
Batubara,zulnas.com – Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Batubara sektor Galian C belakangan ini menjadi perhatian banyak kalangan. Pasalnya, potensi keuangan daerah sektor tersebut rawan bocor, apalagi banyaknya pihak pengusaha galian C berupa tangkahan padas yang diduga tidak mengantongi izin dari pemda setempat.
Kordinator devisi Hukum dan Ham pada Organisasi Gemkara Batubara Ahmad Yani menduga aktifitas galian C yang marak beroperasi di Desa Mangkai Lama Kecamatan Lima Puluh perlu menjadi perhatian, pasalnya, apakah pengusaha galian C yang mengeksploitasi Padas itu telah membayar retribusinya ke pemerintah setempat?
Selain itu, dia juga menyebutkan, eksplorasi padas pada sejumlah tangkahan di Desa Mangkai lama berpotensi menimbulkan longsor, sebab, dampak dari galian itu sudah mencapai ketinggian hampir 30 meter dari badan jalan.
“Tanah pada eks galian C itu sudah mencapai pada kedalaman 30 meter, jika terus beroperasi, Desa Mangkai lama akan dikahwatirkan terjadi longsor”, Sebut Ahmad Yani.
Saat ini, kata dia, kondisi tangkahan pada badan jalan berjarak hanya beberapa meter dari bahu jalan dan pemukiman, jika terjadi longsor, pemukiman rumah penduduk akan menjadi korban, dan itu kondisinya sangat rawan.
“Ini perlu menjadi perhatian, jangan setelah terjadi longsor dan menimbulkan korban jiwa meninggal baru aparat hukum bertindak,” Sebut dia
Terpisah, Pj. Kades Mangkai Lama Sugiono menjawab awak media, mengaku prihatin dengan kondisi tangkahan batu padas di desanya. ”Sudah kita instruksikan kepada seluruh pengusaha agar mengurus izin galian C mereka,” terang Sugiono.
Menurut Kades, saat ini hanya tinggal 3 tangkahan yang beroperasi di desanya. Keempat tangkahan yang masih aktif tersebut tangkahan Hasyim Purba, tangkahan Taufik, dan tangkahan Joni Banjarnahor.
Sementara tangkahan yang tidak aktif lagi diantaranya tangkahan Sitepu, Budi, Maman dan tangkahan Ridwan (Kasubbag di Kejari Kisaran).Sementara korban jiwa tewas ditangkahan sebanyak 2 orang.
Ironisnya tangkahan-tangkahan yang tidak produktif lagi ditinggal begitu saja oleh pengusahanya. Tidak ada upaya penanggulangan seperti pemagaran yang dilakukan sehingga berpotensi membahayakan jiwa warga.
Mantan Kades setempat Sadarlisyah Purba yang selama menjabat telah berulang-ulang meminta pengusaha mengurus izin mengaku kesal melihat kondisi bekas tangkahan.
Seharusnya berdasarkan peraturan pengusaha yang telah meyelesaikan eksploitasi harus melakukan reklamasi dan rekondisi lahan. Namun kenyataannya tidak ada satupun pengusaha yang melaksanakan perintah peraturan tersebut.
Sementara mengenai kontribusi tangkahan ke desa disebutkan Pj. Kades hanya 2 yang memberi bantuan ATK masing-masing Rp. 150.000 setiap bulan.
Senada Ketua Paguyuban Pemuda Mangkai M Saini alias Solong dengan tegas meminta pihak penegak hukum menutup tangkahan di Desa Mangkai Lama. Kondisi sekarang diakuinya sudah membahayakan jiwa dan lingkungan hidup. ***Red