Aksi Demo Bakar Ban Mahasiswa Sexy Bak Seperti ‘Panggung Rakyat’

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 22 Juli 2019 - 16:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

zulnas.com, Batubara –Kelompok pemuda dan mahasiswa menggelar aksi demo dihalaman kantor ULP PLN Rayon Tanjung Tiram, senin (22/07/2019). aksi ‘panggung’ dijalan protokol itu terlihat sexy bak seperti ‘panggung rakyat’ ketika menonton konser, massa membakar ban sebagai bentuk protes yang disampaikan.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan kordinator aksi Andi Lubis SH dan kordinator lapangan M. Fadli Koko menuding bahwa pembayaran insentif pemungut Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang dilakukan pihak PLN Rayon Tanjung Tiram diduga tidak sesuai ketentuan.

Para aksi menuding biaya insentif yang diterima pengumpul diduga menyalahi aturan itu sebagai wajib pajak (WP) pihak PLN dengan total anggaran Rp 431.648.000 juta. Mereka menduga uang tersebut telah menjadi temuan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun anggaran 2017 atas kinerja Pemerintah Daerah Tahun 2016.

Aksi bakar ban yng digelar di depan kantor PLN Ranting Tanjung Tiram. (zulnas). 

Disebutkan mereka (Mahasiswa) Bahwa Peraturan Pemerintah (PP) nomer 69 Tahun 2010 tentang tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif pemungut pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD).

Dimana pada pasal 1 ayat 5 menegaskan bahwa pemungutan adalah bagian dari rangkaian kegiatan yang dimulai dari data objek dan subjek pajak atau retribusi penentuan besarnya pajak dan retribusi yang terhitung sampai kegiatan penagihan kepada wajib pajak.

Baca Juga :  Guru Honor SDN 3 Sei Balai Mengaku Jadi Korban Politik Oknum Camat dan Kasek

Pada pasal 3 ayat 1 juga dinyatakan bahwa insentif diberikan kepada intansi pelaksana pemungutan pajak dan retribusi dalam hal ini sebagai pengelola BPPRD pemerintah setempat.

Kemudian pada pasal 4 ayat 1 menyatakan bahwa insentif pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi dapat diberi insentif apabila mencapai batas kinerja tertentu.

Aksi demo mahasiswa dihalaman kantor PLN Ranting Tanjung Tiram

Dalam surat pernyataan yang dibacakan pendemo, direktur keuangan PLN pusat dengan nomer 07513/545//DITKUE/2010. Kemudian pada tanggal 5 Oktober tahun 2010 yang menyatakan bahwa biaya pemungutan PPJ untuk tahun 2010 terhitung tanggal 1 Januari 2010 telah dihentikan sampai dengan diterbitkan dengan peraturan pelaksanaan yang baru.

Selanjutnya, direktur keuangan PLN pusat lantas mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kepala PLN wilayah dan kepala distribusi tertanggal 30 Desember 2011 dengan menyatakan bahwa merujuk UU nomer 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD) PLN menyatakan bahwa instansi PLN adalah bagian dari Wajib Pajak (WP) sehingga PLN tidak diperbolehkan menerima upah pungut atau insentif apapun dari pemerintah daerah.

Baca Juga :  RSU Haji Medan Utamakan Keselamatan Nyawa Manusia
Kordinator aksi dan kordinator lapangan Andi Lubis saat menyampaikan tuntutan di depan kantor PLN Ranting Tanjung Tiram

Menjawab Aksi ‘Salah kamar’ itu langsung diterima kepala ULP PLN Rayon Tanjung Tiram Edi Saleh Siregar. Dalam pernyataannya, dia mengatakan persoalan pengelolaan PPJ dan itu adalah kewenangan pemerintah daerah dalam hal ini instansi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) pemerintah setempat.

“Mengenai pengelolaan dana insentf Pajak dan Retribusi Daerah adalah kewenangan pemda, tanggung jawab PLN adalah sebatas menagih pelanggan atau konsumen PLN. Sedangkan pengelolaan dananya itu adalah kewenangan pemerintah daerah”, ujar kepalal Unit Layanan Pelanggan PLN Tanjung Tiram Edi Saleh Siregar menjawab Aksi mahasiswa.

Sedangkan tudingan mengenai dana upah pungut (insentif), kata Edi, dalam Peraturan Pemerintah sudah tegas menyatakan bahwa PLN hanya sebagai Wajib Pajak. jadi sejak tahun 2011 hingga sekarang, PLN tidak pernah menerima dana insentif sebagaimana disangkakan dalam nota temuan LHP BPK RI di tahun 2017 dari realisasi anggaran Tahun 2016 itu.

Kemudian, sejauh ini, kata Edi, mekanisme pembayaran anggaran dana PPJ dari PLN pusat kepada pemerintah daerah itu dilakukan dengan basis data sistem online. Data-data itu, katanya, dapat terlihat dalam nota-nota pembayaran. Jadi PLN Tanjung Tiram hanya sebatas memegang kertas saja.

“Jadi kami hanya sebagai pengumpul atau penagih kertas dan tidak mengelola dalam bentuk uang’, Tegas Edi. ****Zn

Berita Terkait

Kasus Suap DPRD Sumut Kembali Mencuat, Tokoh Masyarakat Desak KPK Tuntaskan 36 Nama yang Masih “Berkeliaran”
PNTI Batubara Sambangi DPRD, Suarakan Krisis Nelayan dan Usulkan Solusi Rumpon Buatan
Pemkab Batubara Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Masyarakat Antusias Sambut Program Bupati
PNTI Batubara Audiensi ke PT BRC, Soroti Krisis Nelayan dan Usulkan Program Konservasi Laut
PNTI Batubara Audiensi ke PT IAA, Soroti Krisis Ekologi dan Kemiskinan Nelayan Pesisir
Eks Kadisperkim LH Batubara Akan Laporkan Sekda dan Inspektorat ke APH Terkait Temuan BPK
Husnul Khotimah Tanjung Tiram Siapkan Lompatan Baru Pendidikan Batubara
Turnamen Sepak Bola U-45 di Guntung: “Tua di Usia, Muda di Semangat”
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 06:41 WIB

Kasus Suap DPRD Sumut Kembali Mencuat, Tokoh Masyarakat Desak KPK Tuntaskan 36 Nama yang Masih “Berkeliaran”

Rabu, 25 Juni 2025 - 06:31 WIB

PNTI Batubara Sambangi DPRD, Suarakan Krisis Nelayan dan Usulkan Solusi Rumpon Buatan

Selasa, 24 Juni 2025 - 12:15 WIB

Pemkab Batubara Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Masyarakat Antusias Sambut Program Bupati

Sabtu, 21 Juni 2025 - 14:59 WIB

PNTI Batubara Audiensi ke PT BRC, Soroti Krisis Nelayan dan Usulkan Program Konservasi Laut

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:00 WIB

PNTI Batubara Audiensi ke PT IAA, Soroti Krisis Ekologi dan Kemiskinan Nelayan Pesisir

Berita Terbaru