Kemendagri Ajak Stakeholder dan Masyarakat Lawan Sumber Konflik Pilkada 2020

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 15 Desember 2019 - 18:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara – Plt Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bahtiar mengajak seluruh stakeholder dan elemen masyarakat untuk bersama-sama melawan ancaman Pilkada 2020.

Demikian pers release Pusat Penerangan (Puspen) Kemendagri yang diterima zulnas.com melalui pesan WhatsApp Plt Kadisdik Batubara, Ilyas Sitorus, Minggu (15/12/2019). Disebutkan, Bahtiar menyampaikan hal itu di Jakarta, Minggu (15/12/2019).

“Memang butuh kerjasama semua pihak, pemerintah, penyelenggara, peserta, juga masyarakat untuk melawan ancaman Pilkada 2020 ini,” kata Bahtiar.

Bahtiar menekankan, netralitas dan profesionalisme penyelenggara merupakan bagian untuk mewujudkan Pilkada yang berintegritas.

Penyelenggara Pilkada harus berkomitmen penuh menjalankan tugas dan fungsinya sesuai amanat UU maupun peraturan.

“Netralitas, profesionalitas, dan integritas penyelenggara, yaitu KPU dan Bawaslu sangat diperlukan. Karena Pemilu akan sukses jika ditopang oleh penyelenggara yang berintegritas”, ujarnya.

Plt Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Bahtiar saat bersalaman pada acara diskusi publik tentang Pemilu. (foto: ist/zulnas)

Menurut dia, pengalaman kasus-kasus Pilkada sebelumnya menunjukkan terdapat dugaan pelanggaran etik dan beberapa kasus dugaan tindak pidana Pemilu, diduga dilakukan oknum penyelenggara pemilu di daerah, yang telah diproses aparat penegak hukum, maupun oleh DKPP.

Baca Juga :  11 Kepala Daerah Dilantik, Gubsu Edy : Jangan 'Pecah Kongsi'

Dugaan ketidaknetralan penyelenggara Pemilu pada salah satu pasangan calon kepala daerah secara langsung menjadi sumber utama konflik dalam seluruh proses tahapan pemilihan kepala daerah.

“Oleh karena itu pengawasan masyarakat maupun kontrol pers/media, untuk tidak ragu-ragu mengungkap dan mengontrol secara ketat terhadap kinerja, perilaku dan integritas oknum-oknum penyelenggara Pemilu di daerah”, tuturnya.

“Kita berharap DKPP lebih proaktif dan cepat memproses secara terbuka kasus-kasus dugaan pelanggaran etik yang sangat mungkin terulang terjadi dalam pelaksanaan Pilkada 2020 mendatang”, imbuhnya.

Kata dia, kunci sukses pelaksanaan Pilkada adalah seberapa besar tingkat kepercayaan masyarakat dan kontestan Pilkada terhadap proses pelaksanaaan dan hasil Pilkada yang dikelola pihak penyelenggara Pemilu.

“Jika masyarakat dan para kontestan percaya terhadap proses dan hasil Pilkada, maka potensi konflik dapat di-eliminir. Bahkan tak akan terjadi konflik apapun”, katanya.

Dijelaskannya, Pilkada 2020 akan dilaksanakan di 270 daerah, dan melibatkan lebih dari tiga juta orang penyelenggara Pemilu, baik di tingkat kecamatan, desa/kelurahan, maupun penyelenggara di TPS.

“Kita harus memastikan para penyelenggara tersebut adalah orang-orang yang berintegritas. Merekrut jutaan orang penyelenggara Pemilu ad-hock yang profesional, netral dan berintegritas bukanlah pekerjaan yang mudah”, ujarnya.

Baca Juga :  Tingkatkan UMKM, PNM Galakkkan Usaha Rakyat Lewat Program PKU

Oleh karena itu, lanjutnya, sejak awal masyarakat dan pers harus mengontrol proses rekruitmen para penyelenggara Pemilu ad-hock di semua tingkatan.

“Para penyelenggara ad-hock yang pernah diputus bermasalah dalam pelaksanaan Pemilu dan pelaksanaan Pilkada sebelumnya, jangan sampai terpilih lagi menjadi penyelenggara ad-hock dalam Pilkada 2020”, ujarnya.

Potensi terjadinya polarisasi di tengah masyarakat harus pula di-antisipasi dengan baik. Utamanya, dalam media sosial yang memungkinkan setiap orang membuat konten sesuai kehendaknya masing-masing. Hoaks, ujaran kebencian, kampanye negatif yang dapat menggangu persatuan dan kesatuan harus dicegah secara maksimal.

“Hati-hati juga dengan produksi konflik yang ditimbulkan media sosial, ada hoaks, dan lain-lain. Apalagi mendekati hari pelaksanaannya. Biasanya suasana menjadi panas. Kampanye tersebut harus dilawan dengan kampanye positif. Di sinilah peran peserta Pilkada dan Parpol agar ikut serta meminimalisir suasana panas dan konflik di tengah masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, politik identitas, politisasi isu SARA juga diduga masih akan menjadi ancaman pada Pilkada 2020.

“Sejatinya, ancaman dan potensi ini perlu menjadi perhatian bersama untuk di-antisipasi seluruh komponen bangsa, terutama bagi daerah yang akan melakukan perhelatan akbar demokrasi itu”, pungkasnya. **** zn/is

Berita Terkait

Usia 30: Titik Balik Pria Menuju Kedewasaan dan Tanggung Jawab Hidup
KH. Ma’ruf Amin Resmi Jadi Ketua Dewan Penasehat SMSI: Tegaskan Media Siber Harus Jadi Penjaga Moral Bangsa
SMSI Gelar Dialog Nasional “Media Baru vs UU ITE”: Literasi Digital Jadi Kunci Kebebasan dan Tanggung Jawab di Era Siber
Kisah Dramatis Ayub Ramadhansyah: Warga Batubara yang Selamat dari Jerat TPPO di Kamboja, Nyaris Dijual 50 Ribu Dolar
Pulang dari Kamboja, Ayub Ungkap Kisah Mengerikan: Disiksa, Diancam Ambil Ginjal, Hingga Lari Kehutan
Polres Batubara Klarifikasi: Tidak Menolak Laporan, Orang Tua Korban Sudah Dikoordinasikan ke BP2MI
Pemkab Batubara Koordinasi Intensif Lacak Keberadaan Warga Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja
Warga Batubara Diduga Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja, Laporan Ditolak, Orang Tua Nangis
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 19:12 WIB

Usia 30: Titik Balik Pria Menuju Kedewasaan dan Tanggung Jawab Hidup

Selasa, 4 November 2025 - 15:29 WIB

KH. Ma’ruf Amin Resmi Jadi Ketua Dewan Penasehat SMSI: Tegaskan Media Siber Harus Jadi Penjaga Moral Bangsa

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:21 WIB

SMSI Gelar Dialog Nasional “Media Baru vs UU ITE”: Literasi Digital Jadi Kunci Kebebasan dan Tanggung Jawab di Era Siber

Jumat, 17 Oktober 2025 - 10:01 WIB

Kisah Dramatis Ayub Ramadhansyah: Warga Batubara yang Selamat dari Jerat TPPO di Kamboja, Nyaris Dijual 50 Ribu Dolar

Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:58 WIB

Pulang dari Kamboja, Ayub Ungkap Kisah Mengerikan: Disiksa, Diancam Ambil Ginjal, Hingga Lari Kehutan

Berita Terbaru