Zulnas.com, Batubara — Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Batubara, Ilyas Sitorus mengatakan ada empat program pokok kebijakan pendidikan yang diharapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim akan menjadi arah pembelajaran di Indonesia ke depan.
Keempat program tersebut adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 lembar, dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
Hal tersebut disampaikan Ilyas Sitorus dalam paparannya saat membuka Seminar Pendidikan Batubara Merdeka Belajar, di Aula SMK Swasta Budi Dharma, Indrapura, Kabupaten Batubara, Selasa (3/3/2020).
Menurut Ilyas, salah satu hal yang paling banyak menarik perhatian para guru dari konsep Merdeka Belajar adalah pernyataan Menteri Nadiem tentang RPP 1 lembar.
“Dari sejumlah percakapan dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam berbagai kesempatan, banyak permintaan pelatihan tentang bagaimana membuat RPP 1 lembar”, kata Ilyas.
“Guru-guru merasa perlu mendalami terlebih dahulu apa masalahnya, dan apa yang sebenarnya akan dituju dengan kebijakan tersebut. Sebab sangat penting bagi pengawas, kepala sekolah, dan guru memahami esensi RPP 1 lembar”, imbuh pria yang akrab disapa Ncekli tersebut.
Dengan pemahaman yang baik, lanjutnya, mereka akan dapat melakoni tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan benar. “Apabila ada bias maka dalam pelaksanaannya akan muncul kebingungan yang berakhir pada keputusasaan dan kebosanan, serta pesimisme”, ujarnya.
“Apalagi bila kebingungan ini berakhir pada pemberlakuan praktik-praktik yang lama. Maka seluruh wacana menarik ini dipastikan akan menjadi sia-sia. Itu karena pengawas, kepala sekolah, dan guru tak faham, sehingga tak mampu menerapkannya”, tambah pria berkumis yang saat ini sedang mengikuti perkuliahan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan (Unimed) Program Doktor Manajemen Pendidikan tersebut.
Di akhir paparannya Ilyas menjelaskan, dari pengalaman dan harapan sekolah-sekolah yang belum tersentuh diseminasi program Tanoto Foundation, mulai tahun 2020 semua kecamatan yang ada di Batubara akan mendapatkan hal yang sama dari program PINTAR Tanoto Foundation.
“Disamping itu juga penyempuranaan Nomenklatur Satuan Pendidikan di Kabupaten Batubara dalam waktu dekat akan selesai, dan menjadi Peraturan Bupati (Perbup) Batubara”, pungkasnya.
*Banyak Tanya, Coba, dan Karya
Sementara nara sumber pada seminar tersebut, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si, menyampaikan hal yang berkaitan dengan literasi data. Yaitu kemampuan untuk membaca, menganalisis dan menggunakan informasi di dunia digital dan literasi teknologi.
“Bagaimana kita memaknai cara kerja mesin, aplikasi teknologi serta literasi manusia, yaitu humanitas, komunitas dan desain. Untuk semua literasi ini sudahkah kita siap memulainya?”, tanya Ibnu.
Sebelumnya Trainner Tanoto Foundation, Jefry Sipayung dalam paparannya mengatakan, tujuan pendidikan itu sebenarnya untuk memaksimalkan potensi, membangun kemandirian dan tidak menjadi beban di masa depan.
Menurut Jefry, merdeka belajar itu adalah banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya. Oleh karenanya Jefry mengajak kepada sekolah untuk membangun budaya belajar inovatif dengan mengembangkan pembelajaran aktif, pertanyaan bersifat HOTS dan LK, serta lingkungan belajar efektif dan mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah dan meningkatkan peran serta masyarakat”, ujar Jefry.
Hadir pada kesempatan tersebut Ketua APSI Sumatera Utara Ahmadi Lubis, Ketua Dewan Pendidikan Batubara Dwito Risman, PGRI, Ketua APSI Kabupaten Batubara Ropin Sigalingging, Kemenag Syahri Mauluddin, Kacabdisdik Sumut Jumadi, Abdul khadi, Korwas Kabupaten Batubara, Asman Ketua MKKS, Ketua K3S, Ka. SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, Dosen Umimed Medan/Rektor Universitas Asahan, Ferry Sipayung M.Pd., Trainner Tanoto Foundation dan DR. Yusuf Panyalau, ST, MT., Widyaiswara LPMP Medan. ***muis