Zulnas.com, Batubara, – Situasi internal Partai Gerindra di Kabupaten Batubara tengah menjadi sorotan publik. Pernyataan kritis yang disampaikan oleh Andi Lubis yang mengaku sebagai Koordinator Wilayah Gerindra Masa Depan (GMD) untuk Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai menggugah perhatian kader dan pengurus partai, setelah ia menilai kinerja DPC Partai Gerindra Batubara stagnan dan perlu dievaluasi menyeluruh.
Dalam sebuah pertemuan yang digelar Selasa (02/07/2025), Andi Lubis secara terbuka mempertanyakan lambannya penunjukan pimpinan wakil ketua DPRD Batubara dari kader Partai Gerindra, posisi strategis yang menurutnya sangat penting untuk memperkuat pengaruh politik partai di lembaga legislatif daerah.
“Sudah terlalu lama kekosongan ini dibiarkan tanpa kejelasan. Ada apa sebenarnya dengan DPC Gerindra Batubara? Apakah partai ini masih dijalankan dengan visi kebangsaan, atau sudah berubah menjadi alat untuk kepentingan pribadi?” ujar Andi dengan nada tegas.
Andi bahkan menyatakan siap melaporkan kondisi ini langsung ke DPP Partai Gerindra. Ia menilai bahwa DPC saat ini tidak lagi menjalankan semangat perjuangan partai seperti yang ditekankan dalam pendidikan politik GMD.
Namun, pernyataan Andi segera mendapat respons keras dari kader Partai Gerindra lainnya. Mhd Arfai, Ketua Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Kabupaten Batubara sekaligus Kader Gerindra Masa Depan, menyayangkan pernyataan tersebut dan menyebut Andi Lubis bukan lagi bagian dari struktur resmi Gerindra.
“Saya sudah konfirmasi ke pengurus pusat. Saudara Andi Lubis sudah dicoret dari daftar alumni GMD karena menyalahgunakan nama GMD. Dia juga bukan Korwil GMD sebagaimana diklaimnya,” tegas Arfai.
Lebih lanjut, Arfai menjelaskan bahwa GMD bukanlah organisasi terpisah, melainkan program pendidikan dan kaderisasi yang digagas oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
“GMD bukan wadah politik baru. Itu adalah bagian dari proses pembinaan kader, bukan untuk dimanfaatkan sebagai alat menggugat struktur partai,” tegasnya.
Terkait isu kekosongan posisi Wakil Ketua DPRD Batubara, Arfai memastikan bahwa DPC telah menjalankan prosedur internal sesuai aturan partai.
“DPC sudah mengajukan nama calon ke DPP. Jadi, tudingan bahwa DPC tidak bergerak itu tidak berdasar. Kita semua menunggu proses di DPP. Jangan gaduh hanya karena ambisi pribadi,” pungkas Arfai.
Situasi ini menunjukkan adanya dinamika internal di tubuh Partai Gerindra Batubara menjelang kontestasi politik ke depan.
Meskipun perbedaan pandangan muncul, harapan besar publik tetap tertuju pada soliditas dan konsistensi partai dalam mengawal kepentingan rakyat, terutama melalui jalur legislatif dan eksekutif.
Apakah DPP akan turun tangan melakukan evaluasi terhadap DPC, atau justru akan menertibkan oknum yang dinilai menyimpang dari garis organisasi, menjadi pertanyaan penting yang patut ditunggu jawabannya. Entahlah, kita tunggu keputusan dari partai penguasa itu. (Dan).