Zulnas.com, Batubara — Di balik angka-angka pajak yang naik dan neraca keuangan yang surplus, berdiri sosok tenang bernama Rijali. Tapi kini, pria yang dikenal bersahaja itu memilih mengundurkan diri dari panggung birokrasi. Dan semua orang terkejut.
Bagi sebagian besar orang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batubara, nama Rijali bukan sekadar pejabat. Ia adalah simbol integritas kerja, ketekunan, dan relasi sosial yang baik. Maka ketika kabar pengunduran dirinya sebagai Kepala BKAD tersebar, suasana ruang kantor mendadak hening.
“Tidak ada yang tahu. Kami benar-benar kaget,” ucap salah satu bawahannya kepada zulnas.com, Kamis 24 April 2025 yang enggan disebut nama. Tak ada tanda, tak ada kode, bahkan di hari-hari terakhir sebelum surat pengunduran diri itu masuk ke meja Bupati Baharuddin Siagian.
Karier yang Tumbuh Bersama Daerah
Jejak karier Rijali bak peta yang tumbuh bersama sejarah Batubara. Dari masa Bupati OK Arya, ia sudah menempati posisi strategis sebagai Kabid Pungut pajak. Di masa itu, ia dikenal sebagai birokrat pekerja senyap jarang bicara, tapi hasil kerjanya selalu nyata.
Baca : Rijali dan Gratifikasi
Baca : Bahas Ranperda, Kaban Bapenda Rijali Optimis PAD Batubara Bertambah 2024
Baca : Sejenak Bersama Rijali
Waktu terus berjalan. Ketika Bupati Zahir memimpin, Rijali naik menjadi Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), posisi yang membuatnya lebih dikenal publik.
Di sana, ia mencatatkan prestasi membanggakan: berhasil menagih kekurangan bayar Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dari perusahaan besar seperti PT Inalum. Satu keberhasilan yang berdampak langsung pada naiknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Batubara secara signifikan. Bukan sekadar naik—surplus.
Prestasi itu tak berhenti. Ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) jabatan yang menempatkannya di jantung keuangan daerah.
Baca : Mengulas Kinerja Rijali, Dari Prestasi Hingga Perjalanan dan Karir di Batubara
Baca : Rijali Kritik, Kades Harus Kreatif Raih Pendapatan Desa
Baca : Ditengah Pandemi, Begini Jurus Rijali Tingkatkan PAD Batubara
Banyak orang menyebut, kepemimpinan Rijali di BKAD terasa tenang tapi terarah. Di tengah tantangan fiskal dan beban belanja yang tinggi, ia mampu menjaga stabilitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Birokrat yang Bersahabat
Tapi yang membuat Rijali benar-benar dihormati bukan hanya soal angka. Ia piawai menjaga silaturrahmi. Dengan bawahannya, ia dikenal rendah hati dan tidak berjarak. Sementara kepada kalangan jurnalis, ia terbuka, komunikatif, dan tak pelit informasi.
“Kalau kami minta data atau wawancara, Pak Rijali selalu merespons langsung. Kadang malam pun dibalas,” ujar seorang jurnalis lokal. “Dia bukan tipe pejabat yang menjaga jarak.” subutnya.
Barangkali karena itulah, kabar mundurnya terasa ganjil. Tak ada drama, tak ada sorotan. Hanya satu surat yang masuk, satu pernyataan singkat lewat telepon, dan hilang dari layar birokrasi yang sudah lama ia isi dengan dedikasi.
Mundur dengan Alasan Keluarga
Dalam pernyataan resminya, Rijali menyebut ingin fokus mengurus orangtuanya yang tinggal sendiri di Tebing Tinggi. Alasan yang manusiawi, bahkan mulia. Tapi tetap saja, tak sedikit yang merasa kepergiannya meninggalkan ruang kosong, bukan hanya di struktur pemerintahan, tapi juga dalam dinamika kerja sehari-hari.
Baca : Rijali Terus Berinovasi, Kini, Bayar Pajak PBB Sudah Bisa Lewat Android
Baca : Polemik Pajak PPJ dan Taktik Perundingan Tagihan
“Beliau itu bukan sekadar atasan. Beliau panutan,” kata stafnya yang lain. “Kami merasa seperti kehilangan arah.” katanya secara berlenihan, mungkin.
Tantangan Bupati Baharuddin
Kini, bola berada di tangan Bupati Baharuddin Siagian. Dua pejabat penting sudah mundur dalam waktu berdekatan. Publik menanti bagaimana sikap Bupati menghadapi dinamika ini. Apakah akan segera menunjuk pengganti definitif? Apakah akan ada evaluasi menyeluruh terhadap iklim kerja di tubuh Pemkab?
Satu hal yang pasti, kehilangan pejabat seperti Rijali bukan perkara administratif semata. Ini adalah kehilangan nilai.
Jejak yang Tak Mudah Digantikan
Rijali telah pergi, bukan dengan sorak atau konferensi pers, tapi dengan tenang seperti biasanya. Ia datang dengan kerja dan pergi dengan diam. Tapi jejaknya tertinggal di setiap laporan PAD, di setiap lembar perencanaan keuangan, dan di hati banyak orang yang pernah bekerja bersamanya.
Baca : Inalum Janji Akan Lunasi Pajak PPJ Tapi Cicil
Baca : Ditagih PPJ, PT Inalum : “Dalam Waktu Dekat Akan Dibayar”
Dan di luar sana, masyarakat Batubara berharap semoga birokrasi yang ia tinggalkan tetap berdiri di atas nilai-nilai yang selama ini ia jaga: kerja nyata, kesederhanaan, dan integritas. ****