BATUBARA,zulnas.com – Istana Niat Limalaras menurut sejarah dibangun sejak 1907 dan selesai 1912. Bangunan bersejarah itu memiliki empat tingkat/lantai dan memiliki tangga putar, 28 pintu dan 66 jendela. Sedangkan pada halaman depan istana terdapat sepasang meriam.
Ketua panitia pelaksana, Taufik Abdi Hidayat menyebutkan, pada acara pameran pagelaran budaya Istana Niat Lima Laras ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk menguak kembali benda-benda bersejarah tentang Cagar budaya.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, diharapkan semua benda pusaka yang berkaitan dengan bukti sejarah tidak boleh lagi dieksploitasi untuk kepentingan personal.
“Mulai saat ini diharapkan semua benda- benda pusaka bukti sejarah peninggalan yang ada, baik berupa bangunan Istana sampai dengan benda-benda bertuah agar dapat menghentikan segala bentuk eksploitasi benda-benda pusaka peninggalan sejarah demi mari kita sama-sama sama melestarikan peradaban kita”, Ujar Caleg DPRD Sumut dapil Asahan, Tanjung Balai dan Batubara itu.
Baca Juga : Lestarikan Kebudayaan, Bupati Batubara Akan Pugar Istana Niat Lima Laras
Kegiatan ini, katanya, merupakan sejarah pertama kita mengumpulkan para keturunan dan keluarga kedatukan, dari berbagai kejatuhan, termasuk keluarga- keluarganya yang kini tinggal diluar daerah seperti Malaysia dan daerah lainnya.
Dikatakannya, Batubara mempunyai sembilan kedatukan yang antara lain, Limalaras, Tanah Datar, Pesisir, Bandar Rahmad, Indrapura,Tanjung Kasau, Rau, Pagurawan. Mereka dikumpulkan agar dapat diketahui masyarakat.
“Ini bermula dari perbincangan keluarga atas kondisi Istana Limalaras. Dalam kegiatan ini, kita ingin mengkampanyekan untuk stop (berhenti) mengeksploitasi barang-barang kedatukan dan mari bersama- sama menjaga dan melestarikannya”, ujarnya.
Adapun barang-barang berharga yang dipamerkan di pagelaran cagar budaya di Istana Niat Lima Laras berupa, lampu, lemari, keris, tombak, payung, tempayan, kayu yang berukir dan diperkirakan berumur diatas seraturs tahun dan barang-barang berharga lainnya.
Dalam kegiatan itu ditampilkan berbagai kesenian daerah berupa pencak silat, debus, reog sampai barongsai dan hasil kerajinan daerah seperti kain songkat Batubara dan baju bersulam songket maupun bentuk assesoris lainnya. Sebelumnya, Bupati Ir H Zahir MAP berjanji memugar Istana Limalaras setelah mempelajarinya terlebih dahulu regulasi dan kepemilikannya.
“Kita menaruh perhatian khusus melakukan pemugaran bangunan peninggalan sejarah ini secara bertahap” ungkapnya. Selain Istana Limalaras, pemugaran juga perlu dilakukan terhadap bangunan Istana Indrapura keberadaannya selama ini kurang diperhatikan.
“Sekecil apapun namanya peninggalan sejarah wajib dilestarikan,” ujarnya sembari mengatakan setelah dipugar dinyakini istana mendapat kunjungan wisatawan yang akhirnya dapat menambah pendapatan warga.
Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki dan menyimpan benda-benda peninggalan kerajaan dapat di kembalikan dan tidak menjualnya agar dapat melestarikan bersama ****Zn