Zulnas.com, Padang — Terowongan bawah tanah atau disebut lobang Jepang (Bunker) adalah salah satu bukti adanya peninggalan sejarah kelam akibat kependudukan tentara Jepang di masa lalu.
Lobang Jepang tersebut terletak di taman panorama Kota Bukit Tinggi Sumatera Barat yang tidak jauh dari Menara jam gadang pejalan kaki hanya Membutuhkan waktu kurang lebih 15 Menit.
Lobang Jepang yang dibangun atas perintah dari Markas Besar Divisi – 25 Angkatan Darat Jepang menjadi Favorit Wisatawan saat berkunjung ke Kota Bukit Tinggi.
Untuk mengetahui histori dan ilmu pengetahuan sejarah lobang Jepang ini, kita dapat menggunakan jasa pemandu wisata yang sudah dipersiapkan di gerbang masuk oleh dinas pariwisata setempat.
Salah satu pemandu wisata yang bernama Anggi Sambil menelusuri tangga menjelaskan kepada awak media “lobang Jepang ini merupakan cagar budaya peninggalan perang dunia ke – 2 oleh kependudukan Jepang.

Terowongan buatan ini terletak di tebing Ngarai Sianok sekitar 40 meter dibawah permukaan tanah dengan panjang 1470 m (yang berhasil diketahui) dan demi keamanan pengunjung hanya 750 m yang dibuka.
Konon katanya, Konstuksi lobang ini dikerjakan selama 3 bulan yakni Maret sampai Juni 1944. Lubang buatan ini dapat menampung 500 pengunjung (maximal 1000 orang ) dan dapat menahan letusan bom 500 kg ke atas.
Dia mengatakan, pembangunan lobang ini menggunakan metode kerja paksa atau romusa, untuk menjaga kerahasiannya, Tentara Jepang memperkerjakan orang dari Pulau Jawa, sumatera dan Kalimantan. Sementara orang sini di pekerjakan di luar pulau sumatera.
Pemandu itu mengatakan jumlah anak tangga yang dilalui menurun tadi sebanyak 132 pengerjaan, lubang ini hanya menggunakan cangkul, martil, linggis dan awalnya diameter pintu masuk 25 cm atau sebesar lubang roda mobil, sedangkan dinding dirancang dengan ketebalan 1 meter dengan kerutan yang fungsinya sebagai peredam suara.
“Jika ada tahanan yang disiksa suaranya tidak bisa terdengar dari luar hanya sebatas di lorong ini aja,” ujar dia.

Anggi kemudian menunjukkan beberap ruang yang menjadi amunisi dan persenjataan para tentara. selain itu, Anggi menunjukkan lobang pelarian tentara saat terjebak oleh musuh dengan menerjunkan dirinya ke jurang yang curam dan ruangan kantor tempat arsip atau dokumen berharga Jepang yang ketika mereka kalah dari sekutu maka semua arsip dimusnahkan.
Di ujung penelusuran, dia menunjukan beberapa ruangan penjara yang berukuran sempit untuk pekerja paksa yang melawan, tidak mau bekerja, sedangkan para perempuan perempuan dijadikan budak sex oleh tentara Jepang dan lebih menyeramkan lagi di ruang dapur tepatnya sebelah ruang penjara sambil menunjukkan lubang kecil yang berada di sudut dapur, terangnya.
“Agar memudahkan untuk pembuangan tahanan yang telah mati jasadnya di potong potong di meja itu, lalu dibuang melalui lubang kecil itu yang mengarah ke jurang ngarai Sianok sehingga jasadnya sulit ditemukan, kalau bagian atas adalah lubang pengintai jelasnya sambil mengarahkan jari telunjuknya.
Menurut Anggi, lobang Jepang di kota bukit tinggi ini merupakan salah satu lubang terpanjang di asia. Tak tanggung- tanggung, panjangnya mencapai 6 kilo meter dan beberapa tembus disekitar kawasan Ngarai Sianok, jam gadang didampingi istana Bung hatta dan juga Fort de kock yang masuk di wilayah kebun binatang kota bukit tinggi.
Lobang Jepang ini telah beberapa kali melakukan pemugaran untuk kenyamanan dan keselamatan para pengunjung, tampak terlihat dinding lubang sudah dilapisi semen, adanya panel panel penerangan, lubang lubang pintu sudah diberi terali besi, dan dalam waktu dekat ini akan dibuat semacam ruang makan dan minum untuk para pengunjung. (CeHa)
Catatan Wartawan Zulnas.com Labuhanbatu Cefri Hamdani saat berwisata ke Bukit Tinggi.