Zulnas.con, Batubara — Hujan kian tak redah, para pekerja rehat tak semangat bekerja, rintikan air terus membasahi bumi Pertiwi, para nelayan mengangkat selimut melanjutkan mimpinya sambil, tiduran.
Tugu, selalu diidentik-kan dengan sejarah. Asal usul Keberadaannya, tak banyak diketahui, karena makhluk hidup saling berganti, hingga kadang kala, luput dari warisan sejarah.
Di Kecamatan Tanjung Tiram, misalnya, keberadaan tugu pahlawan Harisuddin bak hiasan yang terkikis habis ditelan zaman.
Dulu, tahun 1980 an, tugu tersebut sudah berada dilokasi itu, bangunannya terletak ditengah jalan, dan dihiasi tonggak rantai, sehingga warga tidak bisa masuk kedalam areal.
Dari waktu ke waktu silih berganti pimpinan. Ditugu itu, konon katanya, sebuah manifestasi warga terhadap sosok pejuang yang kala itu ikut mempertahankan wilayah pesisir dari jajahan Belanda setelah kita dijajah Jepang.
Baca : Tugu Berlambang Sampan Layar, Hiasi Kota Tanjung Tiram
Sebelumnya, Kabupaten Batubara adalah salah satu jajahan Jepang, Sumberdaya Alam dikuras habis, rempah-rempahan menjadi salah satu sektor perniagaan yang dieksploitasi oleh Jepang untuk dibawa keluar Eropa.
Selama menjajah, Jepang yang masuk dari kawasan pesisir itu, kerap membantai dan menghardik pribumi, mereka (para pribumi) dipekerjakan dengan kasar dan yang melawan dibunuh dengan kasar, hingga berdarah-darah.

Setelah Jepang keluar, pribumi kembali dijajah Belanda. Peninggalan bangunan Jepang yang megah turut hanguskan, Jepang tidak mau peralatan dan bangunannya digunakan oleh tentara Belanda, bahkan, konon katanya, bangunan sumur bor yang berada di ujung bom turut diledakkan, hingga menghanguskan kota Kecamatan Tanjung Tiram.
Kini, pemerintah daerah kembali membangun tugu di simpang empat Kecamatan Tanjung Tiram. Bangunan itu, kembali mengingatkan histori sejarah yang kian terkikis habis dinegeri ini.
Penulis kembali menoreh cerita, banyak netizen menanggapi positif bangunan tugu yang dibangun pemerintah daerah Batubara.
Banyak tokoh memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah atas bangunan tugu yang megah itu, banyak juga yang mengkritisi dari aspek budaya soal corak hingga warna.
Tapi yang pasti, pemerintah Zahir-Oky sudah punya niat yang baik, dengan membangun tugu yang indah megah, dan tak lain untuk menata estetika kota Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara. ****zulnas