Bandar Rahmad Meminang Adik Sultan Asahan

zulnas
zulnas

Zulnas.com, Batubara — Bandar Rahmad tetap dipercaya sebagai orang besar di negri Deli, setelah wafat Tengku Alamuddin digantikan putra sulungnya Osman perkasa alam.

Pada jaman itu, di Deli sudah banyak orang kuat dan pintar berkumpul. Baik yang datang dari seputaran pulau Sumatera maupun dari Kalimantan dan Sulawesi.

Para panglima ini tidak diragukan ketangguhannya terutama panglima Banjar dan Bugis. Kerajaan tetangga agak enggan berselisih dan berhadapan dengan kerajaan Deli.

Untuk memperbesar pengaruhnya di Sumatera Timur Baginda Osman perkasa alam “meminang” Tengku raja Siti adik Tengku Ali sultan kerajaan Asahan.

Merisik dan meminang dengan seperangkat benda berharga diterima Tengku Ali dengan suka cita, namun syarat tentulah ada.

Baca Juga : Bandar Rahmad Putra Tanah Deli

Baca Juga : Cerita Bandar Rahmad Pelaut Handal dan Pembesar Negeri Pesisir

Pada saat diucapkan syarat para juru pinang terdiam. “Jika lahir anak lelaki mesti dirajakan”. Syarat yang tak mungkin dikabulkan karena Baginda Osman perkasa alam telah punya putra hasil perkawinan dengan putri hamparan perak.

Mahmud perkasa alam buah cinta telah dinobatkan sebagai pewaris kesultanan Deli. Osman perkasa alam tidak menyerah akibat itu, dirembukkan, dipikirkan dan akhirnya disetujuinya. Titah dikeluarkan, diperintahkannya pembesar yang paling setia, pintar dan terhormat Syahbandar Rahmad putra tanah Deli yang sekaligus Abang angkatnya diutus untuk melakukan peminangan ke negri Asahan.

Sebagai orang terhormat bandar Rahmad melaksanakan perintah itu. Berangkatlah bandar Rahmad dengan didampingi beberapa orang kepercayaannya menuju Tanjung Balai Asahan.

Setelah dua malam bercengkrama dengan sultan dan para panglima kerajaan Asahan, tibalah saatnya di malam ketiga hajat kedatangan diutarakan.

Dimulai dari berbalas pantun, petatah petitih dan tepak sirih disorongkan dimulailah maksud kedatangan.

Para pembesar kesultanan Asahan sadar yang dihadapi mereka adalah orang besar, berpengaruh dan telah malang melintang di lautan dan istana kesultanan. Tak ada yang tak mungkin bagi bandar Rahmad.

Sementara itu, Tengku Ali sadar di jaman bandar Rahmad lah penobatan Osman perkasa alam menjadi Sultan Deli yang tidak dibawa ke kesultanan Aceh dan Siak.

Namun tekad sudah bulat Tengku Ali sultan kesultanan Asahan keturunan langsung Sultan Aceh ini tidak mau mundur walau seinci.

Jika harus berakhir dengan peperangan, sultan Asahan ini sudah siap menghadapinya. “Lebih baik berakhir dengan kengerian dari pada kengerian yang tiada akhir”. Mungkin ini yang ada di benak sultan Asahan.

Ketika maksud diutarakan, sama persis jawaban terdahulu disampaikan. “jika lahir anak lelaki harus dirajakan,”. Tuturnya.

Bandar Rahmad tertunduk diam. Terlihat tubuhnya menegang. Wajahnya yang putih memerah seketika. Ada amarah yang tertahan. Semua menunggu apa yang akan terjadi. Apa yang akan dilakukan Bandar Rahmad. ***ET

Bersambung…

Share this Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *