Zulnas.com, Batubara — Bupati Batubara Ir Zahir masuk ke bendungan Serba Guna untuk melihat problem kondisi saluran air di Desa Mekar Mulyo Kecamatan Sei Balai, Batubara, Kamis (7/1/2021) pagi.
Bupati kelima Kabupaten Batubara itu langsung ection. Aksi heroik yang dilakukan Zahir bak seperti Presiden Jokowi saat meninjau Waduk Pluit Jakarta Januari tahun 2020 lalu. Jokowi datang sendiri tanpa Mentri, sedangkan Zahir datang langsung bawa Amphibi.
Zahir yang juga Politisi PDI Perjuangan itu datang ke lokasi bendungan Kecamatan Sei Balai bersama Kepala Dinas PUPR Batubara Khairul Anwar, Camat Sei Balai Hanafi, Kabid Humas dan Kabag Protokoler.
Saat melihat kondisi bendungan Zahir merasa penasaran, Dia langsung masuk ke gorong-gorong dan melihat langsung kondisi bendungan tua itu yang sudah berumur 30 tahunan.

Dalam peninjauan itu, Zahir mengamati bangunan tua itu satu persatu, mulai dari bawah gorong-gorong hingga menganalisis bentuk bangunan yang dikerjakan semasa pejabat lalu untuk menormalisasi air ke pemukiman sawah masyarakat empat desa di Kecamatan Sei Balai itu.
Zahir terlibat langsung dalam upaya perbaikan bendungan itu. Ia bersama warga setempat bahu- membahu memperbaiki pintu air dan tanggul sungai yang sudah rusak akibat dimakan ‘usianya’ itu.
Bak seperti pekerja bangunan, Zahir ikut memotong kayu balok dengan menggunakan chainsaw (mesin potong rumput) sebagai menahan pintu air, selesai dipotong, zahir langsung memasangnya.

Satu alat berat ampibi (Excavator) juga ikut diturunkan untuk menormalisasi sungai dan memperbaiki tanggul yang pecah.
“Kondisi pintu air sungai serba jadi telah rusak, akibatnya berdampak pada pembagian air ke sawah – sawah tidak bisa mengalir untuk musim tanam di tahun ini. Ternyata pintu dam/pintu air ini sudah ada sejak 30 tahun silam, wajar memang sudah harus diperbaiki,” Kata Zahir.
Baca Juga : APBD dan Hobi Pejabat
Bendungan ini, katanya, salah satu fungsi yang mampu mengendalikan debet air di empat desa untuk memenuhi kebutuhan air terhadap persawahan mereka.
“Jadi jika ini tidak segera diperbaiki bisa mengganggu petani saat bercocok tanam. Komoditi padi merupakan salah satu komoditas utama di empat desa ini. Ujar Zahir.

Sedangkan fungsi Ekskavator amphibi diturunkan untuk pengerukan tanah akibat pendangkalan sungai. Dan penebangan pohon sawit yang tumbuh di sepanjang pinggir sungai.
“Disini, pohon sawit bukan tanaman bantaran sungai, dan tidak boleh sawit di tanam di pinggiran sungai,” tegas Bupati Zahir
Seorang warga setempat Tobok Siagian menyampaikan, bahwa kegiatan gotong royong bersama pihak Pemkab untuk memperbaiki dam pintu air untuk lahan pertanian yang rusak akibat meluapnya sungai serba jadi.
“Saya dan masyarakat sangat bersykur dan berterima kasih kepada Bupati Zahir yang ikut turun langsung ke lokasi ini, karena bapak Bupati sangat berjiwa sosial,” Ujar Tobok siagian. ****