Zulnas.com – Pusaran meliuk mirip ular yang dipotret Very Large Telescope Imager and Spectrometer for mid-Infrared (VISIR) milik European Southern Observatory (ESO) merupakan sistem bintang bertiga yang di masa depan dapat menghasilkan ledakan sinar gamma berbahaya, salah satu peristiwa paling dahsyat di alam semesta.
Namun tenang saja, para astronom memperkirakan ledakan itu tidak ditujukan ke Bumi, melainkan ke tempat lain di alam semesta. Sistem bintang itu secara resmi dinamai 2XMM J160050.7-514245. Namun para ahli menjulukinya Apep, sebuah nama yang terinspirasi dari nama dewa ular Mesir. Seperti yang kita lihat, sistem bintang itu melingkar mirip ular dan dikelilingi kilauan berapi-api.
Dalam sistem bintang Apep, ada sistem bintang ganda Wolf-Rayet, dan inilah yang memicu ledakan paling ekstrem di semesta. Tak lain, ledakan sinar gamma berdurasi panjang.
Ledakan sinar gamma merupakan salah satu ledakan dasyat yang ada di alam semesta. Ledakan sinar gamma bisa berlangsung sangat cepat, hanya berdurasi perseribu detik sampai beberapa jam.
Selama ledakan sinar gamma terjadi, energi yang dilepaskan sama dengan energi yang dihasilkan Matahari selama seluruh hidupnya. Ledakan sinar gamma dikategorikan memiliki durasi panjang jika terjadi lebih dari dua detik.
Sebagian bintang masif berevolusi menjadi bintang Wolf-Rayet pada tahap akhir hidupnya. Kehidupan bintang Wolf-Rayet termasuk singkat, hanya beberapa ratus ribu tahun. Setara degan kedipan mata kalau dalam skala waktu kosmologi.
Selama menjadi bintang Wolf-Rayet, sejumlah besar materi dilontarkan dalam bentuk angin antar bintang yang sangat kuat. kecepatannya jutaan kilometer per jam. Angin bintang sistem Apep diketahui bergerak dengan kecepatan jutaan km/jam.
Saat inti bintang runtuh, hal ini memicu terjadinya ledakan sinar gamma durasi panjang. Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature Astronomy, Senin (19/11/2018), para ahli melaporkan bahwa Apep adalah kandidat tepat untuk ledakan semacam itu, menjadikannya sistem bintang pertama dari jenisnya yang ditemukan di Bima Sakti.
“Lingkaran panjang itu hasil dari angin bintang yang bergerak menjauh dari sistem biner dengan kecepatan 3.400 km/detik,” tulis para ilmuwan seperti dilansir Live Science, Senin (19/11/2018).
Studi itu mengatakan, bintang Wolf-Rayet harus berputar dengan sangat cepat untuk melepaskan semua energi yang dimilikinya.
Ahli tidak mengetahui pasti apa yang menyebabkan perputarannya sangat cepat. Mereka hanya meyakini, perputaran itulah yang berperan menghasilkan ledakan sinar gamma.
Bintang Wolf-Rayet berputar dengan cepat hanya beberapa ratus ribu tahun dan hanya sedikit yang dapat menghasilkan ledakan sinar gamma. ***kompas/Gloria