Zulnas.com, Batubara – Ada yang berbeda di Upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN) kali ini. Bukan hanya karena ini menjadi momen terakhir Pj. Bupati Batubara Heri Wahyudi Marpaung, S.STP, M.AP, memimpin upacara, tetapi juga karena satu momen yang mendadak viral: pelukan hangatnya dengan Sekda Batubara, Norma Deli Siregar.
Foto yang diabadikan oleh Dinas Kominfo Batubara itu langsung menyita perhatian publik. Netizen bereaksi beragam. Ada yang terharu, ada yang tertawa, ada pula yang mempertanyakan, “Serius ini? Bukannya mereka selama ini sering berbeda pandangan?”
Antara Formalitas dan Keakraban Sejati
Jika menilik ke belakang, hubungan antara Heri Wahyudi dan Norma Deli Siregar memang tak selalu harmonis. Beberapa kali perbedaan kebijakan di masa transisi pemerintahan sempat menjadi isu hangat di lingkungan Pemkab Batubara. Wajar, transisi kepemimpinan memang sering kali diwarnai dinamika internal.
Baca : Batubara di Persimpangan: Surat Terbuka untuk Sang Pemimpin Sementara
Baca : “DPRD Batubara Kritik Kebijakan Pj Bupati: Pelantikan Pejabat Dinilai Abaikan Etika Pemerintahan”
Namun, di akhir masa jabatan Heri, segalanya tampak mencair. Senyum lebar, pelukan, dan gestur akrab di antara keduanya memberikan kesan berbeda. Apakah ini bentuk rekonsiliasi? Ataukah hanya sekadar formalitas di depan kamera?

Seorang ASN yang menyaksikan langsung momen itu hanya tertawa kecil saat ditanya pendapatnya. “Ya, mungkin ini cara mereka menutup babak lama dan menyambut babak baru,” katanya sambil mengangkat bahu.
Momen yang Jadi Sorotan
Tak butuh waktu lama, foto itu menyebar di media sosial dan grup WhatsApp pegawai. Ada yang menyebutnya “momen lebay”, ada pula yang melihatnya sebagai simbol profesionalisme—bahwa perbedaan di tempat kerja tak harus berakhir dengan permusuhan.
Baca : “Pelantikan Diujung Masa Jabatan, Sekda Gak Datang”
Baca : “Aroma ‘Ikan Busuk’ di Balik Pelantikan Pejabat: Kritik untuk Kebijakan Pj Bupati Batubara”
Seorang pengamat di Batubara memberikan pendapatnya. “Kalau ini memang momen rekonsiliasi, bagus. Artinya, mereka menunjukkan bahwa perbedaan pendapat itu biasa dalam birokrasi, yang penting tetap profesional. Tapi kalau ini cuma untuk citra? Ya, biarkan publik yang menilai,” ujarnya.
Akhir yang Manis atau Sekadar Panggung?
Momen ini tentu akan menjadi bagian dari sejarah kecil Batubara. Apakah ini benar-benar ungkapan ketulusan atau hanya permainan politik di detik-detik terakhir, biarlah waktu yang menjawab.
Yang jelas, kepemimpinan di Batubara akan segera memasuki babak baru di bawah kepemimpinan Bupati terpilih H. Baharuddin Siagian dan Wakil Bupati Syafrizal. Satu hal yang pasti: dunia pemerintahan memang penuh kejutan, dan kadang, yang tampak lebay justru yang paling mengundang rasa penasaran. ****Zn