Zulnas.com, Batubara — Keberadaan PT Buana Sawit Indah (BSI) di Desa Padang Genting, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, kembali menjadi sorotan. Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi sejak tahun 2010 ini disebut masih minim kontribusinya bagi warga sekitar, baik dalam bentuk pembangunan infrastruktur maupun program sosial yang lebih luas.
Kepala Desa Padang Genting, Suhemi alias Doyok, menjelaskan bahwa lahan perkebunan PT BSI yang berada di desanya merupakan Devisi 3 dari perusahaan tersebut. Lahan ini awalnya dimiliki oleh masyarakat sebelum akhirnya dijual kepada seorang tokoh bernama Amir Syarifuddin, yang kemudian menjualnya kembali kepada PT BSI.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah sistem perpajakan lahan tersebut. Menurut Suhemi, meskipun lahan tersebut kini dikelola oleh PT BSI sebagai perkebunan kelapa sawit, pajak bumi dan bangunan (PBB) yang dibayarkan perusahaan masih atas nama perorangan.
“Seingat saya, PBB yang dibayarkan itu masih atas nama orang per orang, bukan atas nama PT BSI sebagai perusahaan perkebunan. Setahun hanya membayar sekitar Rp4 juta, itu pun PBB tanah kosong. Kalau pajak atas nama perkebunan, saya sendiri kurang tahu,” ujar Suhaimi kepada zulnas.com, dikediaman rumahnya, Rabu 19 Februari 2025.
Kontribusi Sosial yang Masih Terbatas
Dalam hal kontribusi terhadap masyarakat, PT BSI memang memberikan bantuan dalam bentuk sembako. Setiap tahun, perusahaan ini menyalurkan 10 bingkisan sembako, yang dibagi untuk dua dusun, yaitu Dusun Sijangat dan Dusun IV Air Lebau. Masing-masing dusun menerima 5 bingkisan sembako untuk dibagikan kepada warga.
Namun, bantuan ini dinilai masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan luasnya lahan yang dikelola perusahaan dan hasil produksi sawitnya.
Baca : 150 Hektar Lahan Sawit PT Buana di Padang Genting Dipertanyakan: Warga Hanya Kebagian Debu?
Warga juga mengeluhkan bahwa perusahaan jarang memberikan bantuan dalam kegiatan keagamaan, seperti perayaan Maulid Nabi atau Isra Miraj, yang merupakan momen penting bagi masyarakat setempat.
“Untuk kegiatan keagamaan, jarang sekali mereka membantu. Bahkan, untuk pembangunan fasilitas di desa, pihak kebun tidak pernah memberikan bantuan sama sekali,” kata Suhemi.

Harapan Warga: Lebih Banyak Manfaat untuk Masyarakat
Warga Desa Padang Genting berharap PT BSI bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, tidak hanya dalam bentuk bantuan sembako, tetapi juga melalui program tanggung jawab sosial (CSR) yang lebih nyata. Beberapa harapan yang disampaikan masyarakat antara lain:
Transparansi Pajak dan Legalitas Perkebunan – Masyarakat ingin adanya kejelasan mengenai pajak lahan dan apakah PT BSI telah memenuhi kewajiban sebagai perusahaan perkebunan.
Bantuan Infrastruktur Desa – Pihak perusahaan diharapkan ikut serta dalam pembangunan jalan desa, fasilitas umum, atau perbaikan akses yang rusak akibat lalu lintas kendaraan berat.
Dukungan dalam Kegiatan Sosial dan Keagamaan – Masyarakat berharap perusahaan lebih aktif dalam mendukung kegiatan sosial dan keagamaan yang berlangsung di desa.
Program Pemberdayaan Masyarakat – PT BSI dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga dengan memberikan pelatihan kerja, beasiswa, atau program lain yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Sebagai perusahaan yang telah lebih dari satu dekade beroperasi di wilayah tersebut, PT BSI diharapkan dapat lebih terbuka dalam menjalin komunikasi dengan pemerintah desa dan masyarakat.
Keberadaan perkebunan seharusnya tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan, tetapi juga bagi warga yang hidup berdampingan dengannya.
Direktur Utama PT Buana Sawit Indah (BSI) Tendi Sutendi mengaku masih berada diluar kota. Dia janji ketika berada di kebun dia akan memberikan waktu kepada warga untuk berkunjung. (Nes).