Kolaborasi Melawan HIV: Seruan Bupati Batubara di Tengah Lonjakan Kasus

- Jurnalis

Senin, 2 Juni 2025 - 12:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zulnas.com, Batubara — Siang mulai merambat di langit Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara, ketika ribuan orang berkumpul di Lapangan Yudha Markas Komando Yonif 126/Kala Cakti, Minggu (1/6/2025).

Di tengah suasana religius Tabligh Akbar bersama Ustadz Abdul Somad, suara Bupati Batubara, H. Baharuddin Siagian, menggema mengingatkan masyarakat tentang ancaman nyata yang mengintai di tengah kehidupan sosial: HIV/AIDS.

Dengan nada tegas namun penuh ajakan, Bupati Bahar menyampaikan keresahannya atas meningkatnya kasus HIV/AIDS di wilayah yang ia pimpin.

Menurut catatan MedanMerdeka, Hingga Mei 2025, tercatat 83 penderita HIV di Batubara, angka yang cukup mengguncang, mengingat wilayah ini sebelumnya relatif tenang dari sorotan isu ini. Yang lebih mengkhawatirkan, mayoritas kasus ini ditemukan akibat hubungan sesama jenis, atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai Lelaki Seks Lelaki (LSL), dan LGBT sesama jenis perumpuan.

“Kasus HIV-AIDS ini harus kita berantas bersama. Tanggung jawab kita besar untuk menyelamatkan generasi emas Batubara ke depan,” seru Bupati Bahar kepada hadirin.

Antara Data dan Dilema Sosial

Data dari Dinas Kesehatan Batubara mengonfirmasi kecemasan sang bupati. Menurut Kabid P2P, Budi Junarman Sinaga, tren kasus menunjukkan kenaikan signifikan dari tahun sebelumnya.

Namun bukan hanya angka yang menjadi masalah. Pendekatan terhadap penderita HIV di Batubara juga menghadapi tantangan besar: ketertutupan pasien dan minimnya keterlibatan aktif mereka dalam pengobatan jangka panjang.

Baca Juga :  Gubsu Edy Rahmayadi Kunjungi SMKN 1 Air Putih

“Kendalanya selama ini, pasien tidak melakukan pengobatan secara rutin. Bahkan ada yang pindah domisili tanpa kabar,” jelas Budi.

Dalam konteks ini, penyuluhan dan pendekatan personal menjadi kunci. Konseling dilakukan dengan pendekatan rahasia dan mendalam, karena HIV bukan hanya penyakit fisik, tapi juga sosial. Stigma, rasa malu, bahkan ketakutan kerap membuat penderita enggan terbuka, bahkan pada tenaga medis sekalipun.

Kolaborasi Lintas Sektor

Bupati Bahar bukan satu-satunya yang bersuara. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batubara, H. M. Hidayat, LC, juga menyampaikan keprihatinan mendalam. Baginya, penyebaran HIV erat kaitannya dengan persoalan moralitas.

“Islam sudah tegas di dalam Al Quran melarang manusia mendekati zina. Mendekatinya saja tidak boleh, apalagi melakukannya,” ucapnya.

Ia pun menambahkan bahwa perilaku menyimpang seperti LGBT serta penggunaan narkoba berbagi jarum suntik adalah jalan masuk utama virus HIV ke tubuh manusia.

MUI pun mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan terdekat mereka, keluarga mereka, anak-anak, dan tetangga mereka dari pergaulan bebas dan gaya hidup yang merusak.

Remaja: Garda Terdepan atau Korban Terbanyak?

Dinas Kesehatan Batubara tidak tinggal diam. Mereka gencar melakukan penyuluhan dan tes ke sekolah-sekolah, terutama kalangan remaja SMP dan SLTA. Fokus ini bukan tanpa alasan. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri yang rawan terpapar pengaruh negatif jika tidak diarahkan dengan benar.

Baca Juga :  Saat Kunjungi Sekolah, Kadisdik Terkejut, Rupanya Ini Masalahnya! 

Namun, upaya ini bukan tanpa hambatan. Penyuluhan harus bersentuhan dengan nilai agama, budaya lokal, dan pendekatan psikologis yang tepat. Tidak semua orang tua siap menerima kenyataan bahwa anak mereka berisiko, dan tidak semua guru mampu memberikan pendidikan kesehatan seksual secara efektif.

Mengurai Benang Kusut Pencegahan HIV

Kisah HIV di Batubara bukan hanya soal angka. Ini adalah tentang bagaimana masyarakat menghadapi perubahan sosial, bagaimana pemerintah menjembatani pendekatan medis dan budaya, dan bagaimana kita semua pihak baik sebagai orang tua, guru, tokoh agama, hingga pemimpin daerah bisa bersatu untuk melindungi masa depan generasi muda di Batubara khususnya.

Seperti pesan Bupati Baharuddin, “Dibutuhkan sinergitas dan kolaborasi semua elemen masyarakat.” paparnya.

HIV bukan hanya penyakit medis, tapi cermin dari dinamika sosial dan nilai-nilai yang tengah diuji. Perang melawan HIV di Batubara baru saja dimulai. Dan ia membutuhkan kita semua bukan untuk menghakimi, tapi untuk merangkul, membimbing, dan melindungi. Semoga… ***

Berita Terkait

Rijali dan Gratifikasi
Zamal Minta Pengadilan Kisaran Putuskan Perkara Atas Nama Tuhan
Sejarah Kelam Lobang Jepang Bukit Tinggi
Pesona Keindahan Pantai Air Manis Padang, Tarik Wisatawan
Kisah Pilu Ayah dan Anak, 10 Tahun Naik Motor dari Malaysia ke Singapore Hanya Jenguk Anaknya di Penjara
Ida Dayak dan Budaya Pengobatan Alternatif
Anda Harus Tau 3 Level Puasa Ini di Bulan Ramadhan
Akhirnya Guru dan Wali Murid Berdamai di Desa Mesjid Lama
Berita ini 87 kali dibaca
Kolaborasi Melawan HIV: Seruan Bupati Batubara di Tengah Lonjakan Kasus...

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 12:44 WIB

Kolaborasi Melawan HIV: Seruan Bupati Batubara di Tengah Lonjakan Kasus

Selasa, 2 April 2024 - 23:25 WIB

Rijali dan Gratifikasi

Sabtu, 4 November 2023 - 12:38 WIB

Zamal Minta Pengadilan Kisaran Putuskan Perkara Atas Nama Tuhan

Kamis, 27 April 2023 - 06:48 WIB

Sejarah Kelam Lobang Jepang Bukit Tinggi

Rabu, 26 April 2023 - 18:48 WIB

Pesona Keindahan Pantai Air Manis Padang, Tarik Wisatawan

Berita Terbaru

Asahan

Pemkab Asahan Sabet Juara Umum Imunitas Awards 2025

Jumat, 18 Jul 2025 - 09:33 WIB

BATUBARA

Terkait Kasus Dana BTT, Eks Kadinkes Ditahan Kajari Batubara

Jumat, 18 Jul 2025 - 02:25 WIB

BATUBARA

Kepala BNN Batubara Arnis Mengaku Ogah Digoda

Kamis, 17 Jul 2025 - 12:44 WIB