Ber-Ornamen ‘Gorga’, Mabmi Protes Gedung Mapolres Batubara

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 1 September 2019 - 15:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara –Pengurus Daerah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (Mabmi) Kabupaten Batubara memprotes bentuk ornamen bangunan kantor Mapolres Batubara.

Bentuk protes Mabmi itu terletak pada bangunan gedung Mapolres Batubara yang dibangun dua tingkat dinilai lebih menonjolkan corak ornamen ‘gorga’.

“Kami sudah sampaikan surat protes ini ke Kapolda Sumatera Utara pada selasa 27/8/2019 lalu”, ujar ketua dan sekretaris Mabmi Batubara Ok Zainal Alwi dan Yuswandafauzar Yohanan, minggu (01/9/2019).

Surat bernomor 26/org/Mabmi-BB/VIII/2019 itu menjelaskan bangunan Mapolres Batubara terdapat di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara yang Notabene penduduknya Melayu. Sementara bentuk bangunan Gudang Mapolresnya berornamen ‘Gorga’.

Baca Juga :  Lagi, 9 Pejabat Batubara Dilantik
Gedung Mapolres Batubara Berornamen Gorga

“Pada prinsipnya kami berterima kasih kepada bapak Kapolri, dan menjadi suatu kebanggaan bagi kami, hanya saja kami kecewa atas kebijakan oknum yang membangun gedung megah itu bermotif ‘Gorga’, padahal tinggal di tanah Melayu”, Sebutnya.

Mereka juga menyebutkan, sejumlah bangunan yang ada di Batubara termasuk bangunan kantor polisi yang di kecamatan juga bangunannya biasa saja, polos. Kenapa yang di lima puluh itu saja yang berbeda.

“Bukan kami tidak menghargai nilai-nilai kebhinekaan tunggal ika’an yang merupakan perisai lambang negara, atau bukan kami juga tidak menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa, akan tetapi kami mengkhawatirkan timbulnya hal- hal dikemudian hari,” Tulis Mabmi dalam surat protesnya.

Baca Juga :  Mengupas Polemik TBUPP di Batubara, Oky : “Saya Dukung TBUPP dengan Catatan ini”

Kemudian mereka menyebutkan, beberapa waktu yang lalu pernah terjadi perang saudara antara masyarakat Melayu dengan masyarakat Tapanuli. Perang yang memakan korban jiwa Itu terjadi di Desa Simpang Dolok Kecamatan Lima Puluh Batubara pada bulan Agustus Tahun 1963, dan bulan Desember Tahun 1977 yang lalu.

“Oleh karena itu, Kami berharap, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung,” Jelas mereka. ****Zn

Berita Terkait

Turnamen Sepak Bola U-45 di Guntung: “Tua di Usia, Muda di Semangat”
BNNK Batubara dan IWO Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba di SMP Negeri 1 Lima Puluh
Pemdes Bogak Gulirkan Program “Back to School”, Upaya Tekan Angka Putus Sekolah
Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga di Empat Negeri, BPBD Batubara Lakukan Evakuasi Cepat
Bahar Ajak Masyarakat Bersihkan Pantai Belacan
Dinas Pertanian Batubara Gelar Pelatihan Budidaya Pisang Berbasis Teknologi Kultur Jaringan
Selain Mundur, Tiga Pejabat Eselon II di Batubara Dinonaktifkan
Yayasan Husnul Khotimah Siapkan Qurban Aidil Adha 1446 H
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 05:42 WIB

Turnamen Sepak Bola U-45 di Guntung: “Tua di Usia, Muda di Semangat”

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:17 WIB

BNNK Batubara dan IWO Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba di SMP Negeri 1 Lima Puluh

Selasa, 10 Juni 2025 - 20:22 WIB

Pemdes Bogak Gulirkan Program “Back to School”, Upaya Tekan Angka Putus Sekolah

Selasa, 10 Juni 2025 - 12:32 WIB

Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga di Empat Negeri, BPBD Batubara Lakukan Evakuasi Cepat

Kamis, 5 Juni 2025 - 18:24 WIB

Bahar Ajak Masyarakat Bersihkan Pantai Belacan

Berita Terbaru

Asahan

Bupati Asahan Terima Kunjungan Pimpinan Perum BULOG

Kamis, 12 Jun 2025 - 22:17 WIB