Zulnas.com, Batubara — Nahkoda Rahmad dan adiknya Mahmud anak Jalaluddin lahir di celah Rahmad negeri India. Mekera mulai berlayar, merantau dan menetap di negri Bogak (saat ini desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sumut).
Perniagaannya tercatat dari Betawi hingga India menggunakan sampan layar. Istrinya cek hitam zawziah ikut dalam pelayaran itu.
Hampir seluruh pelabuhan di sepanjang jalur perniagaan itu pernah disinggahinya. Begitu banyak orang dikenal dan mengenalnya. Nahkoda Rahmad bertubuh tinggi dan berkulit putih. Beliau pandai baca tulis huruf Arab Jawi.
Ketika itu, nahkoda Rahmad menempah kapal motor kepada orang Inggris yang dikenalnya di pulau penang. Sudah banyak uang yang diberi, saat yang dijanjikan tiba, kapal motor yang dipesan tak kunjung datang. Nahkoda Rahmad tertipu.
Cukup lama nahkoda Rahmad tak berlayar. geram, kesal berkecamuk tak tentu memikirkan prilaku orang kulit putih yang menipunya.
Nahkoda Sulaiman anak buah kapal (ABK) nya datang membujuk. Barulah nahkoda Rahmad berlayar kembali ke Betawi. Dari sini dibawanya belacan dijual ke Singapura. Sesekali dia singgah di kampung halamannya Bogak.
Ramai orang datang melihat apa yang dibawa nahkoda Rahmad.
(Sampai saat ini disebut boting belacan yang diganti jadi pantai laksamana. Dahulu Bogak dan Bagan luar bersatu tanah).
Dalam perjalanan pulang ke Bogak, nahkoda Rahmad singgah di Serdang. Ketika itu negeri Serdang kedatangan Sultan Deli Tengku Alamuddin perkasa alam. Kedua sultan meminta nahkoda Rahmad jadi pembesar negerinya. Mengapa tidak?
Berpengalaman, bersahabat dengan banyak orang, tahu seluruh semenanjung dan tahu tulis baca. ***ET