Zulnas.com, Medan — Ikatan Mahasiswa Batubara (IMABARA) Cabang Medan mendesak Pemerintah Kabupaten Batubara untuk meninjau dan mengusut keberadaan kilang padi modern di Desa Air Hitam, Kecamatan Datuk Lima Puluh, yang kini mangkrak dan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Kilang padi tersebut merupakan proyek yang dibangun pada masa pemerintahan Bupati Zahir, dan disebut-sebut menelan anggaran besar. Awalnya, proyek ini digadang-gadang menjadi pusat pengolahan padi modern dan motor penggerak ekonomi petani di Kabupaten Batubara. Namun, harapan itu kini berubah menjadi kekecewaan.
Bangunan yang dulu menjadi kebanggaan masyarakat kini terbengkalai tanpa aktivitas, bahkan sejumlah peralatan dilaporkan sudah tidak lagi berada di tempat.
Mahasiswa Nilai Terjadi Pemborosan Anggaran
Ketua Umum IMABARA Cabang Medan, Rifan Syahputra, menyampaikan kritik keras atas kondisi tersebut.
“Kilang padi yang dibangun dengan dana besar di era Zahir kini terbengkalai tanpa kejelasan. Ini bentuk pemborosan anggaran dan pengkhianatan terhadap cita-cita swasembada pangan,” tegas Rifan kepada wartawan, Selasa (4/11/2025).
Ia menambahkan, proyek tersebut kini bukan hanya tidak bermanfaat, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian negara akibat hilangnya aset.
“Ada peralatan yang dulu kita lihat saat peresmian, sekarang sudah tidak ada lagi. Ini bukan hal sepele, ini potensi kerugian negara, Pemerintah harus bertindak cepat, jangan menutup mata,” ujarnya.
Bentuk Tim Audit dan Libatkan Mahasiswa
IMABARA menilai sudah saatnya pemerintahan Bupati Batubara saat ini menunjukkan ketegasan dan komitmen nyata terhadap rakyat.
Mereka mendesak Pemkab Batubara segera membentuk tim audit dan investigasi yang melibatkan Inspektorat, Dinas Pertanian, dan unsur mahasiswa, untuk memastikan transparansi dalam pemeriksaan proyek tersebut.
“Kami menduga ada kelalaian yang disengaja. Kalau proyek ini benar-benar dibiarkan dan tidak ada penindakan, artinya pemerintah ikut bertanggung jawab atas hilangnya aset negara,” lanjut Rifan.
Desakan untuk Menghidupkan Kembali Kilang Padi
Mahasiswa juga berharap agar pemerintah tidak hanya berhenti pada tahap peninjauan, tetapi segera menyiapkan langkah konkret untuk menghidupkan kembali kilang padi itu.
“Kilang padi ini dulunya diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi petani. Sekarang justru menjadi monumen kegagalan. Pemerintah harus berani mengambil tindakan dan menghidupkannya kembali agar petani merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Simbol Gagalnya Pembangunan yang Tak Berkelanjutan
Kondisi kilang padi di Desa Air Hitam kini menjadi simbol gagalnya pembangunan tanpa keberlanjutan. Masyarakat berharap agar pemerintahan Bupati Baharuddin Siagian dapat menjadikan kasus ini sebagai bahan evaluasi agar proyek serupa di masa depan tidak lagi berakhir sia-sia.
Keterangan foto:
Kilang padi yang dibangun pada masa pemerintahan Zahir MAP di Desa Air Hitam, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batubara, kini tampak mangkrak dan tidak lagi berfungsi. (Red).












