Pelabuhan Peti Kemas di Kuala Tanjung Terancam Pindah, Ini kata Elfi Haris

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 1 November 2021 - 01:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara — Tokoh muda berprestasi Elfi Haris menyebutkan bahwa Pasca pandemi, Pemerintah Pusat telah berhenti membangun proyek strategis nasional yang berada di kawasan Kuala Tanjung Kabupaten Batubara Propinsi Sumatera Utara.

Berbagai Alasan dikemukakan, termasuk persoalan ketersediaan lahan, ketersediaan sarana air bersih, pembangunan infrastruktur lokal yang belum memadai, bahkan hingga proses ganti rugi lahan yang masih belum selesai, sehingga proyek pembangunan pelabuhan internasional Peti Kemas di kawasan Kuala Tanjung belum final ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Baca Juga : Ketika Ali Hatta Bicara Peningkatan Perekonomian Rakyat

Berikut ini petikan wawancara zulnas.com bersama Elfi Haris yang juga Kepala Bea Cukai Kualanamu, belum lama ini;

Bagaimana Informasi Tentang Perkembangan Pelabuhan Kuala Tanjung?

Elfi Haris menjelaskan, Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dilakukan secara bertahap, Tahap pertama, kedua dan tahap ketiga, yang sudah selesai itu baru tahap pertama, yaitu pelabuhan curah. Sedangkan untuk pembangunan tahap kedua Peti Kemas, itu yang masih belum dimulai lagi.

Alasannya, Karena, menurut informasi yang ia dapat, masih ada tarik menarik antara Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Belawan.

Secara ekonomi, apakah menutup Belawan sekedar memindahkan ke Kuala Tanjung, kalau seperti itukan, nilai tambahnya berkurang. Belawan mati, Kuala Tanjung hidup, maunya pemerintah itu, dua-duanya hidup, jadi Belawan tetap berfungsi, Kuala Tanjung tetap berfungsi, itu kalau sifatnya kebijakan.

Tapi kalau sifatnya anggaran, sekarang pandemi. Toh juga Belawan tidak dibangun dan tidak dikembangkan, Kuala Tanjung juga sama, karena anggaran banyak tersedot untuk penanganan pandemi, termasuk investor-investor kita juga menahan.

Baca Juga :  PT. Kinra dan Administrator KEK: Dorong Pemberdayaan Tenaga Kerja Lokal
Kepala Bea Cukai Kualanamu Elfi Haris

“Jadi belum final, apakah dilanjutkan di Belawan atau di Kuala Tanjung,” ujarnya.

Seperti apa Wacana Pemerintah tentang pelabuhan di Kuala Tanjung?

Kalau dulu, awalnya proyek MP3I kan dibangun di Kuala Tanjung, nah sekarang ada wacana Belawan tetap hidup untuk Peti Kemas, kastel yang sudah ada sekarang curah cair, wacana terakhir semacam itu.

Apa Yang Harus Disiapkan Oleh Pemerintah Daerah?

Infrastruktur lokal, artinya ketika Pemerintah pusat menyatakan pelabuhan akan dibangun dimana, Infrastruktur kita sudah dibangun, kemudian sarana penunjang seperti ketersediaan akan air, ketersediaan lahan, itulah yang semestinya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, agar supaya Pemerintah pusat menetapkan Batubara menjadi pelabuhan peti kemas.

Nah, kalau itu tidak dilakukan kita bandingkan dengan Belawan, sarana pendukungnya sudah ada.

Maunya kita, Lebih bagus dengan Belawan, supaya kita jadi pilihan. Kalau kita tidak menyiapkan itu, kemungkinan lanjut tahap kedua dan ketiga tidak sama kita.

Kalau untuk pelabuhan tahap pertama, kita sudah, tapi sifatnya pelabuhan curah. Yang memanfaatkan sekarang ini belum ada industri baru, masih industri yang berada dikawasan Kuala Tanjung. Seperti Multi, Nabati.

Sejauh ini, mereka sudah menggunakan pelabuhan, namun yang sifatnya infor umum belum, jadi cenderung untuk industri yang ada di Kuala Tanjung saja.

Kepala Bea Cukai Kualanamu Elfi Haris
Seperti Apa Anda Melihat Proses Pembebasan Lahan di Batubara?

Pertama, kepemilikan lahan ditempat kita masih tumpang tindih. Ada yang megang surat kades, surat camat dan ada juga yang sertifikat, yang kadang semua mereka merasa berhak. Ada yang juga sama sekali yang belum mempunyai surat, tetapi mereka memiliki tanah berdasarkan turun-temurun dari ahli warisnya. Nah ini yang menjadi pertimbangan bagi pemerintah.

Baca Juga :  Masyarakat Diimbau Berikan Retribusi Parkir ke BUMD Batubara

Investor itu, kalau mau mengganti rugi kepada siapa?, Siapa sesungguhnya pemilik yang sah, ketika diganti rugi ke si A, nanti si B juga merasa punya hak, akhirnya terancam tergugat. Begitu digugat, jadi terhenti proses ganti rugi, sampai ada keputusan dari pengadilan.

Kedua persoalan Calo. Kalau bisa masyarakat itu bisa menerima langsung dari investor. Paling tidak ditangan kedua. Sehingga kalau harga tanahnya itu dihargai satu juta, paling tidak sampai kemereka itu harga 900 ribu rupiah.

Sekarang ini, banyak kasus seperti itu, ketika harga satu juta dari investor, sampai ke tangan masyarakat itu, cuma harga 200 ribu, ini-kan tidak adil.

Lantas, Apa Saran Anda Kepada Pemerintah Daerah?

Saran, Infrastruktur daerah yang menjadi kewenangan daerah, seperti jalan dan ketersediaan air bersih harus dikebut, sehingga pemerintah pusat menetapkan proyek strategis nasional itu ke daerah.

Dulu ingat, waktu kapal pesiar bersandar ke pelabuhan Kuala Tanjung, setelah dua kali sandar, mereka tak mau masuk lagi akibat jalan infrastruktur didaerah hancur lebur, sehingga pemerintah pusat termasuk dari Bea Cukai juga di kritik.

Saat itu, penumpang dari kapal pesiar mau jalan-jalan ke Danau Toba, karena jalan Infrastruktur hancur, mereka ngak mau nyandar lagi ke pelabuhan Kuala Tanjung.

Terakhir, Ciptakan suasana kondusif sehingga investor merasa nyaman, dan tidak ada gejolak, sehingga proyek strategis nasional yang berada di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara dapat berjalan sebagaimana mestinya. ***

Berita Terkait

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih
Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat
Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”
Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal
Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?
Bantu Pengusaha, Bank Sumut Lima Puluh Promosikan Produk KMSS
Kenaikan Harga Beras, Jangan Sampai Menyulitkan Petani Dapatkan Pupuk
PD Pasar Medan Siap Tampung Cabai Batubara 10 Ton Seminggu
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 00:38 WIB

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:05 WIB

Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:07 WIB

Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”

Sabtu, 21 Desember 2024 - 15:29 WIB

Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:45 WIB

Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?

Berita Terbaru