Zulnas.com, Batubara — Tanjung Limaupurut memang bertuah. Betapa tidak? Wilayah kedatukan yang pada masa-masa awal sempat dipimpin Datuk Umar Palangki itu terus jadi pusat perhatian, bahkan level mancanegara. Jepang, misalnya, dalam bentuk konsorsium perusahaan swasta, beberapa dekade sempat menapaki Kualatanjung.
Semasa SBY, menggaung pembangunan Global Hub. Belakangan ini, Kualatanjung di dapuk menjadi kawasan strategis nasional. Luar biasa.
Tapi soal Tanjung Limaupurut itu, ada juga yang jadi tanda tanya. Secara historikal, wilayah teritorinya ada, nama kedatukannya ada. Silsilah nasab pemukimnya pun masih terjaga. Tapi mengapa titik lokasinya tidak ditemukan dalam peta standard? Apa sebenarnya yang terjadi?
Syukurnya, belakangan ini ditemukan peta yang dibuat Belanda yang diperkirakan bertahun emisi 1910. Dokumen itu, agaknya digunakan Bangsa Kincir Angin itu untuk memetakan areal-areal bagi perusahaan perusahaan-pemegang konsesi perkebunan. Di peta lama itu, nama Tanjung Limaupurut diterakan.
Tim Kilas8 turut mencermati banyak hal yang terkait dengan Tanjung Limaupurut itu. Di awali dengan tayangan Palangki Land, kini kami melanjutkannya dengan tayangan bertajuk Telusur Jejak Tanjung Limaupurut, yang menunjukkan situs-situs makam bersejarah para leluhur. Mereka, orang-orang turut berjasa dalam membangun peradaban,
Tempat bersejarah itu, kondisinya memang memprihatinkan. Makam-makam itu adalah penanda eksistensi sosial masa lalu, yang bertautan erat dengan masa kini.
Tim Kilas8 sempat berdoa bagi para arwah dari tempat bersejarah itu, saat berada pada lokasi yang berdasarkan informasi yang diterima merupakan makam OK.Sendeh. Ia, menurut sejumlah catatan merupakan salah seorang pemangku kedatukan.
Menurut catatan warga setempat, Tanjung Limapurut terdiri dari Desa Kuala Tanjung, Desa Kuala Indah, Desa Pematang Kuing, Desa Pematang Jering, Desa Tanjung Harapan, Desa Sukaramai, Desa Badar Syah Tasak dan Desa Lalang. ***Kindra