Api Obor, Doa, dan Jejak Pahlawan: Malam Taptu di Batubara

- Jurnalis

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara — Malam itu, langit Batubara berlapis bintang. Angin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan bisikan masa silam. Di antara cahaya lampu jalan yang temaram, berderet cahaya obor mulai menyala, seakan menyingkap kembali jejak langkah para pahlawan yang pernah menorehkan kisah di bumi ini.

Sabtu malam (16/8/2025), untuk pertama kalinya sejak dilantik sebagai Bupati Batubara, H. Baharuddin Siagian berdiri memimpin Upacara Taptu sebuah tradisi yang telah diwariskan dari tahun ke tahun, satu malam menjelang Hari Kemerdekaan. Upacara yang bukan sekadar seremoni, melainkan ritual pengingat bahwa kemerdekaan tidak pernah datang dengan sendirinya, tetapi dibayar mahal dengan air mata, darah dan bahkan nyawa.

Obor Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Ratusan pelajar, masyarakat, ASN, hingga pejabat pemerintah berbaur tanpa sekat. Di tangan mereka, obor-obor menyala, menyusuri jalan desa dengan iringan marching band. Api obor itu menari, meliuk dalam kegelapan malam, seakan melambangkan semangat yang tak pernah padam.

Api itu adalah simbol. Api itu adalah suara. Api itu adalah ingatan kolektif, yang menghubungkan masa kini dengan masa lalu. Seperti kata filsuf, “bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah lupa pada sejarahnya.” Maka, pawai obor malam itu bukan hanya ritual, tetapi pengakuan: bahwa kita hidup di atas pengorbanan orang-orang yang mendahului.

Baca Juga :  Warga Desa Bogak Terima Program Bedah Rumah dari Pj Bupati Heri Wahyudi

Doa di Atas Makam Sunyi

Langkah pawai berakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Simpang Dolok. Di sanalah nama-nama pahlawan lokal kembali dihidupkan lewat suara Bupati Baharuddin Siagian. Dengan suara bergetar, beliau membacakan kisah singkat perjuangan Muhammad Jijen bin Podung, Kobir bin Umar, dan Karen Sitohang putra Batubara yang pernah berdiri gagah menolak kedatangan Belanda.

Sejenak, malam itu berubah hening. Obor tetap menyala, tapi mata para peserta tertunduk, larut dalam doa bersama. Ada rasa haru yang menelusup. Betapa panjang jalan kemerdekaan ini, betapa besar pengorbanan yang pernah ditorehkan.

Ziarah dan tabur bunga menjadi penutup, namun sesungguhnya ia adalah awal dari perenungan. Sebab bunga yang jatuh di atas tanah makam itu adalah bahasa cinta yang sederhana, tetapi abadi.

Sejarah, Filsafat, dan Tanggung Jawab Hari Ini

Upacara Taptu bukan sekadar rangkaian peringatan hari kemerdekaan. Ia adalah cermin filsafati bahwa kehidupan hari ini adalah pinjaman dari perjuangan orang-orang yang telah mendahului.

Baca Juga :  Zahir : Bisnis BUMD Belum Menguntungkan

Seperti api obor yang berpindah dari satu tangan ke tangan lain, begitu pula semangat perjuangan diwariskan dari generasi ke generasi. Bila generasi terdahulu mempertaruhkan nyawa untuk mengusir penjajah, maka generasi hari ini bertanggung jawab menjaga kemerdekaan dengan kerja, kejujuran, dan pengabdian.

Di hadapan makam sunyi, kita belajar bahwa kemerdekaan bukanlah garis akhir, melainkan proses panjang yang harus terus dijaga. Sejarah berbisik, “jangan sekali-kali meninggalkan perjuangan.”

Malam yang Menyatukan

Hadir dalam upacara itu Wakil Bupati Syafrizal, Wakil Ketua DPRD Rodial, Kapolres Batubara AKBP Doly Nelson, Kajari Diky Oktavia, jajaran Forkopimda, Sekda Norma Deli Siregar, para kepala OPD, camat, kepala desa, serta berbagai organisasi masyarakat.

Namun malam itu, jabatan hanyalah atribut luar. Di hadapan obor dan doa, semua menyatu dalam semangat yang sama yakni menghormati pahlawan, merawat warisan kemerdekaan.

Di langit Batubara, obor-obor itu perlahan padam. Tetapi di hati yang menyaksikan, api itu tetap menyala. Sebab perjuangan sejati bukan hanya melawan penjajah, melainkan melawan lupa, dan melawan hawa nafsu. (Dan).

Berita Terkait

Warga Bogak Meriahkan di HUT RI ke-80, ‘Spiderman’ Turun ke Desa!
Tanjung Tiram: Wajah Kota yang Terus Berubah di Tiga Kepemimpinan Bupati Batubara
Pernak-Pernik Lampu Hiasi Kota Tanjung Tiram
Bupati Batubara “Berlayar” di Kecamatan Talawi, Warga Antusias Urus Administrasi dan Bayar Pajak
Ketua PAN Batubara Khairul Bariah Tanggapi Aksi GERBRAK: “Kritik Harus Berdasarkan Data Valid, Bukan Sekadar Opini Liar”
Diduga Jadi Sarang Narkoba, Warga Resah dengan Aktivitas Mencurigakan di Rumah Kosong Labuhan Ruku
31.000 KPM di Kecamatan Tanjung Tiram Terima Bantuan Beras dari Pemerintah
Menelisik Jejak Karier Lendi Aprianto
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:51 WIB

Api Obor, Doa, dan Jejak Pahlawan: Malam Taptu di Batubara

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 22:05 WIB

Warga Bogak Meriahkan di HUT RI ke-80, ‘Spiderman’ Turun ke Desa!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 01:42 WIB

Pernak-Pernik Lampu Hiasi Kota Tanjung Tiram

Selasa, 5 Agustus 2025 - 19:05 WIB

Bupati Batubara “Berlayar” di Kecamatan Talawi, Warga Antusias Urus Administrasi dan Bayar Pajak

Senin, 4 Agustus 2025 - 16:24 WIB

Ketua PAN Batubara Khairul Bariah Tanggapi Aksi GERBRAK: “Kritik Harus Berdasarkan Data Valid, Bukan Sekadar Opini Liar”

Berita Terbaru

BATUBARA

Api Obor, Doa, dan Jejak Pahlawan: Malam Taptu di Batubara

Minggu, 17 Agu 2025 - 12:51 WIB

LABUHANBATU

SMK YAPIM Rantauprapat Gelar Upacara HUT RI ke-80 dengan Khidmat

Minggu, 17 Agu 2025 - 10:22 WIB