Kampung Jepang dan Naga Bonar

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 15 Desember 2019 - 12:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Moeis Chandan Pamesha

Zulnas.com, Batubara — Senin (9/12/2019) lalu Bupati Batubara, Zahir, meresmikan embrio Kampung Jepang, di Situs Cagar Budaya Pendudukan Pasukan Jepang, Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Batubara.

Menilik isi pidatonya, menurutku setidaknya ada dua keinginan Bang Zahir terhadap Kampung Jepang. Pertama, untuk mendatangkan wisatawan. Kedua, Kampung Jepang akan dijadikan tempat para ilmuwan mengkaji dan meneliti warisan sejarah dan kekayaan ekosistem.

Mirip Naga Bonar

Meskipun baru sebatas embrio, namun Kampung Jepang sudah menimbulkan pro dan kontra bagi sejumlah masyarakat Batubara. Banyak yang setuju, namun tak sedikit juga memprotes.

Sebagian mereka yang protes berpendapat, Jepang pernah menjajah Batubara dengan kekejaman luar biasa, sehingga kakek, nenek, dan buyut (onyang) mereka jadi menderita. Intinya, Kampung Jepang dinilai hanya akan ‘membangkit batang terendam’, dan ‘menoreh luka lama’.

Protes warga itu mengingatkan aku pada Film Nagabonar Jadi 2. Film yang dirilis 29 Maret 2007 itu ending-nya juga menampilkan kemarahan ‘Jenderal’ Naga Bonar terhadap Jepang. Mirip seperti sebagian mereka yang tak setuju dengan Kampung Jepang.

Baca Juga :  Rasa Syukur, Bupati dan Polres Batubara Tepung Tawari 6 Nelayan

Film ber-genre komedi yang merupakan sekuel (terusan) dari Film Naga Bonar (1987), diawali dengan cerita Bonaga (anak Naga Bonar). Bonaga, yang diperankan Tora Sudiro, diceritakan sebagai pengusaha properti yang sukses di Jakarta.

Suatu ketika Bonaga dan kawan-kawan mendapat proyek pembangunan resort dari perusahaan Jepang. Kebetulan lahan yang diincar perusahaan itu adalah perkebunan sawit milik Naga Bonar, bapaknya Bonaga, yang terletak di Lubuk Pakam, Sumut.

Mau tak mau Bonaga pun pulang ke Lubuk Pakam menemui Naga Bonar (diperankan Dedy Mizwar). Bonaga memboyong bapaknya ke Jakarta.

Di Jakarta, Bonaga dan kawan-kawan merayu Naga Bonar agar bersedia menjual lahan miliknya. Namun sang ‘Jenderal’ itu berkeras tak mau menjualnya, dan malah sempat ‘marah’ dengan Bonaga.

Naga Bonar menolak menjual dikarenakan di atas tanah itu terdapat makam orang-orang yang dicintainya. Mereka yang dikubur di lahan itu adalah ibu Naga Bonar (nenek Bonaga), Kirana isterinya (ibu Bonaga), dan sahabatnya Bujang yang disebutnya sebagai paman Bonaga.

Baca Juga :  Kadis Perikanan 'Dibidik', Kejari Akan Telaah, Soal Honorium 691 Juta 2022

Bonaga dan kawan-kawan terus membujuk Naga Bonar dengan berbagai cara. Akhirnya sang ‘Jenderal’ itu pun luluh hatinya, dan bersedia menjual perkebunan sawit miliknya.

Namun pada saat penandatanganan akta jual beli, Naga Bonar kembali marah. Marah besar malahan. Itu karena dia mengetahui bahwa calon pembelinya adalah orang Jepang. Akhirnya transaksi pun jadi batal.

Kenapa Naga Bonar marah dengan Jepang? Menurutku, dia marah karena Jepang pernah menjajah Indonesia, sama dengan alasan sebagian warga Batubara yang memprotes Kampung Jepang.

Kemarahan Naga Bonar terhadap Jepang di-latarbelakang-i perjalanan hidupnya di Film Naga Bonar (1987), yang menggambarkan perjuangan rakyat melawan penjajah di era1940-an.

Dalam film yang juga ber-genre komedi itu Naga Bonar bersama kawan-kawan membentuk kelompok mirip korps tentara. Kawan-kawannya memberinya pangkat ‘Jenderal’, lebih tepatnya Jenderal-jenderal-an, karena mereka memang bukan tentara sungguhan.

Berita Terkait

Soal RDP Plasma, Perkebun Beda Tafsir, DPRD Siap Bentuk Pansus
Banjir Meluas di Batubara, Bupati Baharuddin Siagian Ingatkan Warga Tetap Waspada dan Siaga
Hujan Hambat Pekerjaan, Penyedia Kewalahan Atasi Banjir Berulang
Meriahkan Hari Jadi Batubara ke-19, IPK Batubara Gelar Motorcross Grasstrack 2025
Bagan Arya: Di Antara Pasang, Harapan, dan Akar Mangrove yang Bertahan
“Dari Lari 40 Menuju Lari 100: Ujian Awal Pejabat Baru Batubara”
“Ketika Lari 100 Mulai Dimulai : Wajah Baru Birokrasi Batubara”
“Riuh Evaluasi Pejabat Batubara: Warga Mulai Bersuara di Dunia Maya”
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 10:08 WIB

Soal RDP Plasma, Perkebun Beda Tafsir, DPRD Siap Bentuk Pansus

Sabtu, 29 November 2025 - 06:08 WIB

Banjir Meluas di Batubara, Bupati Baharuddin Siagian Ingatkan Warga Tetap Waspada dan Siaga

Jumat, 28 November 2025 - 13:13 WIB

Hujan Hambat Pekerjaan, Penyedia Kewalahan Atasi Banjir Berulang

Kamis, 20 November 2025 - 15:53 WIB

Meriahkan Hari Jadi Batubara ke-19, IPK Batubara Gelar Motorcross Grasstrack 2025

Rabu, 19 November 2025 - 02:48 WIB

Bagan Arya: Di Antara Pasang, Harapan, dan Akar Mangrove yang Bertahan

Berita Terbaru

LABUHANBATU

Diremehkan? Jadikan itu ‘Bahan Bakar’

Minggu, 30 Nov 2025 - 22:05 WIB

LABUHANBATU

Enam Warga Labuhanbatu Ditemukan Meninggal Akibat Longsor di Taput

Minggu, 30 Nov 2025 - 12:09 WIB