Melihat Ekowisata Mangrove, Destinasi Wisata Baru di Batubara

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 19 November 2020 - 14:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, BATUBARA — Pemerintah Kabupaten Batubara dibawah kepemimpinan Ir Zahir M.AP – Oky Iqbal Frima membangun proyek ekowisata mangrove di Pantai Sejarah Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batubara Sumatera Utara, Kamis (19/11/2020).

Proyek 1,2 Milyar dari Dinas Perikanan Batubara yang bersumber dari APBD murni Tahun Anggaran 2020 itu dikerjakan dalam bentuk jembatan yang dibangun memanjang ke arah laut.

Uniknya, jembatan yang dibangun rekanan CV Utama Karya itu menggunakan matreal kayu hutan (Damar) memanjang ke arah laut. Diatas jembatan tersebut pengunjung dapat melihat berbagai jenis mangrove yang tumbuh dan berkembang ‘dihalaman’ pesisir pantai sejarah yang pernah dimasuki Jepang pada zaman penjajahan itu.

Kepada zulnas.com, ketua Kelompok Tani Cinta Mangrove (TCM) Batubara Azizi menjelaskan proyek Dinas Perikanan Batubara yang berjudul pembangunan jalan produksi Perikanan itu bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata di Batubara.

Baca Juga :  Angin Kencang, Nelayan Tak Beroperasi, Omzet Penjualan ES Balok Menurun

“Dengan proyek ekowisata hutan mangrove itu dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Batubara,” Ujar Azizi dilokasi setempat, Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara, Selasa (17/11/2020).

Direktur lembaga Kelompok Anak Pencinta Laut (KAIL) itu memaparkan proyek tersebut dibangun sepanjang 200 meter kearah laut, dengan lebar 2 meter lebih dan tinggi kurang lebih 3 meter.

“Kontruksi bangun tersebut didominasi dengan bahan matrial berupa kayu hutan yang dibangun sehingga terkesan ramah lingkungan,” paparnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, proyek ekowisata mangrove tersebut akan dikelola oleh kelompok Tani Cinta Mangrove dengan manajemen yang baik dan melibatkan warga setempat.

Sejumlah pengunjung terlihat asik berjalan dijembatan ekowisata mangrove sembari berselfie.

“Selain jembatan unik, pemerintahan Batubara juga akan membangun berbagai wahana permainan termasuk rumah pohon dan flying fox,” Paparnya.

Sebagai pengelola, TCM klimnya sudah mengantongi sejumlah izin untuk mengelola kawasan hutan lindung (HL) (Konsesi) sebagai hutan kemasyarakatan tersebut.

Baca Juga :  Tak Melibatkan K.SPSI, Rapat Dewan Pengupah Batubara Terkesan 'Opok-opok'

Belum selesai, proyek ekowisata mangrove tersebut kini menjadi salah satu destinasi wisata baru di Batubara. Tak tanggung- tanggung, setiap harinya ratusan pengunjung datang kelokasi itu untuk mengabadikan foto selfie dijembatan itu.

Salah seorang pengunjung datang mengaku ingin melihat proyek jembatan itu secara langsung. Ia pun mengaku takjub destinasi wisata baru itu akan kerap menjadi icon wisata di Batubara.

“Saya yakin jembatan yang dibangun ini akan menjadi icon wisata Batubara. Dengan kelengkapan habitat mangrove ini akan menjadi salah satu pusat wisata yang mampu mengundang turis dari berbagai daerah bahkan manca negara,” Kata Syaiful saat berkunjung dilokasi itu, rabu (18/11/2020).

Tak hanya itu, dia juga berharap kedepan, tempat wisata yang baru ini dapat ditata dengan rapi dan asri dan pihak pengelola dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung yang datang. ****Zn

Berita Terkait

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih
Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat
Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”
Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal
Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?
Bantu Pengusaha, Bank Sumut Lima Puluh Promosikan Produk KMSS
Kenaikan Harga Beras, Jangan Sampai Menyulitkan Petani Dapatkan Pupuk
PD Pasar Medan Siap Tampung Cabai Batubara 10 Ton Seminggu
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 00:38 WIB

Pengamat dan DPR Wanti-wanti Risiko Kredit Macet di Balik Ambisi 80.000 KopDes Merah Putih

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:05 WIB

Industri Kelapa Krisis Bahan Baku, Menperin Soroti Ekspor Kelapa Bulat

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:07 WIB

Perpekindo Tolak Moratorium Ekspor Kelapa: “Petani Jangan Jadi Korban Ego Sektoral”

Sabtu, 21 Desember 2024 - 15:29 WIB

Revolusi Pertanian di Batubara: RPB Cabai Siap Angkat Kesejahteraan Petani Lokal

Kamis, 16 Mei 2024 - 20:45 WIB

Ternyata Manfaat Limbah Kopi Sangat Dahsyat, Apa Itu?

Berita Terbaru