Brunei,zulnas.com –Kerajaan Brunei Darussalam akan mulai menerapkan hukuman cambuk dan rajam hingga mati terhadap kaum homoseksual (LGBT) pada Rabu, 3 April mendatang, di tengah gelombang kritik dari berbagai negara.
Melalui pernyataan resmi dari kantor perdana menteri, pemberlakuan hukum syariah Islam itu disebut punya tujuan tertentu.
“Hukum (syariah), selain mempidanakan dan mencegah perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, juga bertujuan mengedukasi, menghormati, dan melindungi hak sah semua individu, masyarakat, atau kebangsaan, agama, dan ras,” sebut pernyataan itu sebagaimana dikutip kantor berita Reuters dan dilansir media detik.com pada senin 01/04/2019.
George Clooney serukan pemboikotan hotel terkait hukuman mati bagi LGBT di Brunei
Arab Saudi, Malaysia dan Brunei terburuk di dunia bagi mereka yang tak beragama
LGBT, seks, dan hukum syariah: Isi akun Instagram yang dilaporkan Sultan Brunei ke Polda Metro
Hukum syariah Islam di Brunei pertama kali diterapkan pada 2014 dan semenjak itu diberlakukan secara bertahap.
Tahap pertama dan kedua mencakup hukuman penjara atau denda untuk pelanggaran- pelanggaran seperti tidak menunaikan salat Jumat dan hamil di luar nikah.
Tahap ketiga yang akan dilaksanakan pada 3 April memuat hukuman yang lebih berat, antara lain hukuman mati dengan cara rajam untuk tindak pidana sodomi dan perzinahan.
Kemudian pencuri akan dihukum dengan cara diamputasi salah satu tangan untuk tindak kejahatan pertama, dan diamputasi salah satu kaki untuk kejahatan kedua.
Gelombang kritik
Penerapan hukuman syariah ini mendapat tentangan dari berbagai kalangan.
Mantan Wakil Presiden AS, Joe Biden, mencuit: “Merajam orang sampai mati karena tindakan homoseksual atau perzinahan adalah mengerikan dan amoral. Tidak ada alasan baik agama atau tradisi atas kebencian dan tak berperikemanusiaan seperti ini.”
Stoning people to death for homosexuality or adultery is appalling and immoral. Every single person on earth is entitled to be treated with dignity and to live without fear. There is no excuse—not culture, not tradition—for this kind of hate and inhumanity. https://t.co/g208NzeS7l
— Joe Biden (@JoeBiden) March 29, 2019
Kemudian, Senator Ted Cruz selaku wakil Partai Republik dari Texas, mencuit: “Ini salah. Ini barbar. Amerika harus mengecam hukum amoral dan tak berperikemanusiaan ini dan semua orang harus bersatu melawannya.”
This is wrong. It is barbaric. America should condemn this immoral and inhumane law, and everyone should be united against it. https://t.co/ZEs2TrsS6L
— Ted Cruz (@tedcruz) March 28, 2019
Di Inggris, Menteri Pembangunan Internasional, Penny Mordaunt, merilis cuitan: “Tiada seorangpun harus menghadapi hukuman mati karena siapa yang mereka cintai. Keputusan Brunei barbar.”
No one should face the death penalty because of who they love. Brunei’s decision is barbaric and the UK stands with the LGBT+ community and those who defend their rights. LGBT+ rights are human rights.https://t.co/4ojeY4p7y3
— Penny Mordaunt (@PennyMordaunt) March 28, 2019
Sebelumnya, aktor Hollywood, George Clooney, menyerukan pemboikotan sembilan hotel mewah yang memiliki keterkaitan dengan Brunei.
Ia mengatakan bahwa hotel Dorchester Collection yang ada di AS, Inggris, Prancis dan Italia, yang dimiliki oleh Badan Investasi Brunei, sebaiknya dihindari oleh mereka yang menentang langkah itu.
Seruan ini disokong penyanyi Elton John.
I commend my friend, #GeorgeClooney, for taking a stand against the anti-gay discrimination and bigotry taking place in the nation of #Brunei – a place where gay people are brutalized, or worse – by boycotting the Sultan’s hotels.https://t.co/8ymurW7hqm
— Elton John (@eltonofficial) March 30, 2019
“Saya mendukung teman saya, #GeorgeClooney, karena bersikap melawan diskriminasi anti-gay dan kefanatikan yang berlangsung di negara #Brunei – tempat kaum gay dibrutalisasi atau lebih buruk dengan memboikot hotel milik sultan.”
Sultan Hassanal Bolkiah menguasai Badan Investasi Brunei, yang mengelola sejumlah hotel terbaik di dunia, termasuk Dorchester di London dan Hotel Beverly Hills di Los Angeles. ***Detik.com