam misi penyelamatan warga Batubara yang terancam kelaparan akibat dampak covid-19 di Malaysia terus menuai kontroversi dikalangan masyarakat setempat.
Berbagai tanggapan muncul kepermukaan dengan berbagai alasan yang rasional. Bahkan ada yang menyebutkan penyelamatan warga di Malaysia adalah bagian dari sisi kemanusiaan dan tuntutan hati nurani.
Anggota DPRD Batubara H Darius SH menyatakan sependapat dengan rencana pemkab Batubara dalam upaya penyelamatan warganya yang terancam kelaparan akibat Malaysia masih menetapkan status Lockdown terhadap aktivitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja dinegeri Malaysia.
Alasannya, Politisi Partai berlambang Ka’bah itu mengaku prihatin dan cemas akan keselamatan nyawa warga Batubara yang terancam kelaparan dan terkukung akibat dampak sistemik yang muncul akibat virus Corona.
“Inikan persoalan batiniah, persoalan penyelamatan anak bangsa, bukan persoalan kemaslahatan,” Ujar H Darius SH Menjawab zulnas.com melalui via telpon seluler terhadap pro kontra penjemputan warga Batubara yang di Malaysia, minggu (19/4/2020).
Terhadap persoalan kemungkinan tertularnya warga Batubara itu tergantung dari kesiapan pemerintah daerah dan gugus tugas dalam mengantisipasi kemungkinan hal yang paling terburuk.
“Tim gugus tugas kan punya standar SOP. Ada kajian komprehensif disana, punya pasilitas karantina, ruang isolasi dan alat rapid test yang akan diberlakukan dalam penjemputan warga Batubara,” Tegasnya.
Baca Juga : Pemulangan Warga dari Malaysia Mengancam Keselamatan Penduduk Batubara
Baca Juga : Malaysia Lockdown, Zahir Selamatkan 126 Warga Batubara di PHK
Baca Juga : Malaysia Lockdown, TKI ‘Makan’ Rumput untuk Bertahan Hidup
Tak hanya itu, jika kemudian pemkab Batubara membantu perlengkapan logistik untuk saudara- saudara kita di Malaysia berapa pula budget yang akan dikeluarkan pemerintah.
Darius menganalisa, jika pemkab Batubara membantu biaya mereka selama proses Lockdown, berapa kocak yang akan harus dikeluarkan pemerintah, dalam jangka lama tentu pemerintah juga hitung- hitungan.
Namun sebaliknya, jika mereka kemudian dikembalikan ke kampung halamannya, masih ada harapan bagi mereka untuk berjuang hidup dengan mengkais rezeki dilaut Batubara.
Selanjutnya, jika kemudian mereka ditopang untuk memenuhi kebutuhan hidup, berapa ratus orang yang harus diselamatkan, dalam kaitan itu, justro muncul persoalan baru yaitu bagaimana pula yang belum terdata?
Sebelumnya, Ketua relawan Covid-19 Rela Berbagi Effendi Tanjung Menyatakan tidak sependapat dengan rencana pemerintah akan memulangkan warganya yang terancam kelaparan di Malaysia.
Rencana itu, menurutnya bertentangan dengan dasar kemanusiaan, bukan dari sisi kedaerahan.
Namun ia tidak menafikan niat baik pemerintah dalam misi penyelamatan. Ia hanya mengkhawatirkan kemungkinan terburuk dari kepulangan warga yang bisa saja menularkan penduduk Batubara.
“Niat pemerintah sudah baik, hanya belum tepat saja,” Tegas mantan anggota dewan tiga periode Asahan- Batubara Sabtu (18/4/2020) malam.
Pemerintah perlu arif dan bijaksana, jangan sampai warga Batubara makan rumput disana, bak buah semala kama. Semoga, *