Zulnas.com, Batubara — Sebuah bangunan bertembok beton kokoh berdiri tinggi, kontruksi bangun yang tinggi sulit untuk dipanjati, banyak warga penasaran akan isi, pertanyaan yang melintas dipikiran warga, Ngapain saja mereka didalam sana?
Pernyataan itu menjadi pembahasan saat silaturahim zulnas.com dengan kepala Kalapas Labuhanruku Kelas IIA EP Prayer Manik diruang kerjanya, Desa Pahang Kayu Ara Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Kamis (28/7/2022) lalu.
Kalapas mempertegas bahwa didalamnya terdapat banyak anak manusia, bak negara dalam negara, lebih tepatnya, Kalapas menyebut bangunan gedung yang megah itu adalah Bak Miniature Kecil Kabupaten Batubara.
“Memang banyak orang bertanya, “Ada apa saja didalam sana? ngapain saja hari-hari mereka disana,” begitu katanya.
EP Prayer Manik menjelaskan bahwa kegiatan didalam lapas sesungguhnya tak jauh berbeda dengan kegiatan di luarnya. Jika misalnya sebuah Kabupaten Batubara, dipimpin oleh kepala daerah, ada masyarakatnya, ada pemerintahan dan ada program kerja untuk kesejahteraan warga.
Baca : Kalapas Labuhan Ruku Diganti, Dari Yan Rusmanto Jadi EP Prayer Manik
Didalam sini, kata Manik, juga sama, terdapat warga binaan, ada Pasilitas rumah ibadah mesjid, ada gereja, ada gapuranya, itulah kenapa lapas ini adalah sebuah negara kecil yang penduduknya butuh binaan untuk memperoleh kebaikan hidup yang lebih baik demi masa depan mereka.
Merubah Mindset
Membangun pola pikir memang cukup penting, alasannya, pola pikir adalah hal penting yang mempengaruhi kinerja. Namun, kita sering kali mengabaikannya.
Jika pikiran kita tidak dilatih secara berkala, kita akan mudah memasukkan perkataan orang lain ke dalam pola pikir. Seorang pakar dunia pernah mengatakan bahwa Melatih pola pikir rata-rata menjadi pola pikir yang hebat sama dengan mengubah postur tubuh yang gemuk menjadi ramping.
Jadi, rencanakan dan lakukanlah, tidak semua orang memiliki pola pikir yang sama. Ada orang yang memiliki pola pikir rata-rata atau pola pikir hebat. Pola pikir adalah pandangan kita akan satu hal.
Kongkritnya, Pola pikir menentukan cara kita melihat diri sendiri, keadaan diri saat ini dan keadaan dunia sekitar. Pola pikir juga akan menentukan cara kita bertindak saat menghadapi tantangan.
“Kadang-kadang, orang gak mau pening, dan masih ada tipikal dipikiran kita itu menggampangkan semuanya, misalnya, ah mencuri ajalah, paling kalau ketahuan ditangkap masuk penjara,” ujarnya Ep Prayer Manik.
Baca : Dampak Pandemi, Narapidana Yang Masuk Program Asimilasi Bakal Bebas
Hal-hal yang semacam itulah, yang kemudian harus dirubah. Jika misalnya dia mau berwirausaha, maka buat aja usaha mandiri, sekarang ini peluang apapun sudah terbuka, tinggal niat kita mau buat usaha apa, usaha apa aja. Begitu katanya.
Penjara Adalah Keputusan Terakhir
Sekarang ini, Kalapas menjelaskan bahwa pemerintah sudah memberlakukan regulasi tentang restorasi justice (RJ), dimana, untuk perkara-perkara yang ringan pemerintah menekankan penyelesaian dilakukan dengan cara perdamaian dan musyawarah atau RJ.
Sebenarnya, kata Manik, setiap perkara-perkara yang ditangani oleh penegak hukum punya ruang untuk dilakukan mediasi. Karena, kadang kala masalah itu terjadi saat seseorang dalam keadaan emosi atau panik, sehingga muncul perbuatan yang mengakibatkan permasalahan itu terjadi.
“Kadang kala masalah itu terjadi karena silap, kemudian lapor polisi, diproses, dan diharapkan polisi juga harus mengedepankan prinsip mediasi sehingga tidak semua perkara berujung masuk jeruji besi,” tegas EP Prayer Manik.
Over kapasitas
Kalapas Labuhanruku EP Prayer Manik menjelaskan kondisi lapas hari ini sudah over kapasitas. Jumlah warga binaan yang Ideal berkisar hanya 500 an warga. Namun, faktanya, jumlah warga binaan yang ada didalam lapas Labuhanruku berkisar 2.145 jiwa.
Jika dihitung, angka over kapasitas Lapas mencapai 400 persen dari jumlah yang ideal. Sehingga, dengan kondisi itu, kehidupan dilapas sudah upnormal.
Baca : Kalapas Sebut Napi Residivis Tidak Dapat Jatah Asimilasi
“Idealnya jumlah angka 500 itu dianggap sudah sesuai dengan jumlah pegawai yang ada sekarang ini, namun faktanya 2.145 itu, sedangkan jumlah pegawai jauh lebih kecil dari jumlah yang dibina. Ini masalahnya,” tegas EP Prayer Manik.
Program Asimilasi Dirumah
Saat ini, kata Manik, pemerintah melalui peraturan menteri hukum dan ham (Menham) sudah menertibkan regulasi baru soal aturan tentang warga binaan.
Aturan tersebut menerangkan pada perkara-perkara tertentu, pihak lapas sudah bisa menerapkan asimilasi dirumah atau semacam bebas atau cuti bersarat pada perkara-perkara tertentu.
Misalnya pada perkara Narkotika, di Peraturan Pemerintah nomor 99 hukuman yang diatas lima tahun itu tidak dapat remisi sebelum dia bayar subsidernya. Sehingga akibat aturan itu, kondisi lapas terus menerus memuncak.
“Ibarat botol terus menerus diisi, maka masuknya mudah, keluarnya susah,” kata Manik.
Namun, putusan hukuman pada perkara-perkara norkotika pada umunya dibawah lima tahunan, sehingga, dengan aturan itu, banyak narapidana kita keluarkan sesuai dengan regulasi asimilasi dirumah.
Baca : Lebaran Idul Fitri, 1.263 Narapidana LP Labuhan Ruku Dapat Remisi
“Tahun lalu sudah ada seribuan narapidana yang mendapat program asimilasi, sehingga kondisi lapas kita berangsur- angsur longgar,” tegasnya.
Butuh Dukungan Pemda Batubara
Sejauh ini, kondisi Pasilitas yang ada dilapas Labuhanruku kelas IIA kondisinya masih belum memadai. Pasokan air payah, sehingga kami terpaksa harus memada-madai agar kondisi lapas tetap tenang dan jauh dari keributan.
Pada kondisi itu, Lapas berharap dapat dukungan anggaran dari pemerintah Kabupaten Batubara. Dukungan tersebut diharapkan dapat membantu sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan lapas didaerah setempat.
Tahun 2022 ini, kata EP Prayer Manik, Lapas Labuhanruku memang sudah mendapatkan dukungan anggaran dari pemerintah Kabupaten Batubara untuk pembangunan musholla.
“Dukungan anggaran itu, diperuntukkan untuk pembangunan sarana ibadah, tetapi sesungguhnya kami saat ini membutuhkan sumber bor untuk mendapatkan pasokan air, kalau misalnya bisa dirubah, ini sangat membantu kami,” kata EP Prayer Manik. ***Red