Jalan kaki Keliling Indonesia, Junaedi Arief Ingin Kisahkan Perjalanan Hidupnya

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 2 Juli 2019 - 19:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

zulnas.com, Batubara —Keinginan yang kuat dengan niat sejak kecil ingin mengelilingi Indonesia membuat Junaedi Arief (50) sampai ke Batubara, selasa (02/07/2019) pagi hari.

Pria kelahiran Jambi tahun 1969 itu sudah berjalan kaki selama dua tahun lebih di Indonesia. Mulai dari Sabang hingga maroeke ia membutuhkan waktu tempuh dua tahun enam bulan baru samapai dirumahnya Taman Bukit Makmur Sumedang Jawa Barat.

Mulai dari 3 Januari 2017 ia sudah memulai perjalanan. Pahit manis yang ia rasakan selama berjalanan mewarnai lika liku hidupnya, mulai dari daerah primitif seperti papua dan Kalimantan hingga daerah kota metro politan.

Junaedi menceritakan, niat untuk berkeliling Indonesia dan Asia dari kecil selalu ia inginkan. oleh kedua orang tuanya ia tidak mendapat izin bahkan dianggap gila, namun setelah ia besar dan berumah tangga, baru niat itu direstui oleh istri dan anak-anaknya.

“Sudah dari kecil saya inginkan, namun tak dikasih orang tua, setelah menikah dan punya anak tiga, barulah diizinkan oleh anak istri saya”, ujar Junaedi Arief saat tiba dikantor DPRD Batubara ruang Sekretariat Dewan (Setwan) selasa (02/07/2019).

Junaedi Arief saat berbagi cerita pengalaman hidupnya selama keliling Indonesia dengan Sekwan H Zainuddin dan anggota DPRD Batubara, selasa (02/07/2019)

Berbekal baju, kamera handpone dan surat keterangan lainnya dari kementerian terkait, ia terus melanjutkan perjalannya hingga kedesa-desa. Ia-pun tidur di mesjid dan Mushollah sembari beristirahat dengan berbekal makan seadanya.

Selama perjalanan, ia mengaku banyak menghabiskan sandal dan sepatu yang ia pakai selama dalam perjalanan. Semua pakaian sisa dan sandal yang haus-haus dikaki itu, ia kirimkan pulang untuk dijadikan kenang-kenangan selama ia menjalani perjalanan.

Baca Juga :  Norma Lantik FKDM Jadi 'Mata Telinga' Pemerintah Batubara

“Kalau sandal ini tahan, yang mudah haus itu tapaknya, itulah yang sering saya ganti, tapi kalau sandalnya haus. Dan semua barang kenangan itu saya kirim kerumah sebagai kenangan- kenangan”, sebut Junaedi Arief.

Ia menceritakan, saat tiba di daerah kalimantan ia sempat berpikir tak bakal pulang lagi kekampung. Sebab, begitu sampai di daerah primitif itu, ia langsung disambut dengan panah beracun oleh warga, tapi beruntung tak mengenai tubuhnya.

“Saya pikir waktu itu saya mati, namun setelah saya berdo’a dan saya pahami bahasa tubuh mereka akhirnya saya bisa tinggal tiga minggu disana dan ditemani kepala suku disana”, katanya.

Selama disana, makan dan minum semuanya hasil berburuan. Hingga perut saya tak dapat menahan dan jatuh sakit dilarikan kerumah sakit.

“Makanan disana-kan kebanyakan mentah, dan tidak bisa dikunyah, tetapi ditelan bulat-bulat. Itu membuat lambung saya luka”, terangnya.

Soal perlakukan yang meraka lakukan sehari- hari semuanya seperti adat atau budaya. Mulai sandang hingga pangan, dan semuanya diatur dan diminta menuruti keinginan kepala suku.

“Memang saya sempat janggal selama beberapa hari melihat pakaian yang serba kulit kayu itu, namun berlahan saya terbiasa dengan keadaannya”, sebutnya.

Daerah yang ditempuh dua puluh lima hari untuk sampai dikampung Dayak itu (kalimantan pedalaman) menjadi kenangan indah tersendiri baginya. Sambutan yang baik membuat kisah inah itu sulit terlupakan dalam hidupnya.

Baca Juga :  Pemkab Batubara Serius Kelola Warisan Sejarah dan Budaya

“Memang Indonesia ini terdiri dari berbagai suku dan budaya, semuanya punya kisah dan cerita didalamnya”, terang dia.

Sebelum sampai ke Batubara, ia mengatakan telah melewati perjalanan panjang mulai dari Sibolga menuju Kabupaten Nias. Dengan menggunakan kapal ia berangkat tanpa menggunakan ongkos hanya surat keterangan yang ia sampaikan ke SDP dan ia mendapat ongkos gratis.

Setelah Nias, ia melanjutkan ke lintas timur hingga sampai ke parapat, dari parapat ia menuju medan, lubuk Pakam sergai, tebing tinggi hingga sampai kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.

Di Batubara, Pria tiga anak dan dua cucu itu berencana mau berjumpa dengan Bupati atau Kepala Dinas Pemudan dan Pariwisata Batubara. Ia akan bermalam di Desa Perupuk malam ini, sembari menunggu besok datang kekantor Dinas Pariwisata setempat.

“Rencananya saya kan mau jumpa Kadis Pemuda Olahraga dan Pariwisata besok, jadi kemungkinan saya akan menginap di mesjid yang tak jauh dari kantor dimaksud”, Ujar Junaedi saat disambangi zulnas.com di Lima Puluh.

Diakhir ceritanya, ia menginginkan setelah mengelilingi Indonesia, ia akan membuat buku dengan judul “melihat Indonesia dari kacamata budaya dan Pariwisata” Terangnya.

Menanggapi kisah yang ia sampaikan, Setwan Batubara H Zainuddin menyambut baik kedatangan petualang Indonesia itu. Ia pun ditawari makan dan minum oleh Dewan Ismar Komri dari Partai Golkar Batubara.

Berbagi cerita pun terjadi, hingga warga Batubara itu, takjub mendengar kisah yang Junaedi sampaikan. Diakhir cerita, dengan makan bersama. ****Zulnas

Berita Terkait

Rumah Reyot Nelayan di Kapal Merah, Batubara: Bertahun Hidup di Balik Dinding Lapuk Tanpa Sentuhan Bantuan
Nyaris Ricuh, Ratusan Warga Duduki Lahan Sengketa dengan PT Socfindo
Sentuhan Emas dari Hati: Ismar Khomri dan Bingkisan dari Tanah Suci untuk Anak-Anak Darut Taufik
Gemkara Audiensi ke Polres Batubara Bahas Sinegritas Kamtibmas dan Pembangunan Daerah
Selamatkan Pasir Kuarsa Batubara Sebelum Laut Jadi Lubang Bekas Raksasa
Kapal Keruk Pasir Ilegal Beroperasi di Perairan Tanjung Tiram, Batubara
Aktivis Bertopeng Salvador Dali Demo Inalum Protes PHK Massal Tanpa Pesangon oleh Kokalum
Inilah Deretan Kasus Korupsi Diungkap Kajari Batubara Diky Octavia Selama 1,4 Tahun Menjabat
Berita ini 22 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16:56 WIB

Rumah Reyot Nelayan di Kapal Merah, Batubara: Bertahun Hidup di Balik Dinding Lapuk Tanpa Sentuhan Bantuan

Kamis, 30 Oktober 2025 - 12:46 WIB

Nyaris Ricuh, Ratusan Warga Duduki Lahan Sengketa dengan PT Socfindo

Senin, 20 Oktober 2025 - 23:11 WIB

Sentuhan Emas dari Hati: Ismar Khomri dan Bingkisan dari Tanah Suci untuk Anak-Anak Darut Taufik

Senin, 20 Oktober 2025 - 22:28 WIB

Gemkara Audiensi ke Polres Batubara Bahas Sinegritas Kamtibmas dan Pembangunan Daerah

Minggu, 19 Oktober 2025 - 14:06 WIB

Selamatkan Pasir Kuarsa Batubara Sebelum Laut Jadi Lubang Bekas Raksasa

Berita Terbaru

Asahan

Wakil Bupati Asahan Hadiri Milad IGRA ke-23 Tahun

Kamis, 30 Okt 2025 - 09:20 WIB