Kisah Sedih Dede Aisyah, Diancam Bakal Dipidana Kalau Tak Jadi Berangkat

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 3 April 2023 - 13:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Viral, PMI Dede Aisyah Dijanjikan Kerja di Turki, Malah Dijual ke Suriah

Viral, PMI Dede Aisyah Dijanjikan Kerja di Turki, Malah Dijual ke Suriah

Zulnas.com, Nasional — Dede Aisyah, pekerja migran asal Karawang, diduga menjadi korban perdagangan orang di Suriah. Pihak keluarga meminta pemerintah segera memulangkan Dede ke Indonesia lantaran kesehatannya kian berat.

Menurut pengakuan suami Dede, istrinya kerap mengeluh sakit dan mengalami pendarahan.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, berkata pemerintah masih mengupayakan pemulangannya melalui jalur diplomasi dengan Kemenlu Suriah.

Pasalnya, menurut hukum yang berlaku di negara itu, status Dede sebagai pekerja migran legal dan sang majikan disebut telah mengeluarkan biaya sekitar Rp179 juta untuk mendatangkan Dede.

  • Apa yang terjadi pada Dede Aisyah?

Sebuah video berdurasi dua menit berisi pengakuan Dede Asiah viral di media sosial.

Sambil menangis, ia mengaku dijebak untuk bekerja di Suriah. Dari penuturan Dede diketahui bahwa dia awalnya diimingi-imingi bekerja di Turki dengan gaji US$600 atau hampir Rp9 juta perbulan sebagai asisten rumah tangga.

Tapi begitu mendarat di Istanbul, dia malah dibawa ke Suriah oleh perusahaan penyalur.

“Di Suriah saya dijual 12.000 Dollar selama empat tahun tanpa sepengetahuan saya. Saya tahunya dari mana? Saya tahunya dari majikan. Majikan saya bilang saya harus kerja di sini empat tahun, karena saya ini mahal,” ujar Dede.

Namun karena pekerjaannya yang berat, dia merasa tak kuat. Apalagi perutnya sering sakit pasca-operasi caesar. Sehingga ia dipulangkan ke kantor perusahaan penyalur selama beberapa minggu.

Setelah itu, katanya, dia kembali ‘dijual’ ke majikan lain. Tapi sakitnya kembali kambuh.

“Karena pekerjaannya memang sangat berat. Tidur jam dua malam, bangun jam enam atau tujuh pagi.”

Baca : Viral, PMI Dede Aisyah Dijanjikan Kerja di Turki, Malah Dijual ke Suriah

Dede mengaku sudah tak sanggup lagi kerja di Suriah dan ingin pulang ke Indonesia. Ia juga berkata sudah menghubungi KBRI Damaskus tapi belum ada tindakan, ujarnya.

  • Dede diancam bakal dipidana kalau tak jadi berangkat
Baca Juga :  Rakernas PJS, Anton Charlian Ajak Jurnalis Ciptakan Liputan Tranding Topik

Yongki Hamidun, suami Dede Aisyah, mengatakan sebetulnya dia tidak mengizinkan istrinya kerja sebagai TKI ke luar negeri pada Oktober 2022. Apalagi saat itu, istrinya baru saja melahirkan.

Tapi karena janji manis dari sponsor, Dede berkeras pergi. Pihak sponsor juga mengeklaim, keberangkatan Dede ke Turki tak bisa dibatalkan lantaran mereka sudah memberikan uang muka sebesar Rp3,5 juta kepada keluarga Dede.

Dede juga diancam bakal ‘dipidanakan’ kalau tak jadi berangkat. Belum lagi agen penyalur di Jakarta disebut sudah keluar uang untuk membuat paspor dan membeli tiket.

Hanya saja sejak tahu kalau istrinya bekerja tidak sesuai penempatan awal yakni di Turki, Dede minta dipulangkan.

“Tapi mau bagaimana? Katanya enggak bisa pulang, akhirnya ya sudah kerja saja dulu,” ucap Yongki kepada BBC News Indonesia.

“Di sana dia ngeluh kerjanya berat. Di sana rumahnya besar kayak istana. Bersih-bersih enggak cukup satu atau dua jam.”

“Gaji yang dijanjikan 600 Dollar tidak sesuai, awal terima gaji Rp2,8 juta. Dua bulan kerja gajinya ‘dimakan’ agen.”

Suami Dede mengatakan istrinya tersebut sering mengeluh sakit dan mengalami pendarahan. Sementara pihak agen di Damaskus tidak membawanya ke dokter ataupun memberikan obat pereda sakit.

Karena itulah, majikan istrinya kerap berganti.

“Sudah lima kali majikan ganti-ganti karena sakit. Saya mau dia dipulangkan, soalnya kondisinya sakit habis operasi caesar.”

  • Dede Aisyah dipastikan berangkat secara nonprosedural

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan Dede Asiah dipastikan berangkat keluar negeri secara nonprosedural.

Sebab, menurut catatan Dinas Tenaga Kerja Karawang, Dede menggunakan nama dan alamat palsu. Selain itu, Suriah adalah satu negara yang terkena moratorium pengiriman pekerja rumah tangga.

Namun kalau merujuk pada hukum yang berlaku di Suriah, status Dede Asiah termasuk pekerja migran legal dan sudah menandatangani kontrak kerja.

Untuk bisa memulangkannya ke Indonesia, menurut Judha Nugraha, tidak semudah itu.

“Kita pahami di Suriah dan mayoritas negara Timur Tengah menggunakan sistem kafalah. Untuk pulang ke Indonesia perlu exit permit atau izin dari majikan. Ini yang sedang kita bahas bersama bagaimana solusinya,” jelasnya.

Baca Juga :  Biaya Naik Haji 2023 Naik Jadi Rp 69 Juta, Ini Rinciannya

Pihak majikan disebut merasa dirugikan kalau Dede dipulangkan lantaran sudah mengeluarkan uang US$12.000 atau hampir Rp179 juta.

Beberapa upaya yang sedang ditempuh di antaranya melalui jalur diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Suriah. Tujuannya meminta bantuan agar Dede Asiah bisa dibawa ke shelter KBRI Damaskus dan diberi izin untuk pulang.

Kemenlu, katanya, juga sedang mempelajari isi kontrak yang ditandatangani Dede untuk mengetahui hak dan kewajibannya.

Adapun soal dugaan Dede korban perdagangan orang, sedang didalami oleh kepolisian.

Dan kalau dugaan itu benar, maka pihak perusahaan penyalur di Jakarta harus dimintakan pertanggungjawaban termasuk menanggung biaya pemulangan.

Judha pun memastikan hingga saat ini kondisi Dede baik dan masih tinggal di rumah majikannya.

  • Mengapa masih terjadi?

Aktivis LSM Migrant Care, Siti Badriyah, menilai kasus yang dialami Dede Asiah termasuk kejahatan perdagangan orang.

Migrant Care mencatat modus serupa juga terjadi pada buruh migran lain. Kasus yang biasa terjadi, para buruh migran mulanya dijanjikan bekerja di perusahaan. Tapi begitu sampai, dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga.

“Diperdagangkan dengan cara dipindah-pindah ke beberapa negara dan kemudian berakhir di negara konflik seperti Suriah, Irak. Itu lumayan banyak [terjadi],” papar Siti.

Permasalahan ini kerap terjadi karena kurangnya informasi di kalangan pekerja migran serta kencangnya iming-iming gaji besar dari sponsor.

Kata dia, tak semua calon pekerja migran tahu kebijakan moratorium PRT ke 19 negara di Timur Tengah masih berlangsung sampai saat ini.

Bahkan ada kalanya ia menemukan calon pekerja migran mendapat informasi lowongan kerja ke Timur Tengah dari pihak-pihak yang mengaku dari Kementerian Tenaga Kerja.

“Mereka dapat informasi dari orang-orang yang enggak jelas dan menyertakan logo Kemnaker. Padahal itu tidak benar. Tapi teman-teman percaya.”. ***BBC.

Berita Terkait

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih
Prabowo Subianto Tegas: “Jika Gagal, Jangan Calonkan Saya Lagi di Pilpres 2029”
Aneh, Selebritis Sandra Dewi dan Harvey Moeis Terdaftar dalam PBI BPJS Muskin
Pemprov Sumut Raih Penghargaan Bergengsi dengan Realisasi Pendapatan Daerah Tertinggi
PP HIMMAH Demo KPK Minta Tersangkakan Hasto Kristiyanto
Singapura Jadi Negara ‘Blue Zone’ 2.0 Dunia, Ini Maksudnya!
Erick Thohir Tunjuk Arya Sinulingga Menjadi Asprov Plt PSSI Sumut
Mendagri Tunjuk Nizhamul Sebagai Pj Bupati Batubara
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 00:38 WIB

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih

Senin, 17 Februari 2025 - 02:50 WIB

Prabowo Subianto Tegas: “Jika Gagal, Jangan Calonkan Saya Lagi di Pilpres 2029”

Senin, 30 Desember 2024 - 19:49 WIB

Aneh, Selebritis Sandra Dewi dan Harvey Moeis Terdaftar dalam PBI BPJS Muskin

Kamis, 19 Desember 2024 - 20:40 WIB

Pemprov Sumut Raih Penghargaan Bergengsi dengan Realisasi Pendapatan Daerah Tertinggi

Rabu, 12 Juni 2024 - 18:01 WIB

PP HIMMAH Demo KPK Minta Tersangkakan Hasto Kristiyanto

Berita Terbaru