Zulnas.com, Batubara – Tragedi berdarah terjadi di Dusun Cemara, Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, pada Minggu sore (11/5/2025). Seorang pria bernama Hanafi (33) tega menghabisi nyawa abang kandungnya sendiri, Hermansyah alias Eman (41), dalam pertikaian yang diduga kuat dipicu oleh konflik terkait narkoba jenis sabu.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, tepat di depan rumah mereka. Menurut keterangan saksi mata, Bakri (20), pertengkaran berawal ketika Hanafi turun dari sepeda motor dan masuk ke rumah korban.
Cekcok panas pun terjadi antara keduanya. Tidak lama, mereka terlibat perkelahian di luar rumah hingga Hanafi memukul Hermansyah dengan sebatang kayu di bagian kepala. Hermansyah terjatuh, namun Hanafi terus menganiayanya. Warga yang melihat kejadian segera melerai dan membawa korban ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Usai kejadian, Hanafi sempat kabur, namun berhasil diamankan oleh pihak Polsek Labuhan Ruku. Ia kini ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.
Namun tragedi ini tampaknya membuka kembali luka lama di Desa Bogak yaitu soal maraknya peredaran sabu yang selama ini menjadi rahasia umum.
Beberapa warga menyebut bahwa Hanafi dan korban penyalahgunaan narkiba jenis sabu dan pernah terlibat dalam konsumsi sabu, bahkan disebut-sebut berhubungan dengan salah satu bandar besar yang dikenal menguasai jalur distribusi di kawasan pesisir Tanjung Tiram.
Baca : Adik Bunuh Abang Gara-Gara Sabu
“Sabu sudah jadi penyakit di kampung ini. Banyak anak muda yang rusak, bahkan sampai keluarga berantakan,” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.
Pihak kepolisian belum mengonfirmasi dugaan hubungan pelaku dengan jaringan narkoba, namun kasus ini diyakini bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar peredaran sabu di wilayah tersebut.
Terlebih, Desa Bogak telah lama dicurigai sebagai salah satu titik rawan distribusi narkoba di Kabupaten Batubara, mengingat posisinya yang strategis punya akses ke jalur laut di kawasan pantai dan minim pengawasan.
Kapolsek Labuhan Ruku mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendalami motif pembunuhan, termasuk kemungkinan keterlibatan pelaku dalam jaringan narkoba. “Kami tidak menutup kemungkinan ada kaitannya dengan peredaran sabu. Kami akan kembangkan kasus ini,” ujarnya singkat.
Kini, warga berharap kasus pembunuhan ini menjadi momentum bagi aparat penegak hukum untuk menindak tegas para bandar sabu yang merusak generasi muda dan memicu kekacauan sosial di Desa Bogak. ***