Zulnas.com, Batubara – Belum reda kabar mundurnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Kurnia Lismawatie, kini satu lagi pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batubara mengikuti jejak serupa. Kali ini, giliran Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), Rijali, yang menyatakan mundur dari jabatannya.
Kabar ini dibenarkan oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Aldi Ramadhan. “Benar, Rijali sudah mengajukan surat pengunduran diri ke Bupati. Namun hingga hari ini masih dalam proses,” ujar Aldi saat dikonfirmasi, Kamis (24/4/2025).
Aldi juga menyampaikan bahwa sambil menunggu keputusan resmi Bupati, pihaknya tengah menyiapkan nama pengganti yang akan mengisi posisi Kepala BKAD secara sementara sebagai Pelaksana Harian (Plh).
Baca : Kadis PUTR Mundur, Ini Penggantinya
Sementara itu, Rijali sendiri saat dikonfirmasi secara terpisah mengonfirmasi pengunduran dirinya. “Saya kemarin sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Kepala BKAD agar bisa lebih fokus mengurus orangtua saya yang tinggal sendirian di Tebing Tinggi,” ucapnya dari balik sambungan telepon.
Fenomena Pengunduran Diri Beruntun
Dalam tempo kurang dari dua pekan, dua pejabat tinggi Pemkab Batubara memilih untuk mundur. Dua-duanya memegang posisi vital: satu di sektor infrastruktur, satu lagi di urusan keuangan daerah.
Publik pun mulai bertanya-tanya: apakah ini hanya kebetulan? Ataukah ada dinamika internal di balik layar yang belum terungkap ke permukaan?
Baca : Perlukah Baharuddin Siagian Mengganti Kepala Dinas di Batubara?
Dinas PUTR dan BKAD adalah dua pilar penting dalam pemerintahan daerah. Satu bertugas membangun fisik dan infrastruktur, sementara yang lain mengelola keuangan dan aset.
Ketika kedua pucuk pimpinan di lembaga ini mengundurkan diri dalam waktu berdekatan, tentu wajar bila muncul spekulasi dan kekhawatiran akan stabilitas birokrasi.
Mundur Karena Alasan Keluarga, Tapi…
Baik Kurnia maupun Rijali menyampaikan alasan personal di balik pengunduran diri mereka. Satu karena kesehatan, satu lagi karena ingin mengurus orangtua. Alasan yang manusiawi dan bisa dipahami. Namun tetap saja, rentetan ini menjadi sinyal penting bagi Bupati Baharuddin Siagian untuk mengevaluasi iklim kerja di tubuh pemerintahan yang dipimpinnya.
Baca : Rizky Aryetta Bicara Mutasi ASN: Antara Aturan dan Realitas Politik
Apakah ada tekanan? Apakah ada ketidaksesuaian visi di antara jajaran? Atau hanya soal waktu dan kebetulan?
Pemkab Didesak Segera Bertindak
Dengan dua posisi strategis kosong atau dalam masa transisi, Pemkab Batubara kini berada di persimpangan. Penunjukan Plh memang solusi sementara, tapi bukan jawaban jangka panjang. Pengganti definitif dengan kemampuan manajerial yang mumpuni dan integritas tinggi sangat dibutuhkan untuk menjaga roda pemerintahan tetap berputar.
Masyarakat tentu berharap bahwa dinamika ini tidak mengganggu pelayanan publik maupun jalannya program-program strategis daerah, terutama menjelang pertengahan tahun anggaran yang krusial.
Akhirnya…
Apakah gelombang pengunduran diri ini akan berhenti di sini? Atau akan ada nama-nama lain yang menyusul? Yang jelas, Pemkab Batubara harus bersiap menghadapi tantangan ini secara terbuka dan bijak.
Karena lebih dari sekadar jabatan yang ditinggalkan, yang harus dijaga adalah kepercayaan publik. (Dan).