Benarkan Media Siber ‘Membunuh’ Media Konfensional? Ini Ulasannya

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 22 Desember 2021 - 11:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

zulnas.com, — Era digitalisasi membuat semua pola layanan berubah tak terkecuali media. Tranformasi media Siber terus berekspansi hingga mengungguli media-media yang masih berstatus Konfensional.

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut Ir Zulfikar Tanjung menuturkan pemangku amanah jurnalistik, dinamika media siber (online) tidak akan “membunuh” koran, sepanjang “orang koran” itu tidak “mematikan” korannya sendiri.

Hal itu ditegaskannya ketika diberi kesempatan berbicara selaku pembanding dari floor pada sesi narasumber Dr Abdul Rasyid dalam Rapat Kerja (Raker) HUT ke-76 Koran Mimbar Umum, Sabtu (18/12) di Medan.

‘Yakinlah, sesungguhnya surat kabar akan tetap eksis sepanjang pengelola koran mampu bertransformasi dengan ubah laku gaya baru, mulai dari ‘mindset’ cara berpikir hingga berperilaku berbasis digital,” ujar Zul yang juga Redaktur Senior Mimbar Umum.

Meski demikian, nuansa yang muncul akhir-akhir ini mengilustrasikan aspek psikologis bagi sebagian pemangku jurnalis cetak seolah-olah kekhawatiran terhadap keberadaan koran membuat koran semakin melemah, terutama akibat gencarnya ekspansi media siber yang diisyaratkan jadi “ancaman” bagi koran atau media Konfensional.

Dia menegaskan lebih setuju atas banyak praktisi siber yang tidak sepenuhnya sependapat terhadap “ketakutan” itu, sepanjang pemilik dan pekerja koran mau mengadaptasikan diri dengan pola dinamika digital dalam ubah laku printing baru.

Bahkan, menurut data faktual, di beberapa negara maju trend surat kabar meningkat tirasnya dengan berkolaborasi media siber. Jadi siber jangan dianggap musuh atau saingan, melainkan mitra untuk menaikkan eksistensi koran. Sebab, di era digital, media cetal yang memiliki jaringan luas, akan semakin eksis dan survive.

Baca Juga :  SMSI Sumut Luncurkan Buku Ekspedisi Kaldera Toba: Raih Kembali Predikat Hijau UNESCO!

Di sinilah titik krusial itu terjadi, ujarnya, kalau kemudian pemilik dan pekerja koran masih tetap dalam persepsi lama, larut dalam ‘menara gading’ yang menganggap ada pen-strata-an media, di mana koran dianggap media nomor satu ‘an sich’, tentu koran dimaksud akan ambruk dilindas revolusi digital.

Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut Ir Zulfikar Tanjung

Kondisi koran akan semakin parah apabila pakerja terutama wartawan koran tidak mau menantang eksistensinya untuk cetak, malah sebaliknya ikut berbaris bersama, bahkan ada ikut di belakang praktisi atau wartawan yang bekerja di siber.

Banyak berita di koran sama dengan berita online, mulai angle berita maupun pemilihan judul. Bahkan banyak yang ‘copy paste’ berita online. Pekerja koran larut, menganggap media siber ibarat kantor berita, tinggal kutip saja, paling edit sedikit kata-katanya.

“Padahal, jika beritanya sama, apalagi mengutip dari media siber an-sich untuk apa orang harus membeli koran ? Sebab orang sudah bisa membaca dari media siber secara gratis, lebih cepat lagi. Koran jelas kalah cepat dengan online,” tegasnya.

Baca Juga :  Saat Terima Audiensi SMSI Sumut, Zahir Cerita Tentang Wisata Kuliner Batubara

Artinya, jika koran kualitasnya sama dengan media online, maka habislah riwayat koran itu. Orang tak akan lagi mencarinya. Namun orang akan tetap mencari koran apabila mampu menyajikan angle-angle yang tidak didapat di media online. Koran harus dibuat seperti itu.

Jadi tidak benar katanya media siber ‘membunuh’ koran. Yang sebenarnya, jurnalis koran lah yang punya andil mempercepat kepunahan koran apabila tidak mau berevolusi dengan cara beradaptasi. Koran sekarang harus menjadi news brand yang disinergikan dengan online dan media-media di bawah brand  koran itu. Tentu dengan perubahan perilaku baru sesuai tuntutan era komunikasi millenial.

Zul meyakini industri media cetak tidak akan mati, namun masih akan tetap bertahan dengan gaya baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan milenial atau generasi Z. Misalnya menggunakan perspektif jurnalisme yang diproduksi berbasis digital atau data analisis.

Saat ini harus era kolaborasi media online, koran, medsos dan komunitas. Karena sekarang mengarah era 5.0 maka para pelaku media cetak sekarang juga harus merupakan orang yang menguasai eranya jurnalis 5.0 lengkap berkompetensi digital, video, televisi, visual dan foto sehingga para jurnalis di era sekarang penting kuasai  kemampuan yang lebih lengkap, seperti menulis, video, forografi, grafik dan mampu berperan sebagai host. Yang lebih penting lagi menguasai penjelajahan dunia digital dalam data analisis. ***Ril

Berita Terkait

Tersangka Korupsi Jalan di Batubara Bongkar Peran Donatur, Oknum Bank, hingga Notaris
KEK Sei Mangkei Jadi Harapan Kurangi Pengangguran
Kasus Korupsi Jalan di Batubara, Lagi, Kejatisu Tahan 4 Konsultan Pengawas
Kejatisu Tahan 8 Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp43,7 Miliar di Batubara
Guru dan Pegawai di Sergai Ungkap Dugaan Pungli PPPK, Kejatisu Diminta Usut Tuntas
Gubernur Sumut Bobby Nasution Lantik Lima Pejabat Eselon II, Ingatkan Jangan Boros Anggaran
Jejak Dokumen Tanah Bermasalah di Balik Bisnis Tambak Udang Kuala Bedagai
Kadisporasu Mahfullah Pratama Daulay: Temuan BPK Sudah Ditindaklanjuti, Ini Bukan Korupsi, Tapi Koreksi Administrasi
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 22:03 WIB

Tersangka Korupsi Jalan di Batubara Bongkar Peran Donatur, Oknum Bank, hingga Notaris

Senin, 15 September 2025 - 22:16 WIB

KEK Sei Mangkei Jadi Harapan Kurangi Pengangguran

Selasa, 2 September 2025 - 10:18 WIB

Kasus Korupsi Jalan di Batubara, Lagi, Kejatisu Tahan 4 Konsultan Pengawas

Senin, 1 September 2025 - 11:04 WIB

Kejatisu Tahan 8 Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp43,7 Miliar di Batubara

Minggu, 17 Agustus 2025 - 11:50 WIB

Guru dan Pegawai di Sergai Ungkap Dugaan Pungli PPPK, Kejatisu Diminta Usut Tuntas

Berita Terbaru

Asahan

Bupati Asahan Kukuhkan 495 PPPK Formasi Tahun Anggaran 2024

Selasa, 30 Sep 2025 - 09:38 WIB