Zulnas.com, Batubara — Pelabuhan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Sumut dibawah Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berbilang tahun tak beroperasi, Senin (11/1/2021).
Pelabuhan yang terletak di Ujung Jalan Merdeka Kecamatan Tanjung Tiram juga selalu disebut masyarakat setempat pelabuhan bom hanya beberapa bulan beroperasi setelah dibangun 10 tahun yang lalu.
Pelabuhan yang dibangun dengan dana milyaran rupiah ini hanya dihuni beberapa orang pegawai saja. Halamannya terkesan kurang terurus, menjadi tempat parkir kenderaan dan transit bahan bangunan masyarakat yang berada di seberang pelabuhan.
Kepala Wilayah Kerja pelabuhan Tanjung Tiram Sutriono mengatakan pelabuhan ini pernah beroperasi beberapa bulan sejak dibangun, tetapi karena alur sungai pantai laksamana dangkal di waktu air pasar surut pemilik kapal penumpang Batubara – Port Klang menghentikan operasionalnya.
Setiap tahun permohonan pengerukan alur sungai diajukan beliau ke pusat. Namun hingga kini belum terealisasikan.
“Tiap tahun kita ajukan permohonan pengerukan alur sungai, tapi sampai kini belum terealisasikan oleh pemerintah pusat,” Kata Sutriono kepada zulnas.com diruang kerjanya, Senin (11/1/2021).
Sedangkan pendapatan dari pengelolaan parkir di pelabuhan itu di setor juga ke pusat. Sementara material bangunan milik masyarakat beliau mentolerirnya karena digunakan sebagai transit sesaat.
Sekedar diketahui, Pelabuhan Tanjung Tiram awalnya pelabuhan yang dibangun pemerintah Belanda.
Kedatangan pasukan jepang tahun 1942 ke Sumatera timur melalui pantai perupuk yang hanya berjarak belasan mil dari pelabuhan Tanjung Tiram.
Belanda membom pelabuhan itu karena khawatir dimanfaatkan oleh bala tentara Jepang.
Suara dentuman penghancuran pelabuhan itu terdengar masyarakat sekitar seperti suara bom yang dijatuhkan.
Masyarakat setempat berharap Dirjen Perhubungan Laut memperdalam dengan mengeruk alur sungai agar transportasi kapal penumpang Batubara – Port Klang Malaysia bisa beroperasi kembali. ***Et