Zulnas.com, Batubara — Entah kenapa, tiba-tiba saja pikiran saya teringat dengan Pulau Salah Nama. Bukan tanpa alasan, karena sore tadi saya baru saja bercerita dengan teman-teman, lalu kami asyik membahas tentang keberadaan Pulau yang dulu pernah di bangun dan ditata oleh pemerintahan lama, OK Arya Zulkarnain hingga milyaran rupiah.
Lokasinya tak jauh dari hamparan perairan Selat Malaka, tersembunyi sebuah permata yang nyaris terlupakan: Pulau Salah Nama. Nama yang unik, seakan menyimpan kisah-kisah lampau yang terperangkap dalam desir angin dan debur ombak.
Pulau ini bukan sekadar gugusan daratan kecil di tengah laut, tetapi juga simbol dari sejuta potensi yang mungkin menunggu disentuh, diolah, dan dikembangkan.
Namun, sebagaimana kisah-kisah lama yang berulang, Pulau Salah Nama masih terjebak dalam paradoks: ia indah, tetapi sepi; ia menjanjikan, tetapi terbengkalai. Pemerintah Kabupaten Batubara menyadari bahwa pulau ini bukan sekadar sepetak tanah di lautan, melainkan harta karun yang bisa menjadi lokomotif pariwisata dan meningkatkan ekonomi lokal.
Baca : Legenda Pulau Salah Nama dan Misteri di Ujung Laut
Baca : Jangan Ngaku Warga Batubara, Kalau Belum Tahu Misteri Pulau Salah Nama
Pesona yang Tersembunyi
Pulau Salah Nama adalah potret kecantikan yang belum terjamah. Pasir putihnya lembut, airnya jernih bak kristal, dan biota lautnya masih hidup dalam harmoni yang nyaris sempurna.

Jika kaki menjejak di sana, angin laut berbisik lirih, seakan menyampaikan kisah para pelaut yang dulu singgah, atau mungkin sekadar tersesat di pulau yang namanya tak mereka kenali.
Potensinya sebagai destinasi wisata tidak bisa dianggap remeh. Dengan pengelolaan yang tepat, Pulau Salah Nama bisa menjadi “Bali kecil” di pesisir timur Sumatra, menawarkan pengalaman wisata bahari yang memikat. Ekowisata, snorkeling, diving, hingga wisata budaya bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Baca : Legenda Pulau Salah Nama, Dari Tanjung Balai ke Batubara
Baca : Destinasi Wisata Pulau Pandang dan Salahnama Jadi Favorit di Batubara
Tantangan yang Mengadang
Namun, di balik pesona itu, tantangan besar membentang. Infrastruktur yang minim, akses yang terbatas, serta belum adanya regulasi pengelolaan yang jelas menjadi batu sandungan utama.
Pulau ini masih sunyi dari geliat investasi, mungkin karena namanya yang tak sepopuler destinasi lain di Sumatra. Atau mungkin karena berbagai hal seperti angin dan ombak yang membuat pulau ini menjadi sulit untuk di kelola, namun pastinya, dimana ada jalan, disitu ada peluang!.

Di sisi lain, ancaman eksploitasi juga menjadi momok yang menghantui. Jika dikelola tanpa perencanaan yang matang, ekosistemnya bisa rusak sebelum sempat dinikmati generasi mendatang.
Pemerintah harus bijak dalam menata strategi: bagaimana menjaga keseimbangan antara eksploitasi dan konservasi, antara pembangunan dan kelestarian.
Baca : Malam Tahun Baru di Pulau Pandan: Simfoni Laut, Bintang, dan Harapan
Baca : Pendangkalan Muara: Mungkinkah Muara Sungai Tanjung Tiram Di Keruk?
Harapan di Ujung Cakrawala
Pemerintah Kabupaten Batubara tak boleh membiarkan Pulau Salah Nama hanya menjadi cerita dalam bisik angin. Perlu ada langkah konkret untuk mengembangkan pulau ini tanpa mengorbankan keasriannya.
Pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, kemitraan dengan investor yang peduli terhadap keberlanjutan, serta promosi yang masif bisa menjadi langkah awal menuju kebangkitan Pulau Salah Nama.
Harapan itu masih ada, terhampar luas seperti cakrawala di batas laut. Jika dikelola dengan hati dan visi yang jelas, Pulau Salah Nama bukan lagi sekadar “nama yang salah”, melainkan ikon baru Kabupaten Batubara yang mengundang decak kagum dunia.
Pulau itu menunggu. Menunggu tangan-tangan yang siap mengubahnya dari sekadar legenda menjadi kenyataan yang gemilang.
Mungkinkah pulau itu dikelola bak Danau Toba Kaldera. Masyarakat siapkah menyambut perekonomian disektor Wisata? Banyak hal yang harus dibahas, setiadaknya, tulisan ini lepas dari pikiran saya dan apakah bisa untuk digugah… ****Zn