Zulnas.com, Batubara — Di Pajak Desa Simpang Dolok, Rabu 11 Desember 2024, malam itu, tradisi Upah-upah menjadi panggung keakraban antara pemimpin dan rakyatnya. Tradisi adat yang sarat makna ini bukan sekadar seremonial, melainkan doa dan penghormatan yang tulus dari masyarakat kepada pemimpin mereka.
Acara ini menghadirkan kehangatan yang mencerminkan harapan baru bagi Kabupaten Batubara di bawah kepemimpinan Bupati terpilih Baharuddin Siagian dan Wakil Bupati Syafrizal yang mengaku acara itu menjadi sebuah kekuatan Spritual bagi dirinya..
Bagi masyarakat Simpang Dolok, Upah-upah adalah wujud rasa syukur dan doa agar pemimpin mereka diberi kekuatan dan keberkahan dalam menjalankan tugas.
Di sisi lain, bagi Bupati Baharuddin, acara ini bukan hanya momen silaturrahmi, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab besar yang dipikulnya.
Dalam pidatonya, Bahar berbicara dengan lugas dan penuh keyakinan tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk membangun Batubara selama lima tahun kedepan.
Tradisi dan Simbol Kebersamaan
Acara malam itu dipenuhi simbol-simbol kebersamaan. Dua ekor kambing dimasak menjadi kari khas oleh ibu-ibu desa, dihidangkan sebagai simbol persatuan dan kerja sama.
Namun, seperti yang disampaikan Baharuddin, masyarakat tidak hanya membutuhkan kari kambing, tetapi juga kesehatan, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik.
Baharuddin berkomitmen untuk menghadirkan solusi nyata bagi kebutuhan masyarakat. Salah satu yang menjadi sorotan adalah penerapan BPJS Universal Health Coverage (UHC) pada Januari 2025. Program ini, Ujar dia, mencerminkan visi bahwa kesehatan adalah fondasi produktivitas masyarakat.
“Tak mungkin orang pergi melaut kalau sedang demam,” ujar Baharuddin, menggambarkan betapa pentingnya kesehatan untuk menunjang hidup dan kehidupan sehari-hari.
Harapan dan Tantangan
Acara ini juga menjadi pengingat bahwa kepemimpinan adalah tentang mewujudkan harapan rakyat, meskipun tidak semua keinginan bisa segera dipenuhi.
Tokoh masyarakat, OK Suhemi, dengan bijak menyampaikan bahwa kritik dan saran masyarakat akan selalu ada, namun semuanya harus disampaikan dengan cara yang konstruktif.
Baharuddin pun mengakui bahwa masih banyak tantangan di depan. Dalam tiga bulan awal kepemimpinannya, ia melihat betapa besarnya kebutuhan masyarakat di desa-desa Batubara.
Mulai dari pelayanan publik yang lebih dekat, pendidikan yang lebih inklusif, hingga digitalisasi desa, semua menjadi prioritas yang akan diwujudkan secara bertahap.
Silaturrahmi Sebagai Modal Awal
Di tengah berbagai rencana besar itu, keakraban yang terlihat malam itu menjadi modal penting. Baharuddin menyebut bahwa kemenangan ini bukan milik segelintir pihak, tetapi kemenangan seluruh warga Batubara.
“Jadi sekarang, tidak ada lagi 01, 02 dan 03, yang ada (kosong-kosong red),” ucapnya sembari menyebut Desa Simpang Dolok sebagai bagian dari rumahnya sendiri.
Wakil Bupati Syafrizal, yang telah lama mengenal Baharuddin, menambahkan bahwa hubungan baik antara pemimpin dan rakyat harus terus dijaga.
“Kami bersyukur, tapi tidak akan berlebihan. Kami ingin bekerja, bukan hanya merayakan,” tegasnya.
Batubara yang Berkah dan Bahagia
Tradisi Upah-upah di Simpang Dolok malam itu menjadi cerminan hubungan yang erat antara pemimpin dan rakyat. Harapan besar yang dititipkan kepada Baharuddin dan Syafrizal bukanlah beban, melainkan motivasi untuk bekerja lebih keras kedepan.
Masyarakat Simpang Dolok tidak hanya memberikan doa, tetapi juga keyakinan bahwa pemimpin mereka akan membawa Batubara menuju masa depan yang lebih cerah. Dengan semangat kebersamaan ini, visi Batubara yang Berkah dan Bahagia bukan lagi sekadar slogan, tetapi tujuan nyata yang bisa dicapai secara bersama. ****Zn