Warga Batubara Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja, Laporan Ditolak, Orang Tua Nangis

- Jurnalis

Senin, 13 Oktober 2025 - 11:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara — Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Sutrisno, warga Desa Lubuk Ulu, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batubara, setelah anaknya, Muhammad Ayub Ramadhan (25), dikabarkan hilang kontak di Kamboja. Ayub diduga menjadi korban perdagangan manusia berkedok tawaran kerja di luar negeri.

Sutrisno, ayah kandung Ayub, dengan suara terbata-bata menceritakan awal mula peristiwa yang menimpa anaknya. Menurutnya, Ayub yang sebelumnya bekerja di Belanda sempat pulang ke Medan pada September 2025. Namun, tidak sempat pulang ke kampung halaman di Batubara karena berencana mencari pekerjaan baru di luar negeri.

“Anak saya pulang ke Medan katanya mau cari kerja lagi. Tiba-tiba dapat tawaran kerja ke China lewat aplikasi. Kami pikir itu resmi, ternyata tidak. Sekarang malah hilang kontak di Kamboja,” ujar Sutrisno dengan mata berkaca-kaca, Senin (13/10/2025).

Berangkat Lewat Jalur Non-Resmi, Kini Tak Tahu Rimbanya

Dari keterangan keluarga, Ayub berangkat tanggal 2 Oktober 2025 menggunakan maskapai Air Asia setelah mengurus Visa Turis di Medan. Ia diduga dibantu seseorang yang mengaku sebagai pihak HRD, namun identitasnya hingga kini tidak diketahui.

Sesampainya di luar negeri, Ayub justru dipaksa menandatangani kontrak kerja selama satu tahun, dan dipindahkan dari Vietnam ke Kamboja. Dalam percakapan terakhir dengan kakaknya, Sisca Wulandari, Ayub sempat mengaku dipaksa bekerja di tempat judi online (scam judol) dan ingin segera pulang. Namun, pihak yang menahannya meminta tebusan sebesar Rp70 juta.

Baca Juga :  Men-PANRB dan Pemda, Bahas Nasib Tenaga Honorer 2023

“Ayub sempat menangis bilang ke kakaknya mau pulang. Tapi paspornya sudah disita, dan mereka minta uang. Kami tidak sanggup,” tutur Sutrisno menahan tangis.

“Sekarang kami sudah tidak bisa hubungi dia lagi. Nomornya mati, Instagramnya juga hilang.”

 

Ibu Korban Drop, Keluarga Minta Bantuan Pemerintah

Kabar kehilangan Ayub membuat sang ibu jatuh pingsan dan harus dirawat, sementara keluarga terus berusaha mencari jalan untuk meminta pertolongan. Sutrisno mengatakan, ia dan keluarganya sudah mencoba menghubungi pihak universitas tempat Ayub kuliah di Universitas Islam Riau (UIR), namun belum membuahkan hasil.

“Kami mohon sangat kepada pemerintah, terutama Bapak Bupati Batubara, tolong bantu kami mencari anak kami. Kami rakyat kecil, tidak tahu harus mengadu ke mana lagi,” ucap Sutrisno lirih.

Permintaan Serius ke Pemkab Batubara dan Aparat Berwenang

Keluarga berharap Pemerintah Kabupaten Batubara melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja (Disperindag Naker) segera berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Kamboja untuk menelusuri keberadaan Ayub.

Baca Juga :  Ribuan Ekor Ikan Mati Masal di Perairan Pantai Batubara

Selain itu, pelacakan juga bisa dilakukan dengan memeriksa dokumen keberangkatan melalui maskapai Air Asia dan mendata jalur keimigrasian yang digunakan Ayub saat meninggalkan Indonesia.

“Anak saya warga Batubara, tolong jangan dibiarkan. Kami cuma ingin dia pulang dalam keadaan selamat,” kata Sutrisno penuh harap.

Peringatan Bagi Masyarakat

Kasus Ayub menjadi pelajaran pahit tentang bahaya tawaran kerja ke luar negeri melalui jalur tidak resmi. Pemerintah daerah diharapkan memperketat pengawasan terhadap warga yang akan bekerja di luar negeri serta memperluas sosialisasi mengenai penempatan tenaga kerja aman dan legal.

Sayangnya, Pihak Kepolisian Polres Batubara menolak laporan orang tua korban Sutrisno Senin (13/10/25) pagi. “Laporan saya ditolak dengan alasan pihak keluarga disuruh berkordinasi dengan pihak Imigrasi yang sedang berkegiatan di Desa Kampung Lalang Kecamatan Tanjung Tiram,” Kata Sutrisno.

Sampai berita ini diturunkan, pihak keluarga masih menunggu kabar dari KBRI di Kamboja dan berharap bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah segera datang sebelum terlambat. (Dan).

Berita Terkait

Polres Batubara Klarifikasi: Tidak Menolak Laporan, Orang Tua Korban Sudah Dikoordinasikan ke BP2MI
Pemkab Batubara Koordinasi Intensif Lacak Keberadaan Warga Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja
Perkuat Sinergi Penanggulangan Bencana, Bupati Batubara Kunker ke BNPB
Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih
Prabowo Subianto Tegas: “Jika Gagal, Jangan Calonkan Saya Lagi di Pilpres 2029”
Aneh, Selebritis Sandra Dewi dan Harvey Moeis Terdaftar dalam PBI BPJS Muskin
Pemprov Sumut Raih Penghargaan Bergengsi dengan Realisasi Pendapatan Daerah Tertinggi
PP HIMMAH Demo KPK Minta Tersangkakan Hasto Kristiyanto
Berita ini 8,037 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 13 Oktober 2025 - 20:09 WIB

Polres Batubara Klarifikasi: Tidak Menolak Laporan, Orang Tua Korban Sudah Dikoordinasikan ke BP2MI

Senin, 13 Oktober 2025 - 15:45 WIB

Pemkab Batubara Koordinasi Intensif Lacak Keberadaan Warga Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja

Senin, 13 Oktober 2025 - 11:17 WIB

Warga Batubara Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja, Laporan Ditolak, Orang Tua Nangis

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:41 WIB

Perkuat Sinergi Penanggulangan Bencana, Bupati Batubara Kunker ke BNPB

Senin, 2 Juni 2025 - 00:38 WIB

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih

Berita Terbaru