Zulnas.com, Batubara — Aula kantor Bupati Batubara di Limapuluh terasa berbeda pagi itu. Senin, 17 Desember 2025, menjadi hari yang ditandai banyak pihak sebagai langkah awal perubahan besar di tubuh Pemerintah Kabupaten Batubara.
Bupati H. Baharuddin Siagian, yang beberapa waktu lalu menohok publik dengan pernyataannya “Saya ingin lari 100, tapi OPD masih di kecepatan 40” kini resmi melantik sejumlah pejabat baru.
Pelantikan itu bukan sekadar prosesi seremonial yang biasa muncul di kalender birokrasi. Banyak mata menilai, hari itu adalah jawaban atas kegelisahan Bupati terhadap lambannya ritme kerja yang selama ini diwarisi dari pola lama. Bagi Baharuddin, perubahan bukan lagi wacana. Ia ingin pembuktian. Ia ingin kerja cepat. Dan langkah pertama adalah merombak barisan.
“Pelantikan ini hal lumrah dalam pemerintahan. Tujuannya mempercepat program prioritas pembangunan,” ujar Baharuddin mantap, seolah mengirim sinyal bahwa masa toleransi terhadap keterlambatan sudah berakhir.
Mengganti Roda di Tengah Lari
Di hadapan para pejabat yang baru dilantik, Bupati menegaskan pesan sederhana namun tajam, jangan cepat puas, jadilah amanah, loyal, dan siap bekerja tanpa menunda. Ia tahu, harapan masyarakat Batubara sedang tinggi. Ia pun sadar, kritik dan sorotan publik belakangan ini makin deras.
Dari media sosial, masyarakat tak henti bersuara. Mereka menyambut wacana evaluasi besar-besaran dengan semangat baru, bahkan desakan. Dan kini, pemimpin mereka terlihat mulai merapikan langkah.
Pelantikan kali ini hasil assesment pejabat eselon II yang ganti posisi atau mutasi. Berikut ini nama-namanya ;
Renold Asmara (Asisten I), Rusian Heri (Asisten II), Bambang HS (Asisten III), Elpandi (Kadis Kominfo), Murdi Simangunsong (Kadis Perizinan), Meilinda (Kepala BKAD), Bukhari (Kadis Perpustakaan), Antoni Ritonga (Kadisnaker), Ronald F. Siahaan (Kasatpol PP), Edwin Aldrin Sitorus (Kaban Kesbang).
Nama-nama ini bukan hanya daftar jabatan baru. Mereka adalah bagian dari eksperimen penting apakah birokrasi Batubara bisa berlari di kecepatan 100? Kita lihat saja nanti, bagaiman track record mereka kedepannya.
Harapan Baru, Tanggung Jawab Baru
Di luar ruang pelantikan, publik menyambut perkembangan ini dengan harapan. Setelah kritik tentang lambannya OPD, jalan rusak di banyak titik, hingga komentar pedas netizen tentang “ban lamo”, pelantikan ini dianggap sebagai angin segar.
“Bukan soal siapa yang diganti, tapi bagaimana mereka bekerja. Rakyat butuh bukti,” kata salah seorang warga yang mengikuti perkembangan melalui media lokal.
Dalam pemerintahan, pergantian pejabat biasanya hanya dianggap rutinitas. Tetapi kali ini tidak. Dalam konteks pernyataan Bupati sebelumnya tentang ketidakmampuan OPD mengikuti ritme kerjanya, pelantikan ini menjadi simbol perubahan budaya kerja.
Bupati ingin inovasi, bukan rutinitas.
Ia ingin percepatan, bukan laporan panjang tanpa hasil. Ia ingin pejabat yang bekerja, bukan sekadar hadir.
Dari Meja Kerja hingga Pelayanan Publik
Kepada pejabat yang dilantik, Bupati menekankan satu hal yaitu segera menyesuaikan diri dan langsung bekerja melayani masyarakat. Masyarakat Batubara butuh pelayanan cepat, perizinan yang efisien, keuangan daerah yang transparan, komunikasi publik yang responsif, dan ketertiban yang konsisten.
Di titik inilah, pelantikan bukan hanya mengubah struktur, tetapi juga ritme. Mereka yang dilantik kini memanggul ekspektasi besar.
Seperti Kadis Perizinan yang baru dilantik, Murdi Simangunsong, yang saat dikonfirmasi zulnas.com, mengakui kebenaran pelantikan. Baginya, amanah ini hanya punya dua pilihan, memenuhi harapan Bupati dan masyarakat, atau gagal mengikuti kecepatan lari yang telah ditetapkan sang pemimpin.
Arah Baru Birokrasi Batubara
Ketika publik menanti evaluasi besar-besaran, pelantikan ini menjadi episode yang pertama dan penting dalam perjalanan Pemerintahan Batubara. Apakah ini jawaban awal terhadap keinginan masyarakat? Apakah ini titik balik agar roda pembangunan mulai bergerak lebih cepat?, entahlah payah cakaplah.
Yang pasti, Bupati Baharuddin sudah memulai langkahnya. Ia sudah menunjukkan bahwa keluhan tentang OPD lamban bukan sekadar kata-kata. Ia bergerak.
Kini bola berada di tangan para pejabat yang baru dilantik. Sepuluh pejabat eselon II itu bukan hanya menjalankan tugas, tetapi juga diuji oleh standar baru yakni kecepatan 100.
Hanya waktu, dan kerja nyata, yang akan menjawab apakah Batubara akhirnya benar-benar bisa berlari, atau masih dikecepatan 40. Heee. (Dan).












