Zulnas.com, Batubara — Sejak dilantik sebagai Bupati Batubara oleh Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, langkah dan kebijakan Baharuddin Siagian mulai menjadi perhatian masyarakat. Bersama wakilnya, Syafrizal, pasangan yang berhasil meraih kemenangan dengan perolehan 81.358 suara (41,49% dari total suara sah), didukung oleh partai PKS, PAN, PKB, Gerindra, PPP, Perindo, dan PBB itu terus melakukan kunjungan ke desa dan Kecamatan di Batubara.
Kini, pertanyaan yang muncul di benak publik adalah: Perlukah Baharuddin Siagian melakukan perombakan Kepala Dinas di Kabupaten Batubara sebagai team work untuk membatu beban dan tugas fungsinya kedepan ?
Jejak Baharuddin dan Tantangan Baru
Sebagai sosok yang berkarier lama di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Baharuddin Siagian bukanlah orang baru dalam birokrasi. Ia memiliki pengalaman panjang di bidang keuangan dan pemerintahan daerah, dengan jabatan strategis seperti Kepala Biro Keuangan Setdaprovsu dan Kadispora Sumut. Dengan rekam jejaknya, ia tentu memahami pentingnya efektivitas dan soliditas dalam sebuah tim pemerintahan.
Saat ini, struktur pemerintahan Kabupaten Batubara masih diisi oleh pejabat yang berasal dari era kepemimpinan sebelumnya. Beberapa di antaranya mungkin memiliki loyalitas terhadap pemimpin lama, sementara yang lain berorientasi pada profesionalisme.
Bagi Baharuddin, ini menjadi tantangan tersendiri: apakah ia akan mempertahankan struktur yang ada atau merombaknya dengan tim baru yang lebih sesuai dengan visi-misinya?
Dinamika Penggantian Kepala Dinas
Mengganti Kepala Dinas bukanlah keputusan sederhana. Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:
Efektivitas Pemerintahan
Apakah para Kepala Dinas saat ini mampu menjalankan program sesuai dengan visi-misi Baharuddin? Jika ada yang dianggap tidak sejalan atau tidak memiliki kinerja optimal, maka perombakan menjadi langkah yang masuk akal.
Kestabilan Birokrasi
Mengganti terlalu banyak pejabat dalam waktu singkat dapat menyebabkan kegaduhan dan ketidakstabilan. Birokrasi yang baru perlu waktu untuk beradaptasi, sementara masyarakat mengharapkan hasil kerja yang cepat.
Kebutuhan Regenerasi
Jika ada Kepala Dinas yang sudah terlalu lama menjabat atau kurang inovatif, penyegaran dengan figur yang lebih kompeten dan progresif bisa menjadi solusi untuk membawa perubahan positif.
Tekanan Politik dan Kepentingan Partai
Dalam politik daerah, perombakan pejabat sering dikaitkan dengan kepentingan partai pendukung. Baharuddin perlu memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan bukan sekadar bagi-bagi jabatan, melainkan benar-benar demi kepentingan rakyat Batubara.
Menjaga Profesionalisme dan Integritas
Masyarakat tentu menginginkan pemerintahan yang bersih, profesional, dan berorientasi pada pelayanan. Jika ada Kepala Dinas yang terlibat dalam penyimpangan atau tidak bekerja maksimal, evaluasi menjadi hal yang wajib dilakukan. Namun, penggantian harus berbasis kinerja, bukan sekadar kepentingan politik.
Sebagai pemimpin baru, Baharuddin Siagian memiliki tantangan besar untuk menyeimbangkan berbagai aspek ini. Apakah ia akan mengganti Kepala Dinas dalam jumlah besar atau hanya melakukan perombakan terbatas? Semua bergantung pada evaluasi yang ia lakukan dalam 100 hari pertamanya.
Masyarakat Batubara kini menanti, apakah perubahan yang dijanjikan oleh pasangan Bahagia-Saza benar-benar akan terwujud dengan komposisi tim pemerintahan yang lebih solid dan efektif. Atau hanya menggunakan tim yang lama?, entahlah, yang pasti hari ini saya lagi puasa. ****Dan